"Aku akan menunggu, seperti dinginnya pagi menantikan hangatnya mentari."
Kisah ini bercerita tentang usaha seorang gadis ceria yang mempunyai jantung lemah, yang bisa sewaktu-waktu berhenti berdetak menunggu cinta masa kecilnya kembali mengingatnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aditya!!!" teriak Nada dari koridor sekolah
Semua siswa yang sedang berjalan keluar kelas menoleh ke arah sumber suara. Teriakan Nada cukup memekakan telinga. Terlebih lagi bagi Adit.
"Tunggu!"
Nada tidak memperdulikan pandangan dari semua pasang mata saat ini, ia berlari mengejar Adit yang sudah berjalan meninggalkannya dan tak memperdulikan panggilan Nada.
"Cepet banget sih jalannya"
Nada mencoba menyelaraskan langkahnya dengan Adit. Adit tetap diam dan terus berjalan
"Gue mau minta nomor ponsel kamu"
Nada berhenti tepat dihadapan Adit dan langsung menyodorkan ponselnya dengan senyum terukir indah di bibirnya.
Adit mengangkat alisnya sebelah, dan menghembuskan nafas dengan kasar.
"Lo ngapain sih ngikutin gue terus!!"
"Kita kan teman sekarang. Dan aku mau minta nomor ponsel kamu" Nada masih setia menyodorkan ponsel miliknya.
"Gak ada!! Sana minggir lo, gue mau pulang" Adit menepis tangan Nada dan berlalu pergi dari sana.
Bukan Nada namanya jika ia tidak bisa mendapatkan apa yang dia mau. Nada terus mengejar Aditya hingga ke parkiran.
"Aditya!!" sudah kali kedua Adit mendengar teriakan namanya itu hanya dalam hitungan menit
Adit terus berjalan dan membuka pintu mobilnya untuk segera masuk. Namun tangannya di pegang oleh Nada, mencegah Adit untuk masuk.
"Lo ngapain sih!!"
"Iissh kok galak banget sih" Nada meringis dan melepaskan pegangannya di tangan Adit.
"Gue kan cuma mau minta nomor kamu"
"Buat apaan sih! Gak penting banget ngomong sama lo!"
"Kita kan udah temenan sekarang."
"Terus?"
"Ya aku boleh dong minta nomor kamu buat jaga-jaga kalo aja nanti aku butuh kamu, jagain aku gitu" Nada tersenyum ke arahnya
"Emang lo siapa gue? Minta dijagain segala!!" ketus Adit
"Gak boleh ya?"
"Iya!! Sana minggir, gue mau pulang" Adit sedikit mendorong tubuh Nada untuk menyingkir dari mobilnya.
"Kamu gak ingat aku? Aku Nabila, Dit" Nada memegang lengan Adit, berharap Adit akan mengenalnya.
Adit diam dan menatap Nada sangat dalam.
"Aku Nabila Diandra, Dit. Anak kecil yang suka sama kamu tujuh tahun yang lalu" Nada mengerjap-ngerjapkan matanya dengan senyum yang terus menghiasi bibir indahnya itu.