Boss mah Bebas, Say!

12 0 0
                                    

Pagi ini adalah pagi tersialku.

Bangun kesiangan, lupa sarapan, dan jadwal meeting mendadak yang harus ku hadiri 30 menit lagi. Konspirasi macam apa ini?

Setelah selesai mandi bebek yang berlangsung tidak sampai 10 menit, ku sambar pakaian kerjaku asal yang tergantung didalam lemari. Ku pakai dengan gerakan cepat baju tersebut, lupakan berpakaian rapi pagi ini. Penampilan bisa ku perbaiki nanti dijalan atau kalau sudah sampai tempat meeting. Yang paling penting, aku harus cepat sampai ke restoran bintang lima tempat meeting yang jaraknya lebih dari 15 kilometer dari apartemen ku dalam waktu 30 menit. Ingat, aku tinggal di Jakarta! Bukan kota kecil yang jalanannya lenggang.

Kesialan itu masih berlangsung saat aku membuka aplikasi taksi online. Sudah 5 menit lamanya aku berselancar didalam aplikasi tersebut, tapi satupun nggak ada yang nyangkut. Kemana semua, sih para abang driver?

Aku terus menunggu untuk mendapatkan driver taksi online. Meski kaki ku sudah lelah mondar-mandir di lobby apartemen yang lumayan luas ini.

Ketika layar ponselku menyala, aku tersenyum lega. Aku berhasil mendapatkan driver. Segera ku berjalan keluar guna mempermudah abang driver menemukanku yang mungil ini.

Nggak butuh waktu lama, sebuah mobil innova silver berhenti tepat dihadapku. Aku langsung masuk kedalam mobil dan menuju tempat tujuanku. Semoga aku tidak terlambat.

*

"Shabyna Amithy!!!"

Aku terkesiap saat Viviane Mariska Julianto, si boss perawan tua, meneriakkan namaku.

Ya, aku sudah sampai di restoran yang dimaksud Viviane. Herannya dia hanya sendirian di kursinya. Nggak ada klien atau pun orang lain. Jangankan klien, makanan pun juga nggak ada. Masak sudah selesai? Kan, bahan meetingnya masih kubawa. Lupakan keherananku! Karema di detik berikutnya sudah terjawab semua lewat omelan Viviane.

"Kamu kemana saja, sih? Kamu tahu, kan hari ini kita ada ketemu klien? Kenapa kamu malah telat 30 menit? Gara-gara kamu telat bersama semua bahan meeting, si klien jadi pergi. Hilang sudah proyek 3 milliar ku," Viviane memarahiku dengan begitu nafsu.

Lupakan omelan nya! Fokus ku hanya pada bagian kalimatnya saja. Tepat kalimat 3 milliar. Demi apa aku menggagalkan proyek besar itu? Jangan sampai aku disuruh ganti rugi. Bisa-bisa aku jual diri beneran, deh.

Disamping Viviane yang terus memgomel. Aku pun juga ikut mengomeli diriku sendiri. Ini semua akibat drama Cina yang ku tonton sampai dini hari yang mengakibatkan aku telat bangun. Dan salahkan saja wajah Yanxi Liam yang sangat tampan. Karena dia, aku jadi baper dan lupa tidur.

"... Dan style kamu, kenapa hari ini style kamu bikin sakit mata? Daleman coklat susu, blazer merah maroon, celana hitam, sepatu warna tan, dan tas warna pastel. Kamu kenapa, sih hari ini, By? Ada masalah?"

Mendengar bahasan tentang style, otomatis aku mengamati penampilanku dari atas hingga bawah. Oke, penampilanku nggak nyambung hari ini. Benar-benar bikin sakit mata, seperti kata Viviane barusan.

"Sorry, mbak, aku telat bangun tadi pagi. Makanya aku asal ambil baju, yang penting pakai baju dari pada bugil. Mana pas dijalan tadi macet banget pula. Maaf, yaa,mbak," Aku memohon dengan suara yang ku buat semenyedihkan mungkin. Viviane masih nggak bergeming.

Shabyna AmithyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang