🌚SelamatMembaca🌚
°
°
°Ali, yang sedang ada di, dalam kelas. Berdecak kesal melihat, kedua orang yang. Sedang bertengkar.
"Lu, berdua bisa Gasih. Gausah ribut berisik tau." Bento melihat, kearah temennya, lalu cengengesan.
"habis, gue kesel Li sama ini si Bani. Maen nganbil makanan gue."tunjuk bento kesel Bani Mendengus kesal,
"serah,elu dah bentol."
"Bento, bukan bentol."koreksinya. Bani hanya memutar bola matanya malas, lalu keluar dari kelas, dari pada dia di kelas mending ketemu sama kekasihnya,
"Li, kantin yuk."ajak Bastian Ali mendongakan, kepalanya,
Ali, keluar bersama Teman-temannya, menyusul Bani yang terlebih dahulu keluar. Siswi-siswa, pada menatap kearah mereka terutama kaum hawa. Siapa yang tidak kenal dengan, bani, Bastian. Bento, Leon, Ali. Mereka semua hampir, semua kaum hawa mengidolakan mereka semua, terutama Muhammad Ali Alvaro.
Siapa, yang tidak kenal dengan Muhammad Ali Alvaro, anak dari pemilik kampus ini, dengan wajah tampannya banyak Fans-fans yang, selalu menjerit ketika dirinya lewat.
"li, lu gak mau tebar pesona apa?,"
"tanpa, gue tebar pesona. Juga gue udah di gilai oleh seluruh kampus ini."balas Ali acuh
"iya deh, akang Ali,"ujar Bento Ali menjitak kepala Bento.
"Geli, anjir," Ali Mempercepat langkahnya, meninggalkan ketiga temannya.
****
Di belokan, menuju kearah kantin Ali Cs bertemu dengan Viona Cs."Li cewek. Elu tuh."bisik Bastian pelan Ali hanya menaiki bahunya acuh,
Viona, yang sedang berbicara pada keempat temannya, tersenyum manis, lalu Viona buru-buru merapihkan rambutnya.
"heh, udah rapih belum?,"
"udah, Vi udah cantik elu."balas Marisa Viona tersenyum menawan, setelah melihat Ali semakin. Mendekat,
"Hai, My Baby honey,"ucap Viona centil Ali merasa Mual seketika, dia harus sabar dengan. tingkah centilnya Viona, karena Taruhan bersama, keempat kawannya belum habis, masih ada 2 minggu lagi.
Kalau bukan, waktu itu, dia kalah dalam permainan Tod bersama Teman-temannya, ogah juga harus berpacaran sama Viona si cabe kampus, apa lagi selama 2 Minggu.
"ya."balasnya membalas senyuman, Viona dengan terpaksa.
"My Baby honey, mau kemana aku ikut ya sama kamu?."ujarnya manja membuat para sahabatnya, terkikik kecil melihat wajah tersiksa temannya.
"kantin, serah,"balasnya acuh lalu segera kembali melanjutkan jalannya, Viona mengekor kemana pun, pujaan hatinya pergi,
Ali, melihat Bani bersama Pacarnya, lalu kakinya membawanya kearah meja Bani, lalu mengambil tempat, duduk di sebelah Bani.
Bani melirik, keempat temannya yang bersama Viona Cs.
"ngapain, lu bawa ondel-ondel kemari Li?," Viona berdecak lidahnya, menatap wajah Bani, penuh kesal.
"apa? Emang elu ondel-ondelkan,"balasnya sewot Viona memilih diam, lalu matanya. Menatap wajah tampan kekasihnya,
"My Baby honey, Bani tuh ngatain aku. Masa wajah kaya model Giniii malah, di bilang ondel-ondel."adunya manja ali hanya, acuh lalu memesan makanan kepada Bu Elah,
"kalau, enggak ngerasa ngapain. Sewot sante aja."balasnya malas Viona merengut kesal, bukan ini yang dia harapkan jawaban. Dari ali,
"tau, lu santai saja kaya di. Pantai," Bastian Bergumam pelan, sebenarnya dia juga risih ada Viona disini apa lagi, marisa yang terus menerus gelondotan, di lengannya. Kan jadi risih!!
Alissa, terus menerus. memerhatikan wajah Leon yang, Gantengnya.tidak ada yang, bisa nandingin, apa lagi sedang diam kaya.Giniii tambah suka deh, Alissa, Leon yang menyadari, tatapan Alissa hanya acuh,
"Gue, risih kalau lu natap gue. Kaya gituh Alissa," leon akhirnya membuka suaranya, Alissa tersenyum Malu, karena tertangkap basah..
Leon, yang tidak suka dengan keadaan ini. Memilih pergi dari kantin, Leon memilih pergi ke Rooftop ketimbang.. Bersama temannya.
"Alissa, elu udah taukan kalau leon itu tipenya gak suka di perhatiin terlalu lama,"ucap Bento kesal Viona menyikut tangan Alissa,
"maaf."gumamnya pelan Alissa, melupakan hal itu, Leon itu orangnya dingin dan acuh pada sekitarnya, kehidupannya tertutup, selain temen-temennya saja yang tau tentang kehidupan Leon Dirgantara,
•••••
Sekarang, Ali dan yang lainnya, pergi menuju Rooftop, menyusul Leon. Ali sampai terlebih dahulu, lalu tak lama ketiga temannya. Pun sampai mereka berempat, duduk di kursi yang sengaja mereka sediakan,
"sendiri, aja Lu kesambet sama penghuni Rooftop, baru nyaho maneh,"tegur Bani menepuk bahunya leon.
"hm,"
Ali, mengambil rokok Malboro yang, ada di saku celananya, lalu menyalakan, Bensin. Setelah terlihat apinya Ali mengarahkan rokoknya, pada Api,
Ali, kembali memasukan bensin miliknya pada, celananya.
"Sampai, kapan elu pacaran sama Viona Li?," mata Elangnya melirik kearah Leon. Lalu menghembuskan asap rokok,
"sampai, jangka yang Lu pada kasih,"
Leon, mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
"jangan, sakiti hati. Perempuan Li walaupun kelakuan Viona kaya gituh, gimana pun dia tetap cewek," Ali hanya bergumam, pelan
"iya,"
Bento sibuk, dengan game Ml di hpnya. tidak memedulikan, obrolan antara Leon dan Ali..!
Begitu pun, dengan Bani, Bastian mereka sibuk dengan dunianya masing-masing. Rooftop adalah tempat, paling nyaman untuk, membolos seperti saat ini.
Mereka tidak, ikut dengan pelajaran kedua apa lagi, pelajaran kedua ini dosennya adalah Bu Lilis, dosen galak yang malas mereka temui.
Ali sibuk, memerhatikan. Kearah lapangan Matanya terus memerhatikan seorang, Gadis yang tidak dia tau namanya. Tersenyum tipis melihat tawa pecah, dari seseorang yang sedang dia perhatikan.
😃
👙
👢VOMENT dan Vote sebanyak-banyaknya
Hiyahiya:v
Jangan ada gelap di antara kita :>
WARNING ❎
Typo bertebaran di mana-manaSalam upin ipin <>
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra Cinta
Fiksi RemajaPLAGIAT DILARANG MENDEKAT🚫 FOLLOW Dulu SEBELUM BACA ‼ ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ "Cintaku setabah hujan di malam hari, tetap turun ke bumi meski ia tak menjanjikan pelangi." Prilly Aurellia Adhitama "Aku mencintaimu sebanyak hujan. Kau mencintaiku sesingkat sen...