Menjalani menjadi mahasiswi ternyata tak semudah yang ku bayangkan seperti para mahasiswa yang ada di sinetron, yang masuk kampus dengan dandanan ala anak kekinian, di kampus ada beberapa aturan dalam berpakaian, bermake-up.
Karena ini dunia nyata, bukan dunia novel.Berangkat dan pulang ke kampus dengan sepeda dari papa, tak pernah lagi nebeng Adit, dan bahkan karena sama-sama kegiatan kita yang padat dan jadwal yang tak selalu sama menjadikan ku untuk tak selalu merepotkan nya, apalagi sampai saat ini aku tak menerima pernyataan cintanya.
Meskipun demikian Adit tetap baik padaku, jika ketemu di kampus pasti kami menyempatkan untuk mengobrol, kadang malam harinya Adit mampir ke kost untuk berkunjung atau sekedar mengantarkan makanan untuku.
Tak jarang para penghuni kost lainya mengira bahwa Adit adalah kekasih ku, awal mulanya kubiarkan saja, itung-itung biar tak kena bullyan mas Angga yang selalu bilang kalau aku ini cantik tapi nggak laku-laku, kurang ajar benar kan tu orang, tapi kelamaan penyataan yang dibuat para penghuni kost tentang Adit sebagai kekasihku, membuat ku tak enak dengan mas Panji yang saat ini sedang dekat denganku, meskipun tanpa ada yang tau di kos kami tentang kedekatan kami, akhirnya ku katakan pada semua nya jika Adit itu hanya sahabat ku.
Mama sebenarnya janji akan datang kembali mengunjungi ku satu bulan setelah kedatangannya, ternyata ada acara dan kepadatan papa dan Amar di perusahaan, jadi hingga enam bulan ini mama tak jadi berkunjung, dan bahkan aku sudah tiga kali pulang kerumah, sehingga besok sabtu lah mereka baru akan berkunjung, dan kunjungan mereka bersama dengan liburannya keluarga dari tante Ara.
Karena kedekatan ku dengan mas panji, jadi seharian ini mas panji pun ikut sibuk dengan ku mencarikan hotel untuk menginap keluarga ku besok, meskipun sudah ada aplikasi tetapi kata tante Ara, aku dimintanya untuk survey tempatnya langsung, sekedar bocoran aja kalau tanteku itu adalah miss perfect yang super posesif.
Setelah kudapatkan tempat pengambilan sesuai kriteria tante Ara, aku dan mas panji mampir untuk makan malam, karena dari dhuhur tadi kami keliling mencari hotel.
"Dek, makan dimana ini?" Tanya mas panji yang sedang menyetir di sebelahku.
"Bakmi jawa, gimana?"
Setelah setuju mas Panji menjalankan mobilnya menuju tempat yang kumaksudkan.
Memarkirkan mobil terlihat antrian sedang ramai, memesan dua bakmi jawa dan dua teh manis, kami mencari tempat kosong untuk makan.
Antrian yang panjang membuat kami menunggu cukup lama,
"Dek, sabtu depan mas wisuda, ikut ya" di sela obrolan kami, mas panji mahasiswa S2 Teknik Sipil di UNY dan kini juga bekerja di salah satu dinas pemerintahan sebagai team penataan kota, dan kadang kala mas Panji juga menerima pesanan sebuah desain rumah atau perumahan beserta penghitungan kebutuhan material yang dibutuhkan, cerdas sekali ni orang."Keluarga mas Panji datang?"
"Insyaallah datang" katanya kini sambil meminum teh manis yang sudah di antarkan.
"Malu aku"
"Kalau kamu nggak mau nemenin, besok mas juga nggak mau ikut nemani Galuh jalan-jalan sama keluarga" ancamannya kini dengan senyum kemenangan.
Makan bersama saling menikmati makanan masing-masing, setelah selesai segera pulang kembali ke kos.
Pukul sepuluh malam kami sampai di kost, masih ada beberapa yang duduk di taman sekedar menonton TV atau bercengkerama.
"Aku amati, akhir-akhir ini kalian kok sering jalan berdua ya?" Mbak Nana yang pertama menyadari kedatangan kami.
"Ssttt, ojok di godain, entar malah failed" mas haikal memberikan kode diam pada mbak Nana ,sedangkan mbak Nana yang tak mengerti kembali bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romance in Puri Kencana (Tersedia Lengkap di Ebook)
RomanceRomance di sebuah tempat kos yang bernama Puri Kencana. Melibatkan seorang mahasiswi kedokteran Gigi yaitu Galuh dengan tetangga kamar kosnya yaitu Panji, seorang ASN muda dan berasal dari kota yang sama. Tawa kebahagiaan, air matabkesedihan, erat...