Chapter 7 *Ningsih*

16 1 0
                                    

Cahaya terang menerangi pertama kali kedua mata gadis tersebut yang sedang membuka pelan matanya akibat pingsan yang tidak terduga. Ia melihat sekitar yang sangat asing baginya. Saat ini ia berada di ruangan dengan bau bau khas antiseptik, ia menyangka pasti sekarang dia sedang di UKS tepat di dalam kota yang terasa asing dan hampir tidak pernah mendengarnya. Ia menyingkirkan selimut yang menutup sebagian tubuhnya dan bangun dari kasurnya. Tetapi, saat gadis itu mau mengambil sepatunya tepat di bawah kasur, suara laki laki familiar membuyarkan keheningan yang ia rasakan.

"Mau kemana, putri?" Kata laki laki tersebut yang membuat Ayla mencari cari keberadaannya.

"Kamu dimana? Keluarlah, biar Ayla bisa tahu nama dan wajahmu," Ucap Ayla sambil matanya mencari cari pemilik suara tersebut.

Akhirnya, laki laki tersebut menampilkan penampakannya dan Ayla memiringkan kepala agar ia bisa mengingat sosok laki laki tersebut, namun tidak bisa.

"Ahhh Ayla ga ingat wajah kamu," Ucap Ayla polos ketika melihat kegantengan laki laki tersebut.

"Kita pernah ketemu, saat kita masih jadi kecebong," Canda laki laki tersebut, ia tak ingin membuat Ayla merasa tidak nyaman. "Aku bercanda, putri. Perkenalkan namaku Rangga, calon pendampingmu, putri Ayla."

Baiklah, bye bye Ayla pingsan kembali.

....

"Hey, apakah kalian tahu, bahwa gadis asing kemarin yang dibawa oleh tuan Chandra sangat cantik," Gosip pelayan ke pelayan lain yang sedang berkumpul di dapur utama. Mereka adalah mbak Yala, Fitri, dan Ningsih. Mbak Yala adalah pelayan senior diantara pelayan lainnya dan yang tertua, sedangkan Fitri adalah pelayan tercentil dan tergenit, juga ia sangat mengidamkan pangeran Rangga. Terakhir ada Ningsih. Ia adalah pelayan yang sangat polos di berbagai hal, katanya, ia masih suci. PRET.

"Mbak Yala benar tuh, Fitri ingin sekali mengganti wajah dengan muka putri itu. Setidaknya, Fitri ingin pangeran Rangga menatap fitri sedetik saja," Curhat Fitri lainnya, memendam keinginannya yang terselubung di hatinya.

"Memangnya muka bisa diganti?" Tanya polos Ningsih dengan muka tidak berdosa.

"Bisa kok, kalo operasi plastik," Ucap asal Fitri.

"Wah, kalo muka Ningsih diganti sama muka mbak Angelina Jolie bisa?" Tanya Ningsih dan mbak Yala menahan ketawa karena pertanyaan pelayan satu itu.

"Bisa Ning, kalau kamu ada kaca," Balas Fitri ke Ningsih.

"Aha, Ningsih ambil dulu kacanya, bentar ya," Segera Ningsih mengambil kaca di tempat yang hanya dia seorang mengerti dimana letaknya.

"Fit, kamu ini tidak bosan bosannya jahilin dia, kasihan liat dia selalu jadi korban kamu terus," Omel mbak Yala ke Fitri yang masih mencuci piring kotor.

"Mbak Yala nih, biar ada hiburan sedikit."

"HIBURAN PANTATMU! Hiburan tapi bikin bodoh orang," Mbak Yala segera menaruh piring piring kering bersih ke tempat semula. Tak beberapa lama kemudian, Ningsih kembali dengan kaca kebanggaan di tangannya.

"MBAK FIT!!!! Ningsih sudah bawa kacanya, lalu Ningsih apakan kacanya?" Tanya polos Ningsih yang masih tidak paham maksud Fitri menyuruh mengambil kaca.

Fitri merebut kaca dari tangan Ningsih dan menghadapkan kacanya ke wajah Ningsih, "LIHAT NING! WAJAH KAMU TUH BAHKAN LEBIH CANTIK DARI WAJAH AKU. BERSYUKUR, UDAH DIBERI WAJAH CANTIK, MASIH SAJA MAU OPERASI PLASTIK. NANTI KALAU GAGAL, MUKAMU JADI KAYAK BEAST LOH, MAU?" Ucap Fitri kepada pelayan polos satu itu. Memang diantara pelayan lainnya, Ningsih paling cantik dan anggun. Hanya saja, kepolosannya membuat 2 hal sempurna itu menjadi sirna.

An Amazing MallandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang