10

4.9K 359 8
                                    

Satu minggu mas panji tugas keluar kota, rasanya di kost terasa sepi. Dan semenjak kejadian bertemu nya aku dan Adit membuat mas panji semakin posesif denganku.

Setiap hari tak cukup hanya berhubungan dengan mengirimkan pesan, setiap malam sebelum kami tidur, mas panji pasti akan meluangkan waktu untuk menghubungi ku melalui video call.

Mas panji akan pulang hari sabtu siang tadi tapi sampai malam ini juga belum sampai di kost, bahkan ponselnya pun sedang tidak aktif.

"Dek, dek galuh" ketukan pintu dan panggilan dari suaranya adalah mbak Nana.

Berdiri dari tiduran, sambil nonton drama Korea, kubuka pintu kamarku.

"Iya mbak na"

"Ikut yuk sama yang lain makan di angkringan" ku toleh ke arah taman terlihat mas Angga dan mbak Maya juga sudah siap. Setelah ku iyakan ajakan mereka ,kuganti bajuku dari daster ke baju yang lebih baik.

Ikut bersama mobil mas haikal, ada aku, mbak Nana, dan juga tunangan mas haikal. Sedangkan mas Angga dan mbak Maya bersama yang lainya di mobil mang Angga.

"Mbak Na, pak Roni nggak ikutan?" Mas Haikal masih tetap fokus menyetir bertanya pada mbak Nana, tentang pak dosen calon suami mbak Nana.

"Jangan ikut, nanti aku nggak ada temennya" selaku sebelum mbak Nana menjawab.

"Udah disana kok, nungguin disana" jawaban mbak Nana membuat mas haikal terkekeh menggodaku.

"Yahhhh, aku pulang aja deh"

Mereka bertiga kompak tertawa, dan tak kumengerti di bagian mana yang lucu.

Hingga sampai di tempat makan ternyata sebuah angkringan dengan konsep rumah adat Jawa beserta semua properti dan juga pelayanya memakai baju adat Jawa, tak lupa lagu yang mengiringinya pun sebuah Gending Jawa, benar-benar luar biasa, siapa yang bikin konsep seperti ini.

Memakan nasi bakar, dengan lauk serba kubakar, tentunya para penjual nya dalam melayaninya pun sangat ramah dan tutur katanya menggunakan bahasa jawa kromo Alus, bukan orang Jawa kesini yakin bingung, tenang jika pembeli terlihat tak bisa bahasa Jawa mereka akan melayani dengan bahasa Indonesia.

"Sugeng dalu, nyuwun sewu, kenalaken dalem paringi asma Panji, gending sak meniko kaula aturaken kagem mbak ayu ingkang damel ageman kembang-kembang "

Mendengar nama Panji ku angkat kepala ku mengarahkan pandangan ku kearah panggung yang di sediakan angkringan modern masa kini.

Mas panji duduk di sebuah kursi, dan menyanyikan sebuah lagu dari sang raja ambyar.

Setelah selesai menyanyi mas Panji menghampiri tempat ku dan yang lain duduk untuk makan, ternyata ini semua permintaan mas Panji pada teman-teman.

Di berikan aku sebuket bunga mawar merah, tentu saja riuh godaan dari trio bully paling keras terdengar, akhirnya kekesalan dan kekawatiran ku pada mas panji luntur sudah.

"Suwun mas" kuterima bunga dari mas panji, dan mas Panji mencium keningku.

Aku kembali dibuatnya salah tingkah ini kan ciuman di kening pertama kali dari mas Panji, karena selama ini cukup pelukan, pegangan tangan, cium tangan.

Senyum bahagia dari kedatangan mas panji tak pernah pudar dari bibirku.

"Tambah gemesin aja sih" mas panji menarik hidungku, yang ku balas pukulan di pundaknya.

Romance in Puri Kencana (Tersedia Lengkap di Ebook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang