"Gue pergi! Jangan lupa, lo harus balikin semua sesuatu yang udah gue kasih ke lo. Pulsa, paket kuota, tas, dan sepatu. Karena waktu gak bisa dikembaliin, it's okay. Lo ga perlu balikin waktu berharga gue yang lo sia-siain selama 2 bulan ini," setelah menenggak habis kopinya, pemuda yang sedari tadi menatap Eva tajam itu segera pergi meninggalkannya.
Sedangkan Eva yang masih duduk di kursi kafe, hanya bisa tersenyum miris. Ia kira hari ini akan menjadi kencan yang menyenangkan seperti dalam drama-drama yang sering ia tonton. Namun ternyata, semuanya di luar ekspektasi. Ah, Eva tak pernah siap dengan perpisahan.
Eva memejamkan matanya sejenak sebelum menatap ke luar jendela. Langit terlihat kelabu. Gadis itu pun segera meraih tas selempangnya, ia harus segera pulang sebelum hujan turun. Baru saja ia hendak berdiri, ada pesan masuk dari seseorang yang baru saja menjadi mantan pacarnya 1 menit lalu.
From : Bae❤
Kopi gw jgn lupa dibayar. Gw cm minta ganti sekali.Astaga! Eva benar-benar ingin melempar wajah mantan pacarnya itu dengan tas yang ia bawa saat ini sekaligus mengembalikannya. Jika bisa, ia juga ingin melemparkan sepatunya.
Sialan! Semua mantan pacarnya memang sialan!
💞💞💞💞💞
"Heh! Bangun kebo!"
Seorang gadis yang masih setia bergelung di dalam selimut, mengerang kesal saat ada yang menarik selimutnya hingga kakinya yang terbungkus kaos kaki pun terlihat.
"Eva! Bangun! Lo udah tidur dari jam 1 siang dan sekarang udah jam 9 malem, lo belum makan. Cepetan bangun!"
Dengan berat hati, Eva pun segera bangun dan mendudukkan dirinya menghadap pemuda yang kini tengah membereskan kasurnya itu.
Dengan telaten, pemuda itu memunguti bantal, boneka, novel, dan tisu bekas yang berserakan di kasur hingga ke lantai. Eva yang sedang patah hati memang menyebalkan sekaligus menyeramkan. Gadis itu bahkan pernah hampir menghilangkan nyawanya tanpa sengaja karena berendam terlalu lama di dalam bak mandi dengan kepalanya yang ikut terendam.
Pemuda itu mendengus kala mendengar suara aneh yang berasal dari hidung Eva. Jika hidung gadis itu sudah mengeluarkan suara-suara aneh, itu artinya Eva kedinginan.
"Pake nih jaketnya, abis itu langsung ke dapur. Gue udah angetin sop dari Mama," ujarnya seraya menyodorkan jaket yang tadi dipakainya.
Eva mendengung dan setelah itu langsung keluar dari kamarnya. Dengan mata setengah terpejam ia berjalan menuju dapur. Sesampainya di sana, ia malah tertidur lagi dengan tangannya yang terlipat di atas meja sebagai tumpuan. Jaket yang tadi dibawanya, terjatuh di bawah kakinya.
Dimas-pemuda yang tadi membangunkan Eva- berdecak-decak kesal kala melihat Eva yang malah tertidur kembali. Sahabat dari kecilnya itu memang keras kepala.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Dimas menghampiri Eva. Ia menyampirkan jaketnya untuk menutupi punggung gadis itu lalu merapikan rambutnya yang acak-acakan, mengikatnya dengan ikat rambut yang tadi ia ambil di atas nakas.
Dimas terkekeh saat melihat gadis itu mengigau dalam tidurnya. Tidak aneh memang. Bahkan ia tahu semua hal-hal aneh tentang Eva.
Eva tidak bersahabat dengan cuaca dingin, kulitnya akan gatal dan hidungnya akan mengeluarkan suara aneh seperti suara engsel pintu yang rusak. Eva tidak bisa tidur tanpa guling. Eva tidur dengan mata yang setengah menutup dan mulut terbuka, bahkan Dimas pernah menjahilinya dengan memasukkan garam ke dalam mulut gadis itu saat tidur dan setelahnya Eva puasa bicara padanya selama seminggu.