Hari ini, hari camping pertama kali bagi seorang Shayla Wiguna. Sesuai di keterangan suratnya bahwa semua siswa yang ikut harus datang ke sekolah pukul 6, dan terpaksa bunda Rumi membangunkan Ayla menggunakan air agar gadis itu langsung terbangun.
Persiapan untuk camping sudah tersedia semua di ruang makan. "Dek, hati hati loh ya kamu disana. Jangan pisah dari teman dan guru kamu," Peringat Ayah Aditya kepada Ayla.
Ayla hanya mengangguki perintah ayah, "Siap laksanakan," Ucap Ayla sambil bersikap hormat ke ayahnya. Yaaaa, Ayla mengerti kekhawatiran mereka terhadap Ayla, terutama ayahnya itu. Ayah Aditya sangat was was ketika putri satu satunya itu pergi ke daerah strategis. Jangankan hutan, pergi ke Mall saja bersama Julie, butuh perjuangan yang lama untuk bujuk ayah Aditya. Tetapi, Ayla paham akan sikap "lebay" Ayah kepada Ayla.
"Jangan bandel, jangan repotin guru, jangan sakit, dengerin intruksi guru, jangan sembrono sendiri, jangan teriak teriak gak jelas, jangan--,"
"Udah sih yah, Ayla cuman 3 hari campingnya. Bukan pergi ke luar kota," Ucap bunda Rumi sambil menenteng tas tas kecil untuk Ayla bawa.
"Mau ke luar negeri kek, keluar kota kek, keluar rumah kek, bahkan keluar kamar sekalipun, ayah tidak akan segan mengkhawatirkan putri satu satunya di keluarga ini," Ucap ayah Aditya sambil meminum kopi. Bunda Rumi hanya geleng geleng kepala, mewajarkan sikap khawatir ayah yang sudah akut itu.
"Dengerin omongan ayah dek. Intinya lo kalo ada sesuatu yang mengganjal pas di camping, segera chat abang," Ucap Anfa sambil mengajak Ayla "Tos".
Ayla membalas "Tos" an dari kakaknya itu, "Baik. Kalian semua jangan khawatir, Ayla pastikan ini jadi camping pertama yang seru dan bertualang," Ucap Ayla ke seluruh anggota keluarganya.
"Ayo ayo semua mendekat, kita pelukan," Suruh bunda Rumi dan mereka berempat pun berpelukan.
"Tin.. Tin...." Terdengar suara klakson mobil di depan rumah keluarga Wiguna.
Mereka melepaskan pelukannya dan bunda Rumi berjalan ke pintu untuk mengetahui siapa yang datang. Saat setelah dibuka pintu tersebut, bunda Rumi memanggil Ayla.
"Dekkk, Chandra sudah di depan," Ayla langsung membeku di tempat, mengapa laki laki itu senang sekali memaksa kehendak orang lain?
Beberapa jam sebelum itu...
Pukul 22.30 dan Ayla sama sekali belum tidur, ia sangat gugup untuk pergi esok. Kemudian ia mengambil handphone dan mencari kontak Julie untuk menelpon, agar ia bisa menenangkan kegugupannya itu dan tidur dengan nyaman. Namun, sudah 20 panggilan, Julie tidak mengangkat panggilannya, yang dapat disimpulkan bahwa Julie sudah di alam mimpinya. Akhirnya handphone tersebut dilempar asal ke atas kasurnya.
Lalu Ayla berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah selesai, Ayla mengelap mukanya dengan handuk kecil dan naik ke atas kasurnya. Ia menidurkan diri di kasurnya yang empuk itu dan memejamkan matanya. Dan entah beberapa menit, suara handphone Ayla yang keras membuat ia membuka matanya kembali. Lalu Ayla mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya.
Chandra.
Ya, Ayla punya dendam abadi dengannya. Karena ia selalu saja membuat Ayla sial atau rugi dengan keberadaannya. Tanpa pikir panjang, Ayla langsung menolak panggilannya dan memejamkan matanya kembali. Dan tiba tiba lagi, suara telpon itu datang kembali membuat mood Ayla langsung down. Dengan terpaksa, Ayla mengangkat panggilan laki laki itu.
"Halo Chandra, bisa gak sih Chandra sehari aja gak bikin Ayla sial? Udah jadi pekerjaan Chandra ya bikin Ayla rugi?" Ucap Ayla judes saat pertama angkat telpon Chandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Amazing Malland
RandomBagaimana jika kamu ke tempat yang persis seperti mimpi tidurmu? Menyenangkan bukan? Inilah kehidupan realita Shayla Wiguna. Ayla, gadis pemalas yang memiliki tujuan membahagiakan orang tuanya. Ayla tidak menyangka bahwa dia akan mengalami pengalama...