Pertama

228 11 8
                                    

Author POV

Seperti biasanya, Seungwoo dan rekan-rekannya sedang berada dikantin untuk beristirahat dari penatnya bertatap muka dengan kekasih mereka. Ya, kekasih mereka tidaklah bukan adalah komputer.

"Gua mau nyari cewek aja susahnya minta ampun. Umur kita udah tua, harusnya kalau pulang ada yang nyiapin air buat mandi dan ngopi."

"Lu aja yang tua bang. Gua sama Seungyoun belum terlalu tua. Lu yang CEO disini harusnya gampang nyari istri."

Han seungwoo menatap Wooseok dengan tatapan tidak suka. Barusan dia menghina abangnya dan mengatakan bahwa dia yang paling tua dan harusnya mencari wanita lebih dulu daripada adik-adiknya. Seungwoo mengotak-atik handphonenya, mulai menghilangkan rasa bosannya.

"Seungyoun. Gua pinjam power bank lu, handphone gua mati lupa bawa charger."

"Nih bang, jangan dibawa balik. Gua belum punya uang buat beli yang baru." Seungyoun memberikan power bank nya ke Seungwoo.

"Gua duluan. Takut ada klien datang." Seungwoo berdiri dari kursi dan berjalan menuju kelift. Saat memasuki lift tidak sengaja karyawannya menabrak badannya cukup keras hingga membuat power Bank yang dipegangnya jatuh.

"Maaf, saya tidak sengaja tuan Han." Wanita itu membungkuk dihadapan Seungwoo

"Hmm, tidak apa-apa." Seungwoo mengambil power bank yang jatuh tadi dan mulai mengotak-atik nya.

"Saya permisi dulu tuan Han." Karyawan itu meninggalkan Seungwoo yang masih sibuk membenarkan power Bank Seungyoun.

"Kok gak bisa hidup? Kayanya rusak. Gua harus beli yang baru kayanya. Pulang dari sini gua harus sempetin buat ganti nih power bank." Seungwoo menutup liftnya dan mulai menekan lantai yang berada dipaling atas. Lantai itu khusus untuk Seungwoo, teman-temannya sering keruangan Seungwoo hanya untuk bermalas-malasan atau ingin bermain diruangannya. Seungwoo menghela nafas panjang mengingat tumpukan berkas yang harus dia tanda tangani hari ini.

"Nasib jadi bujangan."

Author POV End

• • •

Kim (y/n) POV

"Bisa service handphone saya gak? Kayanya gak bisa hidup nih, datanya penting banget." Ini cewek cantik amat, aku yang jadi cewek aja ngerasa gagal jadi cewek pas liat dia.

"Bisa, saya cek dulu." Aku berjalan menuju ketempat Byungchan yang sedang sibuk memindahkan data-data dikomputer kehandphone.
"Chan. Ada yang mau service handphone." Aku menaruh handphone wanita tadi disamping komputernya. Byungchan mulai mengecek handphone yang aku bawa tadi.

"(Y/n), sepertinya ini tidak bisa diperbaiki. Mesinnya mati total, suruh aja beli yang baru."

"Oke, oke." Aku berjalan lagi menuju cewek cantik tadi, baru pertama kali ngeliat cewek cantik jadi minder sendiri.
"Maaf, sepertinya anda harus beli yang baru saja. Handphone anda mengalami kerusakan dimesinnya."

"Tapi data-datanya bisa dibalikin gak?"

"Bisa dibalikin."

"Yasudah, saya beli handphone yang baru saja. Bisa nego gak?"

Lah? Cantik-cantik kok nawar sih. Dia lupa atau apa ya? Disini kan bukan pasar, mana bisa ditawar.

"Gak bisa kakak. Karena harga disini sudah tidak bisa diubah-ubah lagi."

"Payah sekali, harusnya bisa turun lah dikit harganya."

nonjok muka pelanggan boleh gak sih? Aku harus sabar melayani pelanggan yang satu ini. Aku tersenyum ramah padanya
"Maaf kakak. Tidak bisa"

HUSBAND (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang