11 | Come To Mè

94 6 0
                                    

Chanyeol melangkah masuk ke dalam rumah Baekhyun. Berat kakinya melangkah berat lagi hatinya mahu menerima yang ini kali terakhirnya mengunjungi Baekhyun dan Jesper. Chanyeol berharap yang Baekhyun akan memberinya peluang tetapi Baekhyun malah menyuruhnya pergi. Putus asa? Entahlah, Chanyeol terlalu lelah.

"Uncle Chanyeol!" Suara lengkingan Jesper membuat lamunannya menghilang. Dia menyambut Jesper dengan sebuah pelukan hangat. Jesper tentunya senang bukan main.

"Linduuuuu~" Jesper meloncat senang di dalam pelukan Chanyeol. Chanyeol menanggapi hal itu dengan baik. Dia mengusap kepala Jesper lembut penuh akan kasih sayang, Baekhyun dapat melihat itu. Walaupun cuma 3 hari berjumpa Jesper tetapi keakraban mereka berdua seakan sudah lama kenal.

"Uncle harus pulang, sayang."

"No!" Bahu Jesper lemas. Tatapan matanya berubah sendu. Tangannya menepuk bahu Chanyeol menyuruh Chanyeol melepaskan gendongannya dan tungkai kakinya berjalan ke arah Baekhyun.

"Hyung." Jesper menarik hujung baju Baekhyun membuatkan Baekhyun mau tak mau harus melihat ke arah bocah kecil itu. Jesper menunjukkan jemari kecilnya ke arah Chanyeol. Baekhyun tahu Jesper mahu Chanyeol tetap ada di sini tetapi sudah Baekhyun kata kan tadi yang dia risih.

"Uncle Chanyeol sendiri yang bilang dia harus pulang Jesper." Baekhyun menegaskan suaranya membuatkan Jesper menciut. Tidak biasanya Baekhyun bicara dengan nada begini.

"Hyung jahat! Jahat! Jahat! Jahat!" Jesper menjerit dengan penuh amarah ke arah Baekhyun. Baekhyun tentunya tidak percaya bocah dengan umur begini mampu meneriakkan kata-kata yang tidak enak di dengar. Baekhyun yang memang asalnya tidak punya mood tidak dapat mengontrol emosinya dengan baik. Seolah dibutakan dengan amarah, Baekhyun heret Jesper masuk ke dalam kamarnya dan setelah itu mengunci kamar itu tanpa peduli Jesper yang menangis sambil menhentak pintu berulang kali kerana hendak keluar.

"Baekhyun!" Kyungsoo yang entah datang dari mana membentak Baekhyun membabi buta.

"Baekhyun apa-apaan kau. Buka kamar itu sekarang." Kali ini Chanyeol pula yang bersuara. Baekhyun yang selama ini Chanyeol kira lemah tanpa menunjukkannya emosinya dibuat ngeri dengan tatapan itu. Baekhyun dibutakan dengan emosi. Matanya terlihat gelap.

"Kau, Chanyeol! Ini semua sebab kau!" Entah setan apa yang merasuki Baekhyun, dia terus saja menyalahkan Chanyeol dengan tidak jelas. Bahkan sekarang Baekhyun sudah mengeluarkan air matanya.

Chanyeol dengan sigap langsung memeluk Baekhyun tanpa mempeduli pukulan di dadanya. Chanyeol terus saja mengelus helaian rambut Baekhyun dan menciumnya berulang kali seolah menenangkan Baekhyun. Selang berapa minit, tangisan dan rontaan Baekhyun mereda disusuli dengkuran halus milik lelaki mungil itu. Chanyeol dengan senang hati mengangkat lelaki itu dan meletakkannya dengan berhati-hati seolah Baekhyun adalah bayi yang rapuh ke atas katil.

"Kyungsoo, bukakanlah pintu Jesper. Aku akan mengurus Baekhyun." Kyungsoo hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Chanyeol dan Baekhyun.

Pandangan Chanyeol beralih kepada Baekhyun semula. Sudah lama sekali dia tidak memeluk Baekhyun seperti ini. Seperti lupa dengan permintaan Baekhyun yang menyuruhnya untuk tidak mengganggunya lagi, kini Chanyeol malah mempereratkan pelukannya di pinggang Baekhyun. Lelaki mungil itu pun tidak kalah erat memeluk Chanyeol dan malah menyembunyikan wajahnya di dada bidang Chanyeol.

"Chan-yeol~" Baekhyun mengigau. Chanyeol yang melihat itu pun menggigit hidung Baekhyun gemas. Baekhyun dan seluruh anggota yang berada di tubuhnya adalah favourite Chanyeol. Merasa tidak puas mencium hidung Baekhyun kini Chanyeol mengambil langkah berani dengan menghujani Baekhyun dengan kucupan-kucupan ringan di seluruh wajahnya. Baekhyun yang merasa terganggu itu membuka matanya perlahan dengan kerutan di dahinya.

Forever After | CHANBAEKWhere stories live. Discover now