part 2

5 1 0
                                    

Hai haii👐
Adakah yang suka dgn cerita ini?😅
Mudah2an ada yah😁
Maaf yah kalo update nya gak menentu, soalnya aku lagi sok sibuk😆.

Selamat membaca guys, maaf klo bnyak typo😊

...........


Seorang laki-laki tengah memainkan gitar dengan seragam putih abu-abu nya di bangku taman. Hanya sekedar memainkan tanpa bernyanyi. Tatapannya lurus kedepan, memperhatikan dandelion yang menjauh dari tangkainya kala ia di tiup angin.

"Kak orion" terdengar suara perempuan yang memanggilnya

Ya, laki-laki itu bernama orion. Lengkapnya, Orion Adelio Adelard.

Orion menoleh ke asal suara. Dan tersenyum kala mendapati seorang gadis  tengah berjalan ke arahnya.

"Ternyata kakak disini, dari tadi aku cariin" ucap gadis itu ketika ia sampai disamping orion.

"Kenapa nyariin?"
"Gak papa. Kakak lagi mikirin apa? Kok kayak lagi melamun gitu?"

Orion tersenyum melihat gadis disampingnya, "gak ngelamunin apa-apa kok, yuk pulang." ajak orion dan menggandeng tangan mita, lengkapnya mita anindira gadis yang saat ini tengah menatap tangannya yang digandeng oleh orion.

Kakak kelas yang paling dikagumi seantero sekolah. Bagaimana tidak dikagumi, orion memiliki pahatan wajah yang nyaris sempurna. Alis tebal, hidung mancung, kulit putih, tinggi, jago main alat musik terutama gitar, kapten basket di sekolah, tajir dan segudang kelebihan lainnya yang menjadikan ia the most wanted boy di SMA garuda.

Saat mereka tiba di parkiran, dari arah belakang, ada yang menarik kerah baju orion sehingga dia terhuyung kebelakang.
Orion hampir saja menonjok orang yang menariknya, kalau dia tidak cepat sadar bahwa yang menariknya adalah seorang perempuan.

"Loh apa-apaan sih ra?"tanya orion

"Harusnya gue yang nanya gitu, bego." bantah ara, arabella Freya.
"Elo masih aja jalan sama ni medusa, dan ngabain pacar loh yang gue yakin loh gak tau keberadaan dan keadaannya kayak gimana. Elo disini malah keasikan selingkuh. Elo sadar dong yon, pacar loh tu vania bukan nenek lampir ini." sambung ara dengan penuh emosi.

"Pacar? Hah, dan loh harusnya ngaca yang selingkuh itu siapa? Gue, atau cewek munafik itu."balas orion

"Gue gak habis pikir sama loh yon. Loh kok bisa bisanya lebih percaya sama dia ketimbang vania yang pacar loh sendiri" kata revan, teman orion yang baru saja datang dan mendengarkan ucapan orion barusan.

"Gue kecewa sama loh yon. Semoga loh gak akan nyesel saat tahu kebenarannya" ucap ara dan langsung berlalu pergi.

***

Vania tengah termenung sendirian di halaman depan rumahnya. Ia tidak tahu harus berbuat apa, mama dan papanya belum memperbolehkan vania untuk masuk sekolah karena takut dengan kondisi vania yang sering ngedrop tiba tiba. Tapi ada untungnya juga sih dia belum kesekolah, karena dia pun bingung harus bersikap seperti apa.

"Vania sayang, lagi mikirin apa sih? Kok serius banget sampe bunga mataharinya di pelototin gitu?" ucap laras, mama vania yang baru saja menghampiri vania.

"Eeh, mama. Gak mikirin apa-apa kok ma." jawab vania, sambil tersenyum menatap perempuan cantik disampingnya.
"Beneran? Eeh, atau jangan-jangan kamu lagi kangen sama orion? Mama juga udah jarang liat dia main kesini lagi, kalian baik-baik aja kan?" tanya laras.
"Orion?" tanya vania
"Iya orion, pacarmu yang ganteng itu?" balas laras.
"Eeeemm, or...
"Nyonya, ada telvon dari butik" belum sempat vania menjawab, bi ina datang dan memotong pembicaraan mereka.
"Ooh, iya bi. Ya udah yah sayang, mama kedalam dulu. Kamu juga, jangan lama-lama diluar yah" ucap laras pada vania sambil mengusap kepala vania dan langsung masuk kedalam.
"Huuuuff, untung aja ada bi ina." lega vania.
Ia kini memandangi tanah yang ia pijaki. Entah apa yang vania rasakan, tapi hatinya berdenyit ngilu saat mendengar mamanya menyebut nama itu.

'Orion, ada apa dengan nama itu. Benarkah ia seorang kekasih? Tapi mengapa hatiku berderak patah kala nama itu disebut. Luka kah yang sempat ia titip pada raga ini? Vania, serumit apa kisah yang kini kau titip padaku..'

Vania mengambil kertas berwarna pink yang ia bawah dari kamar lalu menggoreskan pena ke lembar kosong itu;

'Ternyata, hati ini punya lusinan luka. Fisiknya dititip perih oleh sel jahat. Vania, hatimu memiliki kanker.
Lalu sekelebat bayang menimpa, perihal ukiran cinta yang ku rasa luka. Luka itu, orion-pikirku. Sebab namanya membawa gelenyar aneh. Ada sesak yang terasa, entah apa itu. Mungkinkah sakit mu yang paling nyata adalah dia? Seperti apa rupa cintamu. Bayang-bayang saja enggan mampir dalam pikirku. Hanya denyut hati yang terasa memilukan. Rasanya aku tak mampu, menghadang tiap luka yang entah siapa penyebabnya.
Siapakah aku, yang hanyalah jiwa lemah yang dititip takdir pada raga rapuh nan kuat ini.'

-Vania, aku yang menjelma dia

Selesai menulis, vania melipat kertas itu hingga berbentuk bintang. Lalu membawanya masuk dan menaruhnya dalam kotak kaca yang ada dalam kamarnya.

Vania memandang keluar jendela kamar, melihat langit malam yang terlihat lebih cerah dari biasanya.

'Mungkin, aku yang sebenarnya sedang berada disana. Tertidur, bersama para bintang' ucap vania dalam hati.

Jgn lupa comment yah guys😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang