1. Reynatha Ardhinia

11 3 0
                                    

"Hidup dalam permasalahan yang besar itu bagaikan berada ditengah-tengah labirin. Kalau jalan nya tepat kita akan menemukan jalan keluar. Tetapi jika jalan nya tidak tepat, maka kita akan tersesat."

🌛🌛🌛

Jam dinding berdetak sesuai irama, malam ini suasana kota bogor lumayan dingin. Rintik hujan yang membasahi bumi, membuat siapa pun yang merasakan nya hanya ingin tidur. Menarik selimut dalam-dalam, lalu memejamkan mata.

Reyna yang sedari tadi bergulat dengan selimut nya nampak kedinginan, padahal selimut nya sudah lumayan tebal.

"Argh," kicaunya saat merasakan dingin yang menusuk dipori-pori tubuhnya.

Sudah beberapa kali ia memejamkan mata, namun bayang-bayang masa lalu selalu saja menghampiri nya. Padahal ini sudah tahun ke 5 menginjak peristiwa itu. Ia hanya takut kejadian itu terluang lagi.

Mata Reyna menatap langit-langit kamarnya, kamar yang berwarna hitam dengan campuran warna abu-abu. Sudah bisa menggambarkan bagaimana dirinya. Sepi, kata yang mendominasi seorang Reyna.

Reynatha Ardhinia. Gadis manis yang kecantikan nya sudah tidak diragukan lagi. Pemilik mata sipit, hidung mancung, rambut hitam dengan panjang sepinggul. Menjadi idola di manapun ia berada, namun disayangkan. Reyna adalah gadis yang memiliki wajah datar, jutek dan dingin. Bahkan kencantikan nya tertutup dengan aura misteriusnya.

Sejak dimana kejadian itu terjadi, yang semula baik-baik saja. Namun kini jauh dari kata baik-baik saja.

Disaat diri nya sedang bergelut dengan pikiran. Tiba-tiba suara ponsel di nakas membuyarkan lamunannya.

"HALO REYNA LO DIMANA, UDAH BERKALI-KALI GUE CHAT GAK DIBALES. LO MASIH HIDUP KAN?" teriak penelpon tersebut.

"Iya," jawab Reyna singkat.

"Gila lo ya gue ngomong panjang lebar lo malah jawab iya doang, nyesek nya sampe ke paru-paru anjir." Suara yang penuh amarah dari ujung telpon itu membuat nya geram sendiri.

"Mau apa? Gue matiin ya," ancam Reyna kepada Keyra. Yups, yang menelpon Reyna barusan adalah Nadyran Keyra Alfiyani. Sahabat sejak ia masih menjadi janin, sampai meranjak dewasa saat ini.

Keyra adalah gadis yang begitu aktif. Gadis ini bertolak belakang dengan Reyna, ia adalah gadis yang ceria. Menurutnya, apapun keadaan nya kita harus tetap tersenyum.

Satu-satu nya orang yang selalu berada di dekatnya hanyalah Keyra.

"Gue ke apart lo sekarang, jangan ditinggal tidur. Nanti gue bawain makanan, babay Reyna cantique tapi tetep cantikan gue." Ucap Keyra sembari memutuskan telpon.

Reyna hanya berdecak sebal, pasal nya sahabatnya itu seenak jidat mematikan ponsel. Padahal ia sudah tahu, Reyna selalu berada di apart. Sekalinya keluar pun bersama Keyra.

Ah, lagi-lagi cuma Keyra yang menemani nya.

****

Semenjak Keyra mematikan ponsel Reyna langsung bergegas keluar kamar, menanti sahabat nya. Awalnya ia sangat malas untuk bangkit dari tempat tidur nya yang sudah memberikan kenyamanan. Tetapi sayang, kata terakhir Keyra membuat dirinya tergiur. Makanan, saat ini dirinya butuh asupan. Sejak siang tadi ia tidak memakan apapun. Perut nya sudah berbunyi meminta makan. Bukan nya ia tidak ingat, hanya saja ia malas untuk makan.

Kadang sahabatnya itu pengertian juga dengan nya, tau saja kalau ia sedang kelaparan. Ah, kalau lagi begini Keyra paling bisa di andalkan.

Reyna memang tinggal di apartement, sejak diri nya menduduki bangku kelas 3 SMP. Sampai sekarang, andai saja kejadian itu tidak terjadi pasti ia sudah hidup bahagia bersama keluarganya. Menikmati makanan yang dibuat sang Bunda, lalu diantar sekolah oleh Ayah. Nyatanya, itu hanya perandaian. Bukan kenyataan, tapi tak apa. Setidaknya disini jauh lebih nyaman ketimbang ia berada dirumah.

Sejak 5 tahun yang lalu ia memang selalu menghabisi hidup nya di apartement, sering sekali Kyera menginap atau diri nya yang menginap di rumah Keyra.

Harapan yang sudah ia bangun sejak kecil, hidup bahagia. Ah lagi-lagi ia selalu berharap, semua memori baik buruk nya kenangan sangat jelas terekam oleh otaknya.

"Duaarrrrrr," ucap Keyra mengagetkan Reyna.

Namun Reyna tidak terkejut sama sekali, membuat Keyra sebal sendiri. "Ah Reyna kok gak kaget sih, gue tuh ya udah berusaha bikin lo kaget. Tapi muka lo b aja kayak plat nomer jakarta,"

"Udah ngomong nya? Gue laper," ujar Reyna menampangkan muka kelaparan nya.

"Uhh lucu banget sih muka lo, sumpah lucu banget. Jadi pengen nabok," ucap Keyra sembari mencubit kedua pipi Reyna. Namun Reyna hanya mendengus sebal.

"Tuh nasi goreng spesial pake telur satu, ditambah sama yang buat nya ganteng. Sumpah Reyn yang buatin ganteng banget," kagum Keyra sembari senyum-senyum sendiri.

"Dasar, tukang nasi goreng aja dipepet. Lama-lama tukang gali kubur juga lo pepet," ujar Reyna lalu meninggalkan Keyra diruang tamu.

"Dasar sahabat laknat bukan nya bilang makasih malah ngegrutu sendiri, ah gak asik lo mah Reyn." Kesal Keyra menghampiri Reyna dimeja makan.

"Makasih," ucap Reyna singat. Namun dibalas senyuman oleh Keyra, sebenarnya Keyra memang tidak bisa marah dengan Reyna. Karena sedari kecil ia selalu berdua, bahkan Keyra sudah menganggap Reyna sebagai kakak nya. Walaupun jutek begini, Reyna paling mengerti Keyra.

🌬🌬🌬

HOLLA GAESSS, AKU DATANG MEMBAWA SOSOK BARU SEKALIGUS CERITA BARU.

SAY HAY DULU DONG KE REYNA👏

Happy Reading Enjoy🖒

Bogor, 14 Desember 2019.

Heart, Are You Okey? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang