1

866 66 4
                                    

(Budayakan Vote sebelum membaca*)









Semilir angin menerpa wajah tampan pria yang tengah duduk diatas kursi roda di sebuah taman tersebut.

Pria itu menikmati hal yang meskipun sudah ia rasakan setiap hari namun tetap saja dapat membuatnya senang.

Namun terkadang perasaan nya kembali kosong saat mengingat kondisinya.

Yah,ia buta,karena kecelakaan 3 tahun yang lalu membuatnya harus merelakan matanya tak lagi dapat menikmati indahnya dunia ciptaan Tuhan.

Ia masih sangat mengingat kejadian tersebut,dimana hari itu hujan dan ia memaksakan diri untuk menyetir

Flashback

"Halo,mom?" tanya nya ketika mengangkat telfon dari sang ibu,saat ini dia tengah menyetir di tengah hujan deras , sebelah tangannya memegang ponselnya sedangkan tangan yang lain mengendalikan stir mobilnya.

"Jeno,cepatlah datang sayang,keluarga Akira sudah menunggu mu dari tadi sayang" ujar sang ibu di seberang telfon

"Iya,mom,ini sedang aku usahakan untuk cepat" jawab Jeno sambil terus berusaha fokus pada jalanan, Sungguh jalanan ditambah hujan membuat jarak pandangnya menjadi terbatas
Ia pun meletakkan ponselnya namun ketika ia kembali melihat ke arah jalanan tiba-tiba sebuah mobil truk yang nampaknya juga tidak dapat memperhatikan jalanan menabrak mobilnya
"Aaaaaaaaaaa" teriak Jeno saat mobil itu terguling di aspal yang menyebabkan sekujur tubuhnya nampak di penuhi luka dan darah di mana-mana

Malang tak dapat di tolak,sekuat apapun dia berusaha untuk berhati-hati,ia akhirnya mengalami kecelakaan.

Sang ibu yang mendapat telfon dari rumah sakit pun nampak shock berat dan langsung meninggalkan acara bersama sang suami menuju ke rumah sakit

Sungguh ia takut terjadi apa-apa dengan putra semata wayangnya tersebut.

Sesampainya di rumah sakit,ia langsung menuju ke ruang UGD dimana sang putra tengah ditangani oleh para dokter dan perawat karena mengalami luka dalam yang cukup parah.

"K-kumohon dokter!" pinta Alana,ibu Jeno histeris "Selamatkan putraku,berapa pun biayanya akan aku bayar asal putra ku dapat selamat" Alana dipeluk oleh Dimas,sang suami sekaligus ayah Jeno,ia juga sangat khawatir dengan putra satu-satunya tersebut,putra yang selalu membuatnya bangga dengan prestasi nya itu kini berada di ambang batas antara hidup dan mati. Tanpa sadar ia menitikkan air matanya "Ayah Mohon,Jeno,bertahanlah!" lirihnya.

Setelah beberapa jam lamanya mereka menunggu,dokter yang menangani Jeno keluar "Keluarga Jeno?"

Alana yang sejak tadi harap-harap cemas menanti keadaan putranya langsung menuju ke arah dokter yang menangani Jeno "Bagaimana keadaan Putraku,dok? Dia baik-baik saja kan?" tanya Alana bertubi-tubi.

"Tenanglah,nyonya!" kata sang dokter menenangkan Alana "Tuan Jeno sudah baik-baik saja,ia berhasil melewati masa kritisnya,ia sangat kuat" dokter itu tersenyum lantas menuju ke arah Dimas,ayah Jeno yang kini dapat merasa lega mendengar sang putra baik-baik saja. "Ada yang harus aku bicarakan dengan mu,Tuan Dimas!" ujar sang dokter sambil memberikan gesture agar Dimas mengikutinya

Dimas menyuruh Alana untuk menunggu Jeno,Alana mengangguk mengiyakan

Doctor's Room

"Jadi ada hal apa yang ingin dokter bicarakan dengan saya?" tanya Dimas penasaran

"Begini tuan,dari luka dalam yang dialami oleh Tuan muda Jeno,ia mengalami cedera yang sangat parah di bagian tulang belakang nya yang menyebabkan  tulang dan syarafnya mengalami trauma yang sangat parah,dalam hal ini Tuan Muda Jeno mungkin akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan salah satu anggota badannya,yaitu kakinya" jelas sang dokter panjang lebar.

LOVE IS BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang