Pesan Abi untuk Adam

14 2 0
                                    


"Anak laki laki harus berani membuat keputusan"

Masih terngiang ditelinga Adam bagaimana abinya dulu memberinya wejangan singkat sebelum ia memutuskan untuk kuliah di Kairo. Itu bukan keputusan yang mudah, abinya sedang sakit kala itu sedang ia harus memutuskan keberangkatannya 2 hari sebelum operasi abinya.

Ia ingin selalu berada disamping abinya, menemani umi merawat abi sampai abi sehat seperti sedia kala. Namun abinya tak ingin jika Adam menyia-nyia kan kesempatan itu, Adam tetap harus pergi.

Kala itu, pertama kali Adam berpisah jauh dari keluarga untuk waktu yang cukup lama bukan perkara yang mudah kan? Sholat istiqoroh minta petunjuk dan pergi ke pondok minta nasehat pada kiai sudah ia lakukan. Hasilnya ia dapatkan disujud terakhir sholat tahajudnya malam itu. Malam dimana ia memantapkan hati berangkat ke Kairo dan meninggalkan tanah kelahirannya.

Keputusan yang cukup berat bukan untuk anak usia 18 tahun?

                __________^-^__________

"Umi bilang tadi udah ketemu Zahra ya?" Abi menepuk bahu Adam yang sedang duduk di teras rumah. Membaca buku kisah Muhammad Al Fatih yang sudah ditamatkannya entah berapa kali.

Adam menutup bukunya lalu melihat kearah sang abi lewat kacamata bacanya. "Iya bi, tadi udah ketemu keluarganya juga."

"Terus Azriel rewel nggak disana? Biasanya dia bakalan nggak betah ditempat baru" tanya abi sambil menyeruput teh sorenya yang ia bawa tadi.

"Malah Jielnya suka banget sama Zahra bi, katanya mirip kak May"

"Kamu tau kan artinya apa?"

"Apa bi?" Sepertinya dia tidak paham.

"Kamu tau kan kalau Azriel itu selalu peka dengan lingkungan, dia tidak akan mau dekat dengan siapa pun yang ia anggap tidak baik, naluri anak anak tidak pernah berbohong. Dia tau mana yang baik dan tulus." Abi tersenyum kearah Adam. "Lagipun kata umi Zahra juga ngajar anak kurang mampu di pinggir desa ya? Sesuai dengan kriteria abi nih, hehe."

Abi meminum teh nya sampai tandas lalu kembali menepuk bahu Adam dua kali. "Kamu tau hal yang baik untuk dirimu. Kamu hanya perlu yakin lalu serahkan pada Allah. Beri keputusan terbaik menurutmu. Karna anak laki laki harus berani mengambil keputusan"

Abi beranjak dari duduknya meninggalkan Adam yang tercenung, seperti beban yang dipikulnya bertambah. Keputusan harus diambil, dan ini jauh lebih berat dari keputusan yang ia ambik 8 tahun lalu. Ini menyangkut apa yang akan ia jalani seumur hidupnya bahkan harapannya sampai ke Syurga.

TBC.

Maaf pendek. Ini cuman selingan aja karna otakku lagi lagi nggak mau mikir.

Jangan lupa komen yaa. Ini penting banget buat aku untuk kedepannya.

Syukron jazakumullahu khairan

-RtH-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja Menghapus DukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang