2.Salah?

19.4K 810 11
                                    


Mama Tara versi lengkap plus revisian ada di Dreame, silahkan baca 😁



Sepanjang perjalan pulang hanya ada satu hal yang ada di pikiran Arkan, yaitu Elena. Pria itu sangat terkejut saat mendengar bahwa Elena hamil dan kalimat itu terus saja terngiang di kepalanya

"Aku hamil anakmu, darah dagingmu"

Jujur saja dia senang dan sangat-sangat bahagia mengetahui Elena hamil tapi rasa senangnya itu lenyap seketika disaat bayangan akan adik nya dulu terlintas di fikiran nya.

Jelas saja orang tua Arkan pasti marah besar jika tau tentang hal ini, Arkan tidak masalah jika orang tuanya marah dan melampiaskan amarahnya hanya padanya,

Tapi dia takut bukan hanya dia saja yang akan terkena luapan amarah dari orang tua nya tapi juga Elena dan calon anaknya. Sangat berat rasanya mengatakan ketidak percayaanya sendiri akan kehamilan Elena terlebih lagi saat mulut sialnya itu mengeluarkan kalimat bahwa anak yang dikandungnya itu bukan anaknya, ia tau Elena pasti sangat sakit hati dan mungkin sekarang membencinya, tapi mau bagaimana lagi ia tidak punya pilihan lain. Dia terpaksa melakukan itu semua untuk melindungi Elena dan juga calon anaknya, Arkan benar-benar tidak mau Elena bernasib sama seperti adiknya Aruna,(sedikit info Arkan mempunyai adik perempuan namanya Aruna tapi dia udah meninggal.)

Aruna meninggal lima tahun yang lalu karna kecelakaan yang di sebabkan oleh orang tuanya sendiri, dulu waktu masih SMA Aruna juga hamil di luar nikah, orang tua Arkan sangat marah mendengar hal itu tapi sebisa mungkin mereka tidak mengeluarkan amarahnya itu di depan Aruna, pertama kali saat mendengar ucapan Aruna bahwa dirinya hamil tentu saja respon pertama yang dikeluarkan orang tuanya yaitu menyuruh Aruna menggugurkan janinnya, tapi adiknya itu begitu keras kepala dan tidak mau menggugurkan bayinya, karna tidak punya pilihan lain akhirnya adiknya itu dinikahkan dengan pacarnya sendiri. Orang yang menghamilinya,

Awal pernikahan Aruna dan Billie(nama suami Aruna) semuanya baik-baik saja sampai Aruna melahirkan anaknya tapi itu tidak berlangsung lama
ternyata sejak awal orang tuanya sudah memiliki rencana licik untuk mencelakai adiknya, singkat cerita saat adiknya dan billie akan pergi tamasya di gunung bersama ternyata mobil yang di tumpangi mereka sudah dirusak bagian remnya, mereka terjatuh di jurang saat akan menghindari mini bus dari arah berlawanan, karna remnya tidak berfungsi akhirnya mobilnya jatuh kejurang dan meledak, adiknya beserta Billie dan tentu saja anak mereka yang baru berumur satu tahun itu meninggal,

Mengingat kematian adiknya membuatnya takut jika orang tuanya akan melakukan hal yang sama dengan Elena, apalagi ancaman terakhir mamanya yang akan memburu Elena jika sampai dia menolak menikahi Adisty dan membuat perusahaan mereka mengalami rugi besar membuatnya semakin takut.

Sebenarnya orang tua Arkan itu bukan orang yang jahat, hanya saja mereka itu orang yang gila hormat dan menjunjung tinggi harga diri, cukup kejadian adiknya itu yang membuat keluarganya malu, mamanya benar-benar mewanti-wantinya agar dia tidak melakukan kesalahan yang sama.

Jika mereka sanggup membunuh Aruna yang notabenenya adalah anak kandung mereka sendiri apalagi Elena yang bukan siapa-siapa.

Arkan hanya bisa berdoa semoga Elena tidak menggugurkan janin nya seperti yang dia bilang tadi, tapi dia sangat yakin Elena tidak akan menggugurkan kandungan nya karna selama berpacaran dengan Elena dia tahu bahwa Elena itu wanita yang kuat dan teguh pendirian, Arkan hanya bisa berharap semoga kedepanya tidak serumit ini.

"Semoga saja kamu gak bener-bener gugurin anak kita Len, aku sangat percaya kamu wanita yang kuat, maaf karena aku cuma bisa bantu nyelametin kamu dari orang tua ku tapi gak bisa bantu kamu nyelametin diri dari orang tua mu sendiri" gumamnya menyesal

*****

Setibanya di apartemen, Elena langsung menuju kamarnya dan berbaring di atas kasur Queen- size nya, sambil memikirkan cara bagaimana dia harus memberi tau orang tuanya

Elena memang sengaja pulang ke apartemen untuk menghindari orang tuanya, dan menyembunyikan hasil tes pack nya,tidak lama setelahnya ponselnya berbunyi, Elena bangkit dan mengambil ponselnya untuk melihat siapa yang menghubungi nya, ternyata Amira, mamanya.  beliau pasti khawatir karna Elena belum pulang mengingat dia selalu mengabari mamanya saat akan bepergian

"Halo ma" sapanya setelah mengangkat panggilan dari mamanya

"Halo kamu ada di mana Elena, kenapa jam segini belum pulang" Ujar Amira terdengar khawatir

"Lena sekarang ada di apartemen ma" jawabnya jujur,

"Ohh, yaudah kamu cepetan pulang ya" Ucap mamanya terdengar lega, Elena menelan ludahnya gugup

"Malam ini Lena nginap di apartemen ma" ujarnya berusaha senormal mungkin

"Loh kenapa? Ada masalah apa kamu sampai menginap di apartemen" tanya mamanya curiga

"Aku gak ada masalah apa-apa kok ma, aku cuma capek aja habis dari kantor jadi pulang ke apartemen kan lebih deket" elaknya, "Maaf ma, Lena terpaksa bohong"batinya

"Huh syukurlah, mama kira kamu ada masalah apa sampai pulang ke apartemen, kamu kalo ada apa-apa bilang ya sama mama" Elena tersenyum miris mendengar perkataan mamanya

"Iya ma"jawabnya mengiyakan

"Kamu jangan coba-coba menyembunyikan sesuatu dari mama"

Elena diam tidak menjawab membuat keadaan menjadi hening sejenak

"Halo Len kamu masih ada di sana kan"Elena tersentak kaget

"Eh i iya ma"

"Kamu denger kan apa kata mama tadi"

"Iya ma Lena denger kok,yaudah ya ma Lena capek mau istirahat dulu,"

"Iya,kamu cepet tidur sana"

"Iya ma, bye"

"Bye"

Sambungan telepon terputus membuat Elena bisa bernafas lega, sekuat tenaga dia mencoba bersikap normal mungkin ke mama nya.

Seperti yang di katakan mama nya tadi Elena segera tidur berharap besok saat bangun pagi dia sudah bisa berfikir jernih untuk masalah kehamilanya

*****

[1] Mama Tara [End] Pindah Ke DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang