KAMU SEDANG MEMBACA

ALVARO [HIATUS]

Teen Fiction

SEQUEL END OF STORY *** FOLLOW SEBELUM MEMBACA. VOTE DAN COMEN SETELAH MEMBACA. *** Alvaro Kusuma Saputra. Seorang siswa SMA dengan segudang prestasinya dibidang olahraga. Basket tentunya. Sikapnya yang bisa membuat luluh semua wanita, tapi tidak de...

#remaja #romansa #sma

ALVARO 01 : SICEWEK MENYEBALKAN

839 41 7

oleh dadidudedo_ndo

oleh dadidudedo_ndo

Pagi ini Dikelas yang berisik itu, Alvaro hanya menunggu sang guru untuk masuk dari pintu yang sudah terbuka lebar itu.

Rasanya, harapan Alvaro dikabulkan Tuhan. Seorang guru masuk, tapi tunggu. Guru itu tidak sendirian, bersama dengan murid baru dibelakangnya.

Alvaro mengumpat sial.

“Selamat pagi anak-anak.” Sapa guru perempuan itu.

“Pagi Bu,” Jawab siswa serentak.

“Hari ini, kita kedatangan murid baru.” Guru itu menoleh kepada murid baru yang dia maksud. “Silahkan, perkenalkan dirimu.”

Murid yang disebelahnya itu, mengangguk dan mengikuti arahan guru itu. “Selamat pagi semuanya. Saya Eca Anastasia, Pindahan dari SMA Berlian. Terima kasih.” Eca tersenyum hangat.

“Baiklah Eca, kamu bisa duduk di depan alvaro.”

Eca yang mendengar itu, langsung berbinar. Tidak dengan Alvaro yang malah semakin jengah. “Terimakasih Bu!”

Eca langsung duduk ditempatnya. Dan sesekali dia menengok kearah Alvaro. “Hai, Varo ku, kita bertemu lagi.” Kata Eca.

Alvaro menatap malas gadis itu. “Jangan ganggu gue belajar.” Jawabnya cuek.

[Yang mau tahu siapa Eca, bisa baca cerita ALVINA]

***

Pulang sekolah Alvaro selalu dengan aktivitas rutinnya. Setiap pulang sekolah, dia tidak pernah langsung pulang, tapi selalu bermain basket di lapangan basket yang ada di sekolahnya, dengan bola basket miliknya yang tak pernah lepas dari dirinya.

Alvaro terus mendribble bola basketnya dan memasukkannya ke ring. Tidak pernah gagal, selalu masuk dengan mulusnya.

Disaat Alvaro ingin melemparkan bola itu kearah ring, tiba-tiba ada seorang gadis yang menghalanginya. Membuat dirinya mengurungkan niat untuk memasukkan bola itu.

Alvaro memandang kesal ke gadis itu. “Mau apa lo?”

Laras memandang Alvaro kesal. “Biasa aja dong! Aku juga dateng baik-baik.”

Alvaro memandang malas kearah Laras. “Lo mau apa? Gue nggak punya banyak waktu.”

“SO SIBUK KAMU!”

“Emang gue sibuk. Lo nggak liat? Tadi gue lagi apa?”

“Cuma main basket doang.”

“Kalau emang nggak penting. Minggir!”

Laras memandang Alvaro kesal. “Ini, aku mau balikin ini.” Laras memberikan kunci mobil kepada Alvaro.

Alvaro yang melihat kunci mobilnya, langusung mengambil kunci itu. “Lo maling ya?!”

Karah menghela nafas. Sabar. “Kunci itu tadi tergeletak di lantai UKS. Aku ambil, dan aku kira itu punya kamu. Mangkanya aku balikin.”

Alvaro mengangguk. “Makasih.”

Laras mengangguk. Dia memandang bola basket yang ada dibawah kaki Alvaro. “Kamu suka banget main basket?”

“Dari kecil.” Jawab Alvaro cuek.

“Kamu ini! Bener-bener nyebelin! Aku nggak suka banget sama kamu!” Geram Laras.

Alvaro menatap Laras cuek. “Gue nggak nanya. Lagian, cuma lo doang mah yang nggak suka ke gue. Nggak penting. Banyak diluar sana cewek yang ngejar-ngejar gue.”

“KAMU INI! UDAH NYEBELIN! SOMBONG PULA!” Puncak kesabaran Laras sudah habis rupanya. “DISAAT BANYAK CEWEK YANG NGEJAR-NGEJAR KAMU. DAN MUNGKIN CUMA AKU AJA CEWEK YANG NGGAK SUKA SAMA KAMU!”

Alvaro menatap tajam gadis itu. “Diem lo.”

“Eh? Lo siapa?” Tanya gadis yang tiba-tiba datang dihadapan keduanya.

Alvaro semakin geram melihat kedua gadis ini. Sama-sama menyebalkan.

“Aku?” Laras menunjuk dirinya sendiri. “Aku manusia.” Jawabnya enteng.

Eca memutar bola matanya, gadis yang tadi dia tanya rupanya sedikit konslet. “Varo? Dia siapa?”

Alvaro menatap kedua gadis itu silih berganti. “Nggak jauh beda sama lo. Sama-sama nyebelin.” Alvaro langsung meninggalkan kedua gadis itu dilapangan.

“KAMU LEBIH NYEBELIN!” Teriak Laras.

Eca memutar bola matanya malas, melihat kelakuan gadis didepannya ini. “Selamat.” Eca menepuk bahu Laras. “Lo bakal bernasib sama kayak gue.” Setelah mengucapkan itu, Eca pergi meninggalkan Laras.

Laras menggaruk tengkuknya. “Mereka berdua aneh.”

Alvaro menutup pintu mobilnya keras. Moodnya hancur untuk bermain basket, hanya gara-gara kedua cewek menyebalkan itu.

Alvaro manaruh bola basketnya dikursi belakang. Dan memukul stirnya kesal. “Sial! Lo berdua!”