*BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA*
HAPPY READING
FIRST DAY OF RENA
Ke esokan harinya,Rena kembali mendatangi rumah mewah itu. Kali ini ia sendirian karena Hillary sedang berkutat dengan tugas kuliahnya sehingga tidak dapat menemaninya hari ini.
Well, tadi pagi Alana menelpon dan menyuruhnya untuk datang. Rena pun hanya bisa menurutinya
Tokonya ia titipkan sementara kepada pegawainya yang kebetulan sedang libur sekolah. Seorang gadis yang bekerja paruh waktu padanya demi membantu ekonomi keluarganya dan Rena pun menerimanya sebagai pegawai untuk membantunya di toko setiap pulang sekolah.
Pintu dibuka oleh Mbak Ira. Ia hanya bisa tersenyum canggung "Ah,mbak Ira,Nyonya Alana menyuruh saya datang" beritahunya yang dibalas anggukan dari mbak Ira "Iya non,non Rena udah di tunggu dari tadi oleh nyonya,Mari masuk" katanya sambil tersenyum
Rena pun masuk dan dipersilahkan duduk oleh mbak Ira "Non,duduk dulu ya,saya siapkan minuman dulu" ujarnya sambil melenggang ke arah dapur
Rena hanya bisa duduk sembari memperhatikan interior rumah mewah tersebut.
Matanya tiba-tiba menangkap seseorang yang tengah berada di taman yang kebetulan berada tak jauh dari tempatnya duduk
Merasa penasaran,ia pun mendekati sosok tersebut dan ia pun langsung menatap sosok pria tampan yang tengah memejamkan matanya itu. "Tampan" batinnya
Butuh keberanian besar untuk menyapanya,namun Rena bertekad untuk menyapanya
"H-hai!" Ucapnya sepelan mungkin namun jelas sehingga mengalihkan perhatian pria yang sedari tadi menutup matanya tersebut
"Siapa kau?" Suara husky milik pria tampan itu tak ayal membuat Rena terpesona,dan sedikit gugup menyadari adanya nada intimidasi yang terselip diantara dua kata tersebut.
"A-aku Rena" jawabnya setelah menetralkan kegugupan yang tiba-tiba melandanya "A-aku ingin berkenalan denganmu,aku ingin jadi temanmu"
Pria itu hanya diam saja sembari kembali melanjutkan aktifitasnya yang sempat terganggu tadi,memejamkan matanya "Pergilah!" Ucapnya dengan nada singkat namun sarat akan perintah "Tinggalkan aku sendiri"
Rena tertegun sebentar "Maaf?"
"Aku bilang pergilah , aku tidak membutuhkan teman atau apapun itu, Jadi pergilah" ulangnya dengan nada yang lebih tegas namun Rena dapat melihat pancaran kesedihan di wajah tampan pria di hadapannya itu.
"Tidak bisakah kau menerima ku jadi temanmu? Aku sungguh ingin berteman dengan mu"
Jeno membuang nafasnya kesal "Sudah aku katakan , aku tidak membutuhkan teman atau apapun,jadi pergilah nona, kau hanya membuang-buang waktu mu di sini"
Setelah mengatakan hal itu, Jeno lantas memanggil asisten pribadinya "Mas Yudha!" teriaknya
Tak lama kemudian, Seorang pria yang sepertinya hanya sedikit lebih tua diatas Jeno datang "Ya,Tuan Muda?" tanya nya
"Bawa aku kembali ke kamar" perintahnya
Yudha menganggukkan kepalanya "Baik,Tuan Muda" ia kemudian membuka pengunci kursi roda Jeno, lantas mendorong kursi roda tersebut meninggalkan taman itu,menyisakan Rena seorang diri disana yang tengah menatapnya iba "Kau membutuhkan nya,Jeno, kau mungkin bisa berbohong,namun tidak dengan wajahmu" ujarnya sendu

KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE IS BLIND
Romance"Masihkah ada kebahagiaan untuk pria sepertiku?" -JENO- "Ada,dan aku harap aku bisa menjadi sumber kebahagiaan mu" -RENA-