Aku menatap gadis sederhana, dengan dengan rambut coklat gelap dan mata birunya yang sangat terang pada cermin oval di meja riasku.
Apakah aku jelek? Tidak.
Tetapi, apakah aku cantik? Tidak juga.
As simple as it sounds, aku hanyalah gadis sederhana dari kota kecil di Inggris. Tak ada satu hal pun yang dapat ku banggakan dari diriku, kecuali otakku yang untungnya memiliki daya tangkap yang cukup tinggi.
Aku merapihkan rambut lurusku dengan jari-jariku yang ramping, aku merasakan kelembutan di sela jariku karenanya. Rambutku aku biarkan terjatuh di punggungku.
Sepasang ketukan terdengar dari pintu kamarku, "Ree?" suara Mom memanggilku.
"Yes, Mom?" sahutku seraya menghampiri pintu dan memutar gagangnya.
Mata Mom berbinar dan bibirnya membentuk sebuah senyuman, "Zayn menunggumu dibawah."
Senyuman itu menular padaku, "Benarkah?" aku melompat kecil karena senang.
"Yes, sweetie. Oh God, finally my baby girl is growing up!" pekik Mom layaknya gadis remaja.
"Mom, berhentilah mempermalukanku!" ujarku sambil mengambil ransel dan menuruni tangga.
Penglihatanku menangkap Zayn yang sedang berbincang dengan kakakku, Joanne.
Bisa dibilang kalau aku adalah copy-paste dari Joanne, perawakan kami hampir sama dan umur kami hanya berbeda dua tahun. Di keluargaku hanya Mom yang berambut pirang dan hanya Dad yang bermata coklat.
Sedangkan aku dan Joanne memiliki rambut coklat Dad serta mata biru Mom. Dulu aku dan Joanne sering bertengkar, but now she's my bestfriend.
"There she is!" Joanne menepuk tangannya.
"Hi, Jo," sapaku datar.
Mata Zayn terpaku ke arahku, membuatku sedikit gugup. Aku hanya memakai t-shirt putih polos dengan jumpsuit berbahan denim yang tergantung sampai di atas lututku.
"You look cute," puji Zayn.
Oh my God! Seorang Zayn Malik baru saja memujiku! It's like living in a dream.
"Thanks," ucapku tersipu malu, "Let's just get to school, yeah?"
"Baiklah. Bye, Joanne, have a nice day," Zayn mengangguk ke arah kakakku.
"Thank you. Take care of my sister," Joanne tersenyum.
Saat aku mengikuti Zayn melangkah keluar Joanne menahan lenganku, "You got a hot boyfriend, Ree."
Why is my family keep saying that?
Aku memutar bola mataku, "He's not my boyfriend."
Even though I wish that he is.
_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_
A/N
Haii.. Makasih ya yang udah bertahan sampe sini, apalagi yang menyempatkan untuk mencet(?) tanda bintang :")
Aku bingung mau didedikasiin ke siapa lagi karena readers activenya udah aku dedikasiin semua. Sooo yeah..
Leave yer vote + comment, eh?
Love, karinamhrn xo
NEXT UPDATE: MINGGU, 25 JANUARI 2015
KAMU SEDANG MEMBACA
Him // z. malik [A.U]
Fanfiction"I admire every single thing about him." Mengagumi tanpa dicintai, itulah yang aku rasakan terhadap lelaki berdarah Timur Tengah ini. Book 1 of Zareniall Trilogy Rated PG Creative Commons (CC) November 2014 by plot-twister