Part 6 - Pertemuan Pertama

1.1K 140 15
                                    

Di part ini, percakapannya pake bahasa baku. Sengaja pake bahasa baku buat bedain percakapan bahasa Korea sama bahasa Indonesia.

Di part selanjutnya, kalau tiba-tiba ada percakapan pake bahasa baku, berarti itu lagi ngobrol pake bahasa Korea.

Selamat membaca ❤


⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️




Suasana kafe yang cukup ramai tidak membuat Mingyu mengurungkan niat untuk tetap memasukinya. Setelah cukup lelah dengan aktifitas hari ini yang begitu padat, pria itu menyempatkan diri untuk bersantai di kafe langganannya setelah pulang bekerja.

Mingyu mengunjungi Queen café, tempat yang cukup sering dia kunjungi beberapa tahun terakhir. Beberapa pegawai di sana bahkan sudah mengenalnya dan setiap dia datang selalu disajikan menu favoritnya tanpa perlu bertanya terlebih dulu.

Seorang pelayan wanita menyajikan Iced Dark Chocolate dan Lava Cake ke hadapan Mingyu tidak lama setelah pelanggan setia kafe itu duduk di salah satu kursi.

"Terima kasih," tutur Mingyu disertai senyum menawan, membuat wajah wanita yang menyajikan makanan itu merona.

Tidak berlama-lama di hadapan Mingyu, pelayan itu segera undur diri dan tidak lama kemudian seorang pria duduk di sampingnya.

"Ini tagihan pesananmu selama sebulan," ucap Jaehyun sambil menyodorkan sebuah kertas berisi deretan angka kepada Mingyu.

"Perhitungan sekali," balas Mingyu disertai delikan tajam, lalu mulai fokus memakan kue di hadapannya.

"Sepertinya kau ingin membuatku bangkrut."

Mingyu terbatuk karena tersedak oleh kue yang baru saja dia lahap. Dia cukup terkejut oleh ucapan sahabatnya. Pria itu kemudian mengambil gelas minuman dan langsung meneguknya tanpa menggunakan sedotan. Setelah berhenti terbatuk, dia menatap Jaehyun dengan alis terangkat sebelah.

"Aku datang ke sini hanya seminggu sekali. Bagaimana mungkin kafemu bangkrut hanya karena aku?" desis Mingyu sinis.

Saat ini, keduanya sedang berada di kafe milik Jaehyun yang dibuka sekitar tiga tahun lalu. Seperti yang disebutkan tadi, Queen Café merupakan nama kafe tersebut. Jaehyun sengaja menggunakan nama Ana untuk kafenya yang menyajikan berbagai kue kesukaan wanita itu dan kopi yang menjadi kesukaannya. Intinya, kafe Jaehyun menyajikan dessert sebagai hidangan. Tanpa diberi tahu, sudah sangat jelas apa alasan Jaehyun membuka kafe itu.

"Setiap hari kafemu ramai pengunjung. Aku makan gratis di sini selama setahun pun tidak akan membuatmu gulung tikar," cibir Mingyu seraya kembali menyuapkan kue ke dalam mulut.

Mingyu merupakan pelanggan Jaehyun yang tidak pernah membayar pesanan. Tentu itu bukan keinginan Mingyu, melainkan Jaehyun sendiri yang menyuruhnya. Hanya saja, hari ini Jaehyun sedikit bercanda dengan memberikan tagihan makanan kepada sahabatnya itu.

"Efek pemilik kafe ini tampan, jadi selalu ramai," ujar Jaehyun percaya diri.

Mingyu langsung berdecih menanggapi ucapan Jaehyun. "Karena nama Queen yang kau pakai, jadi selalu ramai," ucapnya ketus.

Jaehyun tersenyum tipis sembari menggeleng melihat Mingyu memelotot kepadanya. Dia tidak merasa tersinggung dengan ucapan sahabatnya karena memang seperti itu kenyataannya.

"Permisi, Tuan. Maaf mengganggu." Seorang pegawai menghampiri Jaehyun dan Mingyu, menginterupsi obrolan mereka. "Ada seseorang yang melamar pekerjaan, tetapi manajer kafe sedang tidak ada. Apa yang harus saya lakukan?"

Unexpected TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang