Part 1

22.9K 517 19
                                    


Hai kak, sebelum membaca, aku ingetin buat kakak semua, janganjadi silent reader ya ...
Vote or komen agar kita terasa dekat. Thanks

- Hamil Dengan Jenazah -
(Kisah nyata)

Prolog : Kehidupan rumah tangga Gavin dan Vania tak harmonis sejak malam pertama pernikahan mereka. Ada satu kekurangan pada Vania yang tak bisa Gavin terima. Ada apa sebenarnya?
============================

"Kapan kamu bisa 'memanusiakan' aku Mas?"

"Andai kamu jujur sebelum nikah sama aku, Aku ga akan pernah nikahi kamu!"

Selalu saja!
Pertanyaan yang sama, dengan jawaban yang sama. Entah berapa kali, dialog itu terucap diantara kami.

"Terus mau kamu apa, Mas? Kalau kamu masih ga bisa menerima kekuranganku, aku rela kamu menikahi wanita lain. Aku iklas!"

"Nikahi wanita lain? Kamu pikir gampang berbuat adil?" ucapnya, bersama tangan kanan meraih tas kerja. Dia melenggang dan menghilang, setelah melewati pintu depan.

Perih.

Kuelus perut yang semakin membesar, dan mahluk mungil di dalam sana, menyambut dengan tendangan. Sinar mataku melanglang, berkelana kesetiap sudut ruangan. Ruang keluarga di rumah mewah ini, seoalah menjadi saksi, betapa hatiku selalu tersakiti.

Pukul tujuh pagi. Layar ponsel terus kupandangi. Seorang wanita dengan balutan kebaya, duduk berdampingan dengan suamiku tercinta. Foto lama dan tak terlalu mesra, namun ada cinta yang terlihat diantara mereka. Dialah Kirana, seorang 'hantu' dalam rumah tanggaku, yang akan kuminta menjadi 'madu'.

"Mungkin dengan mereka bersatu, suamiku takkan lagi mengungkit kekuranganku," batinku.

Dua jam berfikir, kuputuskan untuk berkemas. Kuhela nafas, mencoba tegar dan iklas. Berbagi suami, memang tidaklah mudah. Tapi hidup sebagai istri yang tak dianggap, juga tak indah.

***

11.00 wib

Loby perusahaan tempat Kirana bekerja, berdinding kaca. Dari luar, terlihat dua set sofa, tanpa seorangpun mendudukinya. Juga satu meja informasi yang dijaga seorang wanita. Pemandangan ruang sepi itu, sedikit melegakan dada, mengingat yang akan kubicarakan dengan wanita itu bukanlah hal biasa.

Satu langkah kedepan, satu keberanian kukumpulkan.

"Mba, saya Vania. Bisa bertemu Mba Kirana, sebentar?" tanyaku pada wanita di belakang meja informasi.

Resepsionis cantik itu berdiri, "Mba Kirana? Bagian apa?"

"Staff Logistic. Export-Import."

"Saya hubungi dulu ya, bu."

Wanita ramah itu, mulai sibuk dengan telfon duduk. Beberapa saat kemudian, harapanku bersambut, "silahkan tunggu di kursi tamu. Bu Kirana sedang menuju kesini."

Senyumku terkembang dalam niqob, menyambut perasaan lega. Namun masih belum terpikir, harus mulai mengutarakan niat dari mana.

Gelisah menggerayang, sofa yang empuk tak dapat membuat nyaman. Ragu. Apakah sudah tepat keputusanku, untuk menjadikannya madu?

HAMIL DENGAN JENAZAH ( Judul Lama : Khilaf )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang