Nafisyah Al-Hanna Yummna

50 7 4
                                    

فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
_____________________________
Malaikat kecil titipan allah,
Tidak meminta saja allah terus memberi,
Apalagi jika kita terus meminta nya.
Masya allah terus berdoa ya..
______________❤_____________

Baru saja sampai rasa nya aku ingin cepat pulang, aku merindukan segalanya.
Di depan kamar tempat kami beristirahat terdapat beberapa kolam ikan.
Dan beberapa tumbuhan kurma yang belum terlalu besar hingga pemandangan tidak seperti di gurun pasir.

Astagfirullah aku melupakan sesuatu,
Sambil berlari menuju meja untuk mengambil benda pipih aku lupa memberi kabar untuk sindi jika aku ada di mesir.
Namun ketika ikon terbuka jaringan ku mendadak hilang aku pun heram krnapa sih sinyal nya terhalang.

"Mbak hp mbk ada sinyal tidak,?" tanyaku kepada mbk inayah yg sedang membaca novel yg ia bawa.

"Tidak ada juga ukhti, saya bosan saya ingin jalan-jalan keluar." dengan jawaban tidak semangat

"Baik lah ayo kita keliling mesir" ajak ku dengan menyodorkan tangan ku seakan mengajak nya pergi

"Kita pakai apa.?"

"Hehehe.." cengirku

Kami pun berlari dan tidak lupa kami memakai niqab, sebab keadaan di sini sangat lah panas mungkin bisah jadi matahari hanya beberapa jengkal,
.
.
.
Banyak sekali pedagang arab di sini,, masya allah.
Bagaimana dengan rosulullah saw dulu.
Apakah dulu rosulullah juga seperti ini,bayangan masalalu pun terus terbayang di fikiran ku.
Sesampainya di ujung jalan aku dan mbak inayah melihat seorang anak kecil sedang menangis.
Mbak inayah memberanikan diri untuk mendekatinya bayi itu belum dapat berbicara kenapa ada di tempat sampah.
Qodarullah saya kira hanya di indonesia saja yang ada seperti ini.

"Ya allah mbak,, ini anak siapa lucu sekali,," ucap mbk inaya

"Dimana orang tuanya" tanyaku sambil menoleh ke arah sekitar.
Tempat ini sangat sepi sekali

"Bagaimana jika kita merawat nya ?."

"Tapi bagaimana dengan tugas kita.?"

Akhirnya mbk inaya menyetujui untuk merawat bayi kecil ini.
Kasihan dia bibir nya sangat tipis hidung mancung, kulit bersih dia belum memiliki sedikitpun noda dosa.
Tanpa salam terasa butiran bening menetes dari pelupuk mataku.
Ternyata aku bersyukur memiliki orang tua yang mau menjaga dan mengurusku, apa yang terjadi jika aku seperti bayi mungil ini.

"Ade'maniss sekarang kamu tinggal sama kita" seakan bayi itu menjawab apa yang mbk inaya katakan.

"Mbak nanti kalok kita pulang ke indo bayi ini siapa yang membawa.?"

"Bagaimana jika kamu yang membawa nya pulang dan mengurusnya.?" jawabnya dengan penuh harapan.

"Kenapa mbak.?" untuk memastikan

"Jika saya mengurusnya saya belum tentu memiliki waktu untuk yumna," Jelasnya

"Iya juga ya mbak, ya sudah biar yumna saya yang mengurusnya toh zi suka dengan anak kecil.."

Mbak inayah bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri sebab sebentar lagi saat nya waktu magrib.
Bayi mungil ini tidak memiliki nama siapa nama yang tepat untuk gadis ini.
Bagai mana kalau  Nafisyah Al-Hanna Yumna itu nama yang cantik untuk gadis kecil ini.

Cinta Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang