Chapter 4 : The King Who Confused The Queen And Two Enchanted Servants.

1.1K 99 22
                                    

Chapter 4 : Raja yang membingungkan sang Ratu dan dua pelayan yang terpesona

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 4 : Raja yang membingungkan sang Ratu dan dua pelayan yang terpesona.

💮💮💮

Udara malam terasa sangat mengerikan, dingin dan menusuk hingga ke tulang. Pakaiannya masih tersimpan rasa lembab akibat dari penyiramannya saat di sel tahanan dan hal itu membuat tubuh Hinata menggigil kedinginan. Perjalanan menuju kamar yang dituju semakin membuat nafasnya tak karuan, sungguh ia tidak bisa menahan emosinya saat ini.

Yang ia harapkan setelah kejadian ini adalah bebas, kebebasan untuk melakukan sesuatu dan kembali ke kehidupannya yang damai tanpa masalah. Tapi siapa sangka, setelah pengakuannya dan hanya karena masalah kecil, semua menjadi seperti ini. Hinata menyadari semua kesalahan itu datang dari wajahnya, seharusnya ia tidak membuka topeng saja jika akan menjadi seperti ini. Maka dari itu, setelah kejadian ini Hinata tidak akan melepas topengnya lagi, apapun yang terjadi.

Menghela nafas pelan sambil menenangkan pikiran dan emosinya, Hinata membiarkan dua pengawal membawanya menuju tempat yang menurutnya adalah malapetaka. Melewati banyak ruangan dan aula yang mewah, tidak sampai lima menit mereka akhirnya sampai di tempat tujuan.

Kamar sang Raja Putih, Sesshomaru.

Pintu kayu jati berukuran besar dan berukir sebuah lambang kepala singa emas di kedua sisi pintu menjadi sorot utamanya. Begitu mewah dan elegan. Dua penjaga bertubuh besar mengisi sisi kanan dan kiri pintu, ketika melihat ada yang datang mereka tanpa berbicara segera membuka pintu mewah tersebut, membiarkan Hinata masuk tanpa hambatan.

Setelahnya pengawal yang membawa Hinata segera mengundurkan diri dan meninggalkan Hinata sendiri di kamar mewah milik sang Raja.

Iris peraknya menjelajahi setiap sisi ruangan.

Ada ranjang berukuran King Size dengan dua meja kecil yang terpisah terdapat lilin-lilin yang menyala, menerangi ruangan dengan sedikit redup. Sesekali lilin tersebut bergeletar karena angin yang berhembus dari celah jendela. Dua meja besar mengisi pojok ruangan yang tidak jauh dari jendela, banyak tumpukan gulungan, kuas, dan tinta.

Untuk kamar ini tidak terlalu mewah dan lebih terasa monoton berbeda dengan ruangan-ruangan yang dilewatinya lebih terasa elegan dan mengesankan. Apa benar ini kamar Raja? Walau penyesuaian ruangannya tidak terasa mewah dan elegan seperti pemiliknya tapi ada kesan menarik tersendiri.

Ruangannya terlalu besar, sebenarnya ada ruang penghubung untuk keruangan samping tapi Hinata tidak ingin melanjutkan acara menjelajahnya yang akan terasa tidak sopan karena kamar ini bukan miliknya. Lagi pula ia terlalu malas untuk kesana.

Hinata mengambil tempat duduk didekat jendela dan memandang jauh ke langit sambil menunggu sang pemilik kamar. Dengan dagu yang bertumpu pada satu tangan ia mulai menguap pelan, sekarang adalah jam-jam semua orang tertidur dan ia masih duduk dengan bosan seraya memandang langit malam.

The White King And The Crazy QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang