Sahabatku

26 9 0
                                    

Langkah kakiku tak tentu arah. Berjalan tanpa berpijak, menyusup di antara ribuan orang yang berlalu lalang. Hanya beberapa dari mereka yang sempat melirikku tapi tidak lama. Aku berjalan lurus dalam keramaian, tidak ada ekspresi yang menarik di wajahku. Ekspresiku datar karena aku memang sedang bosan.

Terus berjalan hingga aku melihat gedung sekolahku yang tak jauh dari tempatku berdiri saat ini. Tak berpikir dua kali, aku segera melangkahkan kakiku memasuki kawasan sekolahanku. Pemandangan yang terlihat sama seperti biasanya.

Aku menaiki tangga menuju kelasku. Aku memasuki kelasku yang kini terasa sepi karena jam istirahat. Kuperhatikan kedua sahabatku yang kini tengah duduk berdua sambil memandangi selembar foto di tangan salah satunya. Kuhampiri dan sedikit terkejut saat tahu foto yang di pegang.

Foto kami bertiga dengan aku yang berada di tengah dan tersenyum paling lebar.

"Berhentilah menangis, Fa. Dia baik-baik saja, dia hanya tidur saat ini." ucap Narisa seraya mengusap bahu Tifa.

"Ta-tapi..bagai..hiks..mana k-kalau dia..pergii..huhuhu.."

"Dia tidak akan pergi, Fa. Dia gadis yang kuat. Dia pasti akan segera kembali."

'Jadi mereka sudah tahu aku koma?' Batinku.

Aku hanya bisa memerhatikan mereka. Aku ingin berbicara, tapi kurasa percuma karena mereka tak bisa melihatku. Untuk kedua kalinya aku menghela napas.

Kusentuh bahu temanku lalu pergi meninggalkan kelasku saat bel masuk sudah berbunyi.

Sebelum aku keluar tadi, sempat kudengar bahwa temanku merasakan sesuatu.

"Seperti ada yang menyentuhku.." Gumamnya sambil memegang bahunya yang kusentuh tadi.

Singkat Cerita [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang