Chapter 50

8.1K 284 21
                                    

🎶Ana Mena, Becky G, De La Ghetto - Ya Es Hora🎶

♡♡♡

Alisnya mengernyit, terusik dengan cahaya yang menerangi wajahnya. Matanya terbuka perlahan hingga netra biru itu terlihat sedikit sayu.

Aroma yang amat disukainya menyeruak masuk ke dalam indera penciuman. Mata yang semula terbuka sedikit, kini terbuka lebar. Menyadari bahwa ada perubahan besar dari kamar yang ditempatinya bersama kekasihnya.

Tapi justru yang dicari tak ada disampingnya. Hingga penampakan indah melebarkan pupil matanya.

Bibirnya mengulas senyum hangat. Sebelumnya ia segera memakai gaun tidur untuk menutupi tubuh polosnya. Devlin turun dari ranjang lalu berjalan perlahan.

Di setiap sudut kamar terdapat bermacam hiasan bunga seperti gardenia, sweet pea, wisteria, moon flower, dan lainnya. Warna yang tampak seperti gradiasi itu terlihat enak dipandang.

Terlebih lagi harumnya yang semerbak membuat Devlin merasa damai. Di sepanjang lantai menuju pintu terdapat taburan bunga mawar, dihiasi lilin-lilin pengharum ruangan.

Lagi-lagi Devlin tersenyum. Entah sejak kapan kekasihnya menyiapkan kejutan ini, tapi yang pasti lelaki itu 'beraksi' ketika ia masih tidur.

Kaki jenjangnya melangkah pelan-pelan. Ketika pintu dibuka, lorong pun terlihat dihias bunga mawar pula. Bunga evening primrose menggantung di sisi dinding membuat Devlin tertawa pelan.

Kejutan ini.. apakah pantas untuknya disaat ia akan pergi beberapa hari lagi?

Ia melanjutkan langkah yang sempat terhenti. Harum semerbak membuatnya semakin enggan menjauh dari taburan bunga-bunga ini.

Tangga juga ikut dihias lilin dan bunga. Langkahnya beralih menuju ruang tengah, dan menemukan sosok yang tengah berdiri dengan pakaian kasual.

"Sudah bangun?" Justin berjalan menghampiri Devlin. Saat tiba di depan gadis itu, ia mengecup pucuk kepala Devlin. "Selamat pagi, sayang."

Matanya tertutup ketika benda kenyal itu terasa hangat menyentuh ujung kepalanya. Devlin mendekat dan memeluk erat tubuh Justin seraya menghirup aroma musk kesukaannya. "Selamat pagi juga, sayang."

Setelah itu ia mendongak, tersenyum hingga terbentuk seperti bulan sabit. Ia berjinjit untuk mengecup bibir lelaki itu kemudian menatap kearah belakang.

"Kau benar-benar menyiapkannya dengan matang, ya." Devlin terkekeh lalu melangkah menjauh dari Justin dan mendekat menuju meja makan.

"Tentu saja." Membalikkan tubuhnya, kini matanya menatap pergerakan gadis itu dengan tajam.

Keduanya duduk bersama dengan beberapa makanan sederhana yang tersaji. Tidak perlu bertanya siapa koki hari ini, itu tentu saja lelaki netra cokelat dengan rambutnya yang acak-acakan.

Ugh, so hot. He's also look perfect!

Tentu saja sosok titisan dewa yunani seperti Justin Hiflager menarik banyak perhatian para wanita. Bahkan mereka terang-terangan mendekati dan menggoda. Tapi tentu mereka kalah telak dengan Devlin yang sudah resmi menjadi kekasihnya.

None of the one can take the man from her grasp. Forever can not! Remember it.

"Hari ini khusus hari untuk Nona manis saya." kata Justin tanpa melunturkan senyumannya.

Devlin melirik lelaki itu kemudian terkekeh. Ia menyuapkan makanan hasil tangan kekasihnya dan mengunyahnya lambat. "Freaky taste. I love it!"

"Lelaki sepertimu sangat cocok menjadi suami idaman para wanita." Sendok terarah kepada Justin. Gadis itu memangut pelan, melahap kembali makanan tersebut tanpa menunggu lelaki itu untuk ikut makan.

The Baby Boss With Hot Bodyguard #BOOK1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang