12. an appointment together?

154 3 12
                                    

"Iya hallo?" Ucap Syilla dari balik ponselnya.

"Gue jemput ya Syi,"

"Boleh ,  memangnya Satria nggak sama Satrio?" Tanya Syilla.

"Nggak kok,  gue bawa motor sendiri,  lo tunggu di rumah ya.  Nih gue mau otw,"

"Iya Hati - hatii," Ucap Syilla. Syilla mematikan sambungan teleponnya,  memasukan ponselnya ke dalam tasnya.  Syilla keluar dari kamar sudah lengkap dan rapih menggunakan seragam putih-abu - abunya dan juga sepatu.

Barusan Satria meneleponnya untuk berangkat sekolah bersama,  dan Syilla meng-iyakan karena memang Satria sangat baik padanya.  Sejak malam itu Syilla dan Satria jadi dekat. Syilla sampai di tempat makan di mana sudah ada mamah dan papahnya yang tengah sarapan pagi.

"Selamat pagii mamah,  papah," Ucap Syilla gembira.

"Pagi juga putri papah," Jawab Farhan yang tengah menikmati roti panggang berselaikan kacang kesukaannya.

"Hari ini mau di antar papah atau ada yang jemput?" Tanya Indri sambil meletakan kopi hangat untuk Farhan sang suami.

"Syilla hari ini di jemput sama Satria mah," Jawab Syilla sambil mengunyah rotinya.

"Teman kamu Flo?  Atau pacar kamu?  Gebetan?" Tanya Farhan tanpa jeda.

"Itu bukan pacar Syilla pah,  Satria itu temennya El, dan dia baikk banget sama Syilla," Ucap Syilla.

Farhan hanya mengangguk mengerti, yah memang syilla adalah tipe gadis yang baik dan penurut jadi tidak salah jika kedua orang tuanya selalu menuruti permintaan anak nya itu.

"Eum, Syilla dengar,  minggu depan papah mau ke singapura ya?" Tanya Syilla.

"Iya,  papah ada tugas di sana.  Lagipula papah tidak sendiri kok mamah juga ikut menemani papah di sana agar papah tidak kesepian," Ucap Farhan sambil membaca koran.

Syilla meletakan rotinya yang hanya tersisa setengah. "Lalu apa kabar dengan Syilla pah? Syilla kok nggak di ajak sih!" Protes Syilla.

Farhan tersenyum. "Flo kan harus sekolah,  nanti jika Flo tidak masuk. Beasiswa untuk ke amerika bisa di cabut," Ucap Farhan.

Syilla kecewa.  Kecewa karena papahnya lebih mementingkan beasiswa itu dari pada perasaannya.  Sebenarnya ia ingin sekali ke singapura,  ya walaupun impian terbesarnya adalah ke amerika tapi boleh lah Syilla ke Singapura terlebih dahulu.

"Ya udah deh pah, Syilla berangkat ya pah,  mah.  Assalamualaikum," Pamit Syilla saat mendengar suara motor terparkir di depan gerbangnya.

"Waalaikumssalam," Jawab Farhan dan Indri bebarengan.

Setelah putrinya pergi Indri meraih lengan kanan Farhan. "Jangan terlalu keras pada Flora, biarkan dia ikut," Ucap Indri pada sang suami.

"Ini demi masa depannya,  aku hanya mengajarkan bahwa saat ini ia harus merasakan kerasnya hidup," Ucap Farhan.

Indri mengalah saja.  Lagipula ia sangat tau sifat suminya seperti apa, keras kepala dan di siplin jadi tidak ada siapapun yang bisa mengubah ideologi nya.

🐢🐢🐢

Syilla membuka pintu gerbangnya dan mendapati Satria yang masih bertengger di atas motor besarnya.

"Pagi Satria,  udah lama nunggu ya?" Tanya Syilla.

"Nggak kok,  gue baru aja sampe,  oh iya lo udah sarapan kan?" Tanya Satria. Syilla mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mengejar Dia {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang