[1]seperti mengangkat bumi sendirian

4.9K 591 55
                                    

"Selamat pagi dunia, nana harap hari ini lebih baik dari hari-hari sebelumnya" rutinitas Jaemin setiap pagi adalah menyapa langit pagi yang berwarna biru muda yang sejuk jika dipandang.

Jaemin berdiam memandang langit melalui jendela kusam itu, mengapa jendela kusam? Karena Jaemin tidur digudang rumahnya sendiri.

Jaemin tidak diberi kamar dia hanya tidur disebuah gudang yang kotor dan penuh barang-barang lama yang diletak kan disana, Jaemin tidur dengan alas kasur tipis yang sudah lama dan tidak empuk lagi.

Nyaman? Pasti nyaman jika Jaemin yang memakainya kalau kalian yang memakainya jangankan mendapat mimpi indah merebahkan badan kalian itu saja pasti akan sangat keras dan tidak nyaman.

"oke jadwal hari ini cukup padat! Mengantar koran, pergi sekolah, pulang kekafe bibi Lee lalu setelah itu membersihkan rumah bibi Krystal, dan mengerjakan jasa PR yang menumpuk itu" Jaemin menghembuskan nafas berat setelah dia menulis schedule nya disticky note kecil berwarna kuning.

"nana harus semangat! Ini akan bertambah berat jika kau terus mengeluh!" Jaemin yang selalu menyemangati dirinya sendiri

Lalu dia pergi mandi dan bersiap untuk sekolah.

Seperti pagi-pagi biasa Jaemin selalu menatap iri untuk kakak nya yang sedang berbincang asik dimeja makan bersama ayah dan ibunya.

"kapan aku berada ditengah-tengah mereka?" batin nya

"em selamat pagi ibu, ayah, kak Jaehyun nana berangkat sekolah dulu ya" tentu saja dengan suara pelan tidak mungkin Jaemin seberani itu hey

Dia pernah menyapa ibu, ayah, dan kakak nya waktu pagi itu dia langsung dibalas dengan kata-kata pedas dan tajam.

Jaemin pergi dengan senyum yang selalu ditampilkan nya setiap pagi, dia pergi ketempat biasanya dia mengambil koran yang nanti dia antar setiap rumah, gaji dari mengantar koran ini lumayan untuk makan sehari-hari.

Dengan sepeda tua bekas itu Jaemin menggayuh semangat pedal sepeda sambil bernyanyi sesekali bersiul untuk menghibur perjalanan nya.

"KORAN DATANG YUHU"
"KORAN DIPAGI HARI SIAP DIBACA"
"KORAN....KORAN....KORAN"

Tepat waktu koran itu habis dan Jaemin sesegera mungkin menggayuh lagi sepedanya pergi kesekolah.

10 menit sampai disekolah.

Jaemin memakirkan sepedanya dikafe punya Haechan, kenapa tidak parkir disekolah? Dulu Jaemin pernah dijailin oleh seniornya ban sepeda Jaemin dibocorkan dengan paku dan jok sepedanya juga dilepas, jaemin takut itu terjadi lagi ia memilih memarkirkannya disini lagi pula tidak jauh dari sekolahnya dan sekalian berangkat bareng Haechan & Renjun.

"Na apa kau sudah sarapan?" tanya Haechan

"sudah chanie aku sudah sarapan" bohong Jaemin yang selalu disertai senyuman manis yang menipu

"tidak usah berbohong! Kapan kau sarapan? Sudah lah Na jangan berbohong dan sekarang kita sarapan dulu bibi Lee yang membuat ini untuk kita" ucap Renjun yang membuat Jaemin mengangguk pasrah.

Mereka menikmati sarapan pagi itu dengan tenang.

"Na kau yakin tidak mengurangi pekerjaanmu yang sangat banyak itu? Kau masih pelajar Na" ucap Haechan khawatir dengan sahabat nya itu

"aku yakin chan, itu akan memperlambat uang yang akan ku kumpulkan buat keperluan sekolah dan yang lainnya" ucap Jaemin

"kau tidak mau mencoba meminta uang kepada orang tuamu? Itukan hak mu juga Na" ujar Renjun

Jaemin tertawa hambar "mereka tidak akan memberi itu njun kau tau itu kan?"

"ini sudah mendekati akhir tahun apa uangmu sudah terkumpul untuk membayar biaya sekolah?" tanya Haechan

BADWOLF -NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang