Aditya memberhentikan mobilnya di depan rumah mewah berwarna cream. Ia tidak dibuat takjub lagi dengan rumah sebesar ini karena saat ia masih tinggal di rumah dengan Papa dan Bundanya dulu, rumah Adit tidak jauh beda dengan rumah Nada sekarang.
Adit menoleh ke arah gadis yang masih sibuk dengan mimpinya sekarang. Sepertinya Nada benar-benar terlelap, hingga saat ini Nada belum juga bangun. Adit memasukan mobilnya ke perkarangan rumah Nada, karena tidak memungkinkan jika Nada disuruh berjalan dengan keadaan mengantuk.
"Hei" Aditya menggoyang-goyang tubuh Nada untuk membangunkannya
Nada masih diam dan semakin terlelap
"Hei, bangun. Ini udah nyampe" Adit terus saja berusaha keras untuk membangunkan Nada. Hingga salah seorang asisten menghampiri mobil Adit dan mengetuk kacanya.
Adit bernafas lega, akhirnya ada seseorang yang bisa menolongnya sekarang.
"Tolong bangunin dia ya mbok. Dari tadi gak mau bangun" Adit turun dari mobilnya dan meminta asisten rumah tangga Nada untuk membangunkannya.
"Nak ganteng ini temennya Nabila ya?" tanya si mbok
"Hah? Nabila?"
"Iya, Nada maksudnya" sambung mbok
"Iya mbok, tadi disuruh dokter Tristan"
"Iya, saya sudah dikasih tahu sama Papanya Nabila"
Adit hanya mengangguk paham dengan apa yang dikatakan mbok kepadanya.
"Tolong ya bik, bangunin" Adit menunjuk Nada yang masih sangat pulas tertidur di dalam sana
"Anu nak ganteng. Mbok gak bisa bangunin Nabila. Dia anaknya susah dibangunin kalau sudah tidur."
"Terus gimana ini mbok?" Adit mulai bingung
"Atau gini aja. Nak ganteng gendong Nabila sampai ke kamarnya, selanjutnya biar mbok yang kerjakan"
Aditya diam, sepertinya ia sedang menimang ide yang mbok berikan kepadanya. Yang benar saja Adit disuruh menggendong Nada. Tapi mau bagaimana lagi Nada juga tidak bangun-bangun dari tadi. Sempat terbesit juga kasihan melihat gadis ini. Hanya karena menolong orang dia jadi kayak gini.
"Gimana nak ganteng?"
"Hmmm yaudah deh mbok" Adit berjalan ke arah pintu Nada untuk menggendong gadis itu
Dengan sangat hati-hati Adit meraih kepala Nada dan menggendongnya tanpa melepas jaket yang masih menyelimuti tubuh Nada sekarang. Adit berjalan memasuki rumah Nada dengan menggendong gadis itu. ia perlahan menaiki satu persatu anak tangga yang lumayan cukup tinggi.
Saat sudah sampai di anak tangga terakhir, tanpa sadar Adit memerhatikan lekuk wajah Nada. Ia seperti bayi yang sedang tertidur pulas. Sangat menggemaskan. Adit sedikit tersenyum sambil memandang wajah menggemaskan Nada, ini diluar kendalinya. Sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astillbe
Teen Fiction"Aku akan menunggu, seperti dinginnya pagi menantikan hangatnya mentari." Kisah ini bercerita tentang usaha seorang gadis ceria yang mempunyai jantung lemah, yang bisa sewaktu-waktu berhenti berdetak menunggu cinta masa kecilnya kembali mengingatnya...