Prolog

1K 84 2
                                    

Sinar matahari mulai menampakkan dirinya pada bumi, menyinari bagian yang sudah saatnya disinari. Para karyawan dan pelajar berlalu-lalang menuju tempat tujuannya demi masa depan yang cerah, walau setelah sebelumnya pernah melakukan kesalahan di hari lampau.

Laki-laki berumur 18 tahun itu berada di antara mereka. Trotoar begitu sesak, juga jalan raya yang macet dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Inilah yang tidak ia suka, apalagi di hari Senin, keramaian. Terbiasa didalam keadaan sunyi, ia sedikit risih dengan kepadatan kota disini. Adaptasi dengan lingkungan adalah jalan satu-satunya agar ia dapat bertahan di kota ini demi masuk ke sekolah yang memungkinkannya bertemu dengan para siswa yang 'bernasib sama' dengannya.

Walaupun begitu, rasa rindu selalu menghantuinya setelah ia ditendang keluar dari tempat yang ia sebut dengan 'rumah'. Namun, lebih cocok untuk diberi nama 'neraka', mengingat bagaimana ia hidup tersiksa di tempat itu.

Kaki nya berhenti melangkah ketika iris matanya melihat seseorang yang tengah berdiri di atas batu besar sambil mengikat tali di salah satu ranting pohon.

Sungguh terasa familiar di ingatannya. Memegang kepala, ia berusaha mengingat orang itu. Orang yang menyuruhnya masuk ke sekolah 'khusus' setelah tidak diterima lagi untuk berteduh di bawah naungan atap yang ia sebut rumah itu.

"Dazai-san!"

Orang yang dipanggil dengan terkejut langsung menoleh. "He? Atsushi-kun?"

___________________________________

Fanfiction kolaborasi anime Bungou Stray Dogs.

AquatynIztar dan SyieraAquila mempersembahkan :

「Fate and Destiny」

Hope you enjoy it!
___________________________________

"Pergi! Kau tidak pantas untuk berada disini!"

Kepala panti menendang bocah bersurai perak itu dengan keras, membuat kepalanya membentur gerbang panti yang sudah sekarat. Sebutir kristal bening jatuh di ujung matanya ketika pandangannya buram. Ia kira ajal akan menjemputnya di detik itu juga, sedangkan amalnya bahkan belum bisa mencukupi untuk peluangnya masuk kedalam kenikmatan abadi di dunia lain.

Tendangan kembali dilancarkan ketika bocah itu baru saja berusaha untuk bangkit berdiri. Hidungnya serasa patah ketika sepatu kepala panti menendang hidungnya dengan sangat keras. Ia menangis. Kembali menangis. Sudah beribu-ribu kali mental dan fisiknya diperlakukan seperti ini. Ia tidak kuat. Tidak kuat untuk kali ini. Ingin rasanya ia melenyapkan kepala panti, sehingga beban hidupnya tidak terlalu besar untuk usia seumurannya.

"Benci saja. Bencilah aku daripada kau membenci hidupmu sendiri." Kepala panti menatap bocah itu dengan tajam.

Bodoh atau bagaimana? Ia tahu bahwa kepala panti bukan hanya membuatnya membenci pria itu, tetapi sekaligus membuatnya benci dengan alur kehidupan yang dialaminya saat ini.

Tiada hari dengan cacian dan penganiayaan. Dan untuk hari ini, di detik ini, kepala panti benar-benar mengusir bocah itu.

Entah ia harus senang ataupun sedih. Tidak tahu. Dua sisi ini membuatnya bimbang. Ia takkan dapat mendengar ocehan bedebah pria itu, namun ia tak tahu harus tinggal dimana selain disini.

Bocah surai perak tersebut muak. Ia hanya ingin hidup bebas seperti anak-anak kebanyakan, merasakan kehangatan dari orangtua seperti bayi kecil, dan hidup normal seperti manusia normal lainnya.

-TBC-

***

Selamat siang!
Fic ini merupakan kolaborasi dengan SyieraAquila dalam rangka event collab FFA! Tepuk tangan yang meriah~! /prok prok prok

Dan catatan, seluruh chapter tidak akan di publish di akun ini. Setiap update, chapter akan diloncat, dan di publish di akun wattpad serta Ffn SyieraAquila

Jadi, otomatis, kalau kalian mau membaca chapter dari awal sampai akhir dengan lengkap, harus baca book ini di akun saya dan Syie.

Follow atau masukkan book ini ke perpustakaan agar tahu info selanjutnya, ya, hehe~

Yup, mungkin itu saja. Sampai jumpa~

Fate and DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang