Satu bulan penuh Alvaro dan Laras menjalani pelatihan di sekolahnya, tentu saja di lab olimpiade yang ada di sekolahnya.
Sekarang waktunya mereka berada di perlombaan itu.
Alvaro dan Laras sudah turun dari mobil, dengan pak Handoko yang sudah turun terlebih dahulu.
Mereka sekarang berada didepan hotel bintang 5, tentu saja untuk hotel ini memang sengaja di booking hanya untuk para peserta olimpiade, dan pendamping mereka.
“Panitia sudah menyiapkan tiga kamar untuk kita, kamar kita sejajar, dari saya, Laras, dan kamu Varo. Kalian paham?” tutur pak Handoko memberi pengarahan.
Mereka berdua mengangguk. “Kami paham pak,”
“Kalian sekarang boleh istirahat. Karena besok, kalian akan bertempur dengan semua soal yang jawabannya beranak itu.” pak Handoko terkekeh mendengar penuturannya. Begitu pun dengan Laras dan Alvaro.
Laras dan Alvaro menurunkan barang-barang mereka yang masih berada didalam mobil. Saat mereka hendak pergi menuju kamar mereka, suara pak Handoko menghentikan langkah mereka. “Kamar kalian dilantai 10.” jelas pak Handoko, yang diangguki mereka.
“Permisi pak,” jawab keduanya bersamaan.
Alvaro sadar akan itu, tapi Alvaro sangat tidak suka. Untuk apa cewek itu ikut-ikutan menjawab dengan kata-kata sama dan diwaktu yang sama?
Alvaro melihat Laras sengit. Laras langsung ciut ditatap seperti itu oleh cowok yang ada disebelahnya. Rasanya dia ingin cepat-cepat pergi dari sana.
Tidak pikir panjang, Laras langsung pergi mendahulukan Alvaro. Alvaro yang melihat kelakuan Laras langsung berdecih pelan. Dan pergi juga mengikuti arah cewek itu.
***
“Eh... Tunggu!” tangan Laras tiba-tiba melayang di udara, menghentikan langkah Alvaro, tentu saja menghalangi langkah Alvaro.
“Mau apa lo? Ini didepan pintu masuk?” Alvaro berdecak kesal.
Laras membalikan tubuhnya, menatap Alvaro. “Sepatunya harus dilepas ya?” tanya Laras dengan lugunya.
Alvaro menatap Laras malas. “Lo kira apaan, harus dibuka segala.”
“Aku serius, aku nanya.” tatapan cewek itu terlihat benar-benar serius.
“Lo belum pernah ke hotel?” tebak Alvaro, dan dia yakin tebakannya ini benar.
Laras menggeleng pelan. “Ini baru pertama kalinya,”
Alvaro memandang kearah lain. “Pantes.” gumamnya, yang hanya bisa didengar oleh dirinya.
“Pakai aja.” kata Alvaro dingin.
“Kan sepatunya kotor, kalau dipakai nanti lantainya kotor,” jawab Laras dengan wajah polosnya.
Alvaro membuang nafas berat. Susah memang berbicara dengan gadis dihadapannya ini. “Disini juga banyak pegawai.”
“Aku tau, cuma kan kasian mereka kalau terus disuruh bersihin mulu!” Laras menjawab dengan wajah dramatis.
Alvaro menatap Laras dingin. “Buat apa mereka dibayar? Kalau lantai kotor aja nggak dibersihin?” Alvaro memilih langsung pergi meninggalkan gadis itu, menyebalkan meladeni gadis seperti itu.
“Varo tunggu!!” teriaknya tidak terlalu keras, karena Laras takut mengganggu ketentraman dihotel ini.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO [HIATUS]
Roman pour AdolescentsSEQUEL END OF STORY *** FOLLOW SEBELUM MEMBACA. VOTE DAN COMEN SETELAH MEMBACA. *** Alvaro Kusuma Saputra. Seorang siswa SMA dengan segudang prestasinya dibidang olahraga. Basket tentunya. Sikapnya yang bisa membuat luluh semua wanita, tapi tidak de...