11. Pasar malam

64 4 0
                                    

Syilla menggosok matanya yang sudah lelah berhadapan dengan deretan tulisan - tulisan yang mengupas materi tentang sejarah mataram Islam.  Dengan malas Syilla menutup bukunya, mengumpulkan kertas - kertas yang berserakan di atas mejanya itu,  memasukan pulpen dan pensil kedalam tepak pensil.  Syilla melirik jam tangan pink yang melingkar manis di pergelangan kirinya.

"WAH?!  SUDAH JAM 20:00," Pekik Syilla.

Syilla berlari masuk kedalam kamar mandi,  ntah apa yang ada di pikiran Syilla saat ini,  namun intinya Syilla harus cepat sekarang.  Syilla keluar dari dalam kamar mandi kemudian berjalan menuju lemari pakaiannya,  Syilla mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya ia cukup bingung memilih baju untuk malam ini ia pakai.

Syilla meraih rok levis, dengan atasan berwarna putih dengan gambar beruang di bagian belakangnya.  Syilla membawa 1 set pakaiannya kedepan cermin,  mencocokannya dengan tubuh mungilnya. Syilla memutar - mutarkan tubuh mungilnya di depan cermin sambil sesekali berpose.

"Syilla lucu nggak ya kalo pake baju ini?" Tanyanya pada cermin.

Syilla berlari keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga rumahnya dan langsung mendapati mamah dan papah nya yang tengah menyaksikan acara televisi. Syilla berlari menghampiri kedua orangtuanya.

"MAMAHHHH!!! syilla mau ke pasar malam, tapi Syilla nggak tau ini bajunya cocok apa nggak buat Syillaa," Ucap Syilla sambil memegang rok dan atasannya.

Indri bangkit dari duduknya lalu membawa putri tunggalnya ke dalam kamarnya.

"Syilla tetep cantik pake baju apa saja, faham?" Tanya Indri.

Syilla mengangguk,  akhirnya Indri keluar dari kamar Syilla lalu setelahnya Syilla memakai pakaian yang tadi ia ambil. Setelah selesai Syilla menata rambutnya sampai benar - benar rapih.  Syilla berjalan ke arah lemari sepatu miliknya,  matanya mengedar melihat banyak deretan sepatu berbagai warna dan berbagai merek nam n pilihannya jatuh pada sepatu putih dengan gambar beruang coklat di bagian pinggirnya.

Setelah selesai memakai sepatunya Syilla berlari ke arah kaca, ia berputar, berpose cantik.  Merasa sudah siap Syilla segera keluar dari kamarnya.

"Mamah Syilla berangkat yaa," Ucap Syilla sambil menyalami tangan kedua orang tuanya secara bergantian.

"Pulangnya jangan kemalaman ya," Ucap Indri. Syilla mengangguk.

"Jam 10 harus udah di rumah," Ucap Farhan sang papah.

"SIAPPP KOMANDAN," Ucap Syilla dengan mantap.

Syilla melangkahkan kakinya menuju pintu luar,  Syilla mendorong pintu tersebut.

"Lama banget si lo Syi," Ucap seseorang yang tengah duduk santai di kursi depan.

"Satria?  Ngapain ke rumah Syilla," Ucap Syilla bingung dengan kehadiran laki - laki setengah waras ini.

"Ngajak lo ke pasar malam lah,  masa ia gue ngajak lo ke KUA," Jawab Satria.

Satria tampak beda dari biasanya. Biasanya Satria tidak pernah tercium wangi,  terlihat cool dan tampan tapi malam ini Syilla benar - benar terpanah dan takjub melihat penampilan Satria.  Mungkin jika setiap hari Satria berdandan seperti ini mungkin temannya Bianca akan suka pada laki - laki di hadapannya sekarang.

"Tapi,  Syilla kan maunya sama Kelvin," Ucap Syilla.

Satria tidak menjawab ucapan Syilla,  dengan cepat Satria meraih tangan Syilla dan menggenggam erat tangan mungil gadis itu. Satria langsung membawa Syilla ke depan motor besarnya,  memakaikan helm untuk Syilla dan dengan nurutnya Syilla naik ke atas motor besar milik Satria.

Mengejar Dia {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang