Senja, kau tahu?
Hujan datang beberapa saat setelah kau menghilang.Aku akan tunjukkan betapa lebatnya ia membuat basah tanah dan pohon.
Aku bertadah berusaha memegangnya. Meski ku tahu, fungsi kehadiran nya hanya menjadi pelengkap saat awan bermega gelap.
Hujan malam ini, beriring sahutan kilat yang berhujam pada awang.
Ia ingin menunjukkan bahwa,
Tiap-tiap diri kita memiliki kekuatan.
Baik untuk melawan atau hanya menunjukkan.Hujan malam ini, begitu lama.
Menyelam dalam gelapnya malam.
Menggantikan posisi bintang.
Menjadi ungkapan perasaan.Kau tahu, senja?
Kehadiranmu memang dinanti, tapi sesekali itu tak berarti.Dan, Hujan!
Kedatangan mu banyak mengundang kecaman, meski tak sedikit pula yang bersenang.Senja, Hujan malam ini. Jangan kau salahkan dia, atas bisingnya dalam indera bergendang.
Hujan, maafkan senja yang selalu menghilang.
Dan kau, Senja.
Jangan kembali jika hanya untuk memberi pengharapan yang pasti terbengkalai kembali.Senja, kau dan Hujan. Adalah dua perdebatan dalam ego dan perasaan.
Kau dan Hujan, adalah paduan keinginan ku dalam kegelapan.Kau dan Hujan. Dua ungkapan yang aku nantikan, aku ingin pertahankan.
Dan tak ingin ku lepaskan.Meski pada akhirnya aku harus memiliki keputusan. Untuk memilih satu meski terasa menyakitkan juga menyesakkan.
Hujan sehabis Senja.
...
Salam hangat penulis 🤗
🖋️_Fitri_✒️
😊😊😊
YOU ARE READING
Sajak Larik
PoesíaPerasaan bukan hanya soal bahagia, cinta, suka. Tapi, juga soal duka, cita, dan pilu. manakah yang tengah dirasamu? mari berbagi rasa hati dengan untaian kata dari hati. Salam Hangat Penulis _Fitri_ 😊😊😊