"Jungkook, bisakah kau tidak selalu mengekori–" Hyora membalikkan tubuh.
Gadis itu mengerjap beberapa kali saat tangan itu masuk kesela-sela jarinya, pandangan mereka bertemu.
Pemilik tangan mendecak. "Apakah tanganku seperti tangan Jungkook bagimu?" tanya lelaki yang tersenyum tipis sambil mengeratkan genggamannya pada Hyora dan mendorong pintu cafe itu pelan.
Lelaki itu menatap pupil Hyora. "Kau bahkan melupakan bagaimana hangatnya tanganku, Hyora."
Hyora melepaskan genggamannya. "Bisakah kau pergi saja? Jimin?" tatapnya galak.
Jimin tersenyum tipis menatap genggaman tangan yang dilepas paksa.
"Satu minuman kesukaanmu?" tanya Jimin kepada Hyora yang hanya di balas dengusan kesal.
Hyora mengambil bangku menjauhi lelaki tersebut, bagaimanapun ia tidak bisa pergi meninggalkan lelaki itu jika ia tidak ingin mendapatkan masalah.
Ia tidak berniat ikut mengantre dan memesan minuman jika lelaki itu yang bersamanya kini, jika lelaki itu adalah Jungkook, Hyora pasti akan mengekori dimanapun kelinci itu berada.
Hyora membisu, sebuah minuman kesukaannya bahkan tak bisa membuatnya bicara dengan lelaki diseberangnya kini. Jarinya sibuk mengetik sesuatu dari kolom pesan kakao-nya.
Hyora:
"Kenapa tidak kau? bisa kau jelaskan? kau yang mengajakku.""Hyora?" panggil lelaki itu.
Hyora tidak menyahut, matanya terpaku pada ponsel.
Saat seseorang yang tengah dikiriminya pesan langsung membalas, Hyora membuang napas kasar.
Jungkook:
Nanti aku jelaskan, segeralah ke dorm."Hyora?" panggil lelaki itu lagi yang kini memajukan tubuhnya hendak menggapai ponsel Hyora.
Hyora menjauhkan ponsel dari tangan lelaki yang sudah sangat dekat untuk menarik ponselnya, dahinya mengkerut.
"Kenapa? kau ingin aku pergi saja?" ujar Hyora dingin.
Jimin menyisir kasar rambutnya kebelakang sambil mendecih, ia mengangkat dan menyodorkan segelas macchiato kesukaan Hyora ke depan wajah gadis itu dengan senyum yang setengah di buat-buat, mengisyaratkan Hyora untuk meminumnya.
Hyora menghela dan memasukkan ponselnya ke dalam tas, "sudah? aku tidak berselera untuk meminum minuman itu di depanmu, aku pulang sekarang, lelaki sepertimu tidak akan pernah ingat dan berubah."
Tangan lelaki itu masih di udara, Hyora pergi begitu saja tanpa mengambil bahkan mengacuhkan segelas minuman yang Jimin sodorkan kepadanya.
Jimin mengangguk seperti barusan tidak terjadi apapun, ia tersenyum menatap segelas minuman yang tertulis 'Ms. Hyora' dengan sepasang sayap di sampingnya.
Ia menyeruput minuman milik Hyora dalam diam sambil memandang keluar jendela.
"Baguslah, semoga kau tetap begitu, Hyora." Ia tersenyum getir saat punggung Hyora menghilang di balik pintu taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU | Park Jimin & Jeon Jungkook
Fanfiction[On Hold] Tawaran manis untuk menjadi asisten idol terkenal ternyata hanya sebuah kedok untuk menutupi segala macam rahasia yang ada pada diri mereka. Des'19