Chapter 5 : Kekacauan di sekolah sihir
💮💮💮
Diperjalanan menuju sekolah sihir, Hinata harus melewati banyak lorong yang diisi dengan banyak penjaga di setiap sisinya. Di kanan bahkan kiri tubuhnya ada Karin dan Yuzu yang setia mengikutinya, Hinata sendiri merasa heran di level sihirnya yang sekarang sudah melampaui keabadian apa lagi yang perlu ia dipelajari? Dia kembali mengingat pembelajaran yang ia terima sedari kecil sudah cukup membuatnya ingin kabur dan tidak ingin mengenal sihir.
Hinata mempercepat langkahnya, pasalnya ini sudah lima menit dia berjalan tapi belum sampai ke tempat tujuan, bahkah ia merasa apakah ada yang salah? Ketika melewati koridor beratap yang ditumbuhi tumbuhan liar langkah Hinata langsung terhenti, dirinya sudah berada di daerah halaman istana yang luas, ia menatap sebuah paviliun putih yang terlihat sangat memukai dan indah. Ada pagar dan atap yang dihiasi tumbuhan merambat dan kolam ikan di samping jalanan bebatuan menuju paviliun. Benar-benar sangat menawan dan mewah. tapi ada beberapa tempat yang masih belum rapih. Seperti masih dalam tahap pembangunan.
Karin dan Yuzu yang menyadari langkah Hinata terhenti, ia pun mengikutinya dan menatap apa yang menjadi fokus utama Hinata.
"Ada apa?" Tanya Yuzu yag mulai mengamati Hinata dan Paviliun itu bergantian.
"Paviliun itu milik siapa?"
"Kami tidak tahu, Yang Mulia belum memberitahukan masalah pavilion itu. Pembangunannya pun juga di percepat, cepat atau lambat Yang Mulia akan memberitahukan masalah ini."
"Souka.."
"Ada yang ingin ditanyakan lagi, Hinata-san?" tanya Karin pada Hinata yang masih terdiam menatap Paviliun itu.
"Tidak ada."
Setelahnya mereka melanjutkan jalannya menuju tempat dimana orang-orang di istana belajar mengenakan sihir.
Pandangan utamanya ketika sudah sampai ditempat tujuan adalah terdiam dengan ekspresi terkejut, pasalnya banyak sekali orang yang belajar sihir disini. Ruangan megah yang dipenuhi meja dan bangku pun sudah terisi lebih dari lima ratus orang dan ada beberapa guru atau pembimbing yang mengajari cara menggunakan sihir.
"Kau adalah murid ke enam ratus saat ini."
"What the hell?" Karin dan Yuzu menatap bingung akan perkataan Hinata. "Onna?" Hinata tidak menggubrisnya dan lebih fokus menatap sekelilingnya.
Hinata terpaku dan bergumam tak jelas ketika melihat cara bagaimana guru-guru itu mengajari muridnya, terlihat sangat kasar dan tanpa ampun. Sekali percobaan harus benar-benar bisa melakukannya, itu terlihat dan terasa sangat kejam. Bukankah butuh berkali-kali untuk bisa menguasainya dalam tingkat sempurna.
Hinata tidak habis pikir, apa Raja Putih yang terlihat tegas dan kompeten itu tidak memperhatikan cara manusia-manusia ini bagaimana mengajari sihir? Hinata kembali menatap beberapa pengajar wanita maupun pria yang terlihat sangat kasar dan kurang lembut saat mengajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The White King And The Crazy Queen
ФанфикA SesshoHina Fanfiction Desclaimer : Masashi Kishimoto & Rumiko Takahashi Story by RezTysa Hyuga Hinata adalah Ratu penyihir terkuat di era modern yang memimpin Kerajaan Hyuga, Kerajaan terkuat dari segala Kerajaan yang membuatnya disegani. Dengan b...