Chapter 6 *Selamat datang, Putri Ayla"

14 1 0
                                    

"Shit, kenapa harus sekarang?!" Chandra mengumpat pelan di dalam kamar mandi. Chandra menghela napas kasar dan keringat mengucur di pelipisnya.

"Gue harus pergi dari sini, sebelum Ayla melihat jati diri gue," Chandra pun membasuh muka di wastafel dan keluar dari kamar mandi. Tetapi saat ia hampir keluar dari kamar mandi pria, ternyata Ayla menunggunya di luar.

"ASTAGAA.....," Kaget Chandra saat mengetahui Ayla menunggu persis di samping pintu kamar mandi pria.

"Loh kok Chandra keringetan banget?" Ujar Ayla penasaran karena melihat wajah Chandra yang terlihat lembap.

"Enggak ay, gue tadi habis basuh muka. Biar segeran dikit," Ucap Chandra meyakinkan Ayla. Namun, terlihat Ayla memicingkan matanya.

"Chandra bohong ya?"

"Apa definisi bohong? Kenapa gue harus bohong? Faedahnya?" Bertubi tubi Chandra membalas Ayla dengan pertanyaan "Skakmat".

"Maaf Chandra. Soalnya, tadi Chandra aneh banget, lah kok tiba tiba kayak orang keracunan, ya kan Ayla khawatirrrr........ Ayla juga bukan anak PMR, yang bisa nanga--"

"AYLA!!" Panggil Chandra di depan muka Ayla dan menangkup pipi Ayla dengan sorotan mata tajam laki laki tersebut.

"Ii...iya Chandra?" Ucap Ayla terbata bata karena sikap dadakan Chandra.

"Ingat! Apapun yang terjadi nanti, jangan pernah pergi dan panik, janji?" Ucap Chandra dengan tatapan yang sulit diartikan.

Seakan terhipnotis oleh mata laki laki tersebut, Ayla pun mengangguk.

"Oke," Chandra melepas tangannya dari pipi gadis tersebut, "Karena lo udah janji, lo harus siap dengan resikonya."

Bingung dengan perkataan Chandra, tetapi detik selanjutnya Ayla berhasil dibuat membatu di tempat. Chandra mengecup kening Ayla dengan begitu intens dan lama. Sikap manis Chandra kepadanya, Ayla mulai menutup matanya, seolah ingin merasakan aliran Chandra ke dirinya.

"Semua terasa seperti mimpi" Itulah yang ada di benaknya Ayla saat ini. Ia tak pernah membayangkan Chandra yang lembut dan perhatian kepada perempuan. Momen ini langka, dan Ayla hanya perlu menikmatinya.

Saat Chandra mulai menjauhi bibirnya dari kening gadis itu, ia sempat menatap sekilas wajah cantik Ayla yang tenang dan imut karena sikap mendadak darinya.

"Tidak salah bunda Ratu memilih putri menggemaskan dan cantik sepertinya," Batin Chandra sambil tersenyum kecil, "Oke, buka mata lo sekarang."

Ayla pun mengikuti perkataan Chandra dan membuka matanya pelan. Setelah kedua mata Ayla terbuka, gadis itu tampak kebingungan melihat sekitarnya dan bola matanya terus bergerak ke atas, kanan, kiri, bawah. Tubuhnya gemetar hebat dan Chandra khawatir akan hal itu.

"Chan.... Chandra, dimana kita? Ini Ayla mimpi bukan sih? Coba cubit tangan Ayla," Ucap Ayla dengan tubuh yang gemetar dan masih bingung mengapa tempat sebelum dan sesudah Chandra menciumnya berbeda.

"Shayla Wiguna, atau yang seharusnya gue panggil....... Putri Ayla," Panggilan Chandra kepadanya sebagai "putri" semakin membuat Ayla tidak paham dan menimbulkan pertanyaan di otaknya.

"Selamat datang kembali di kota Malland," Ucap Chandra yang membuat Ayla membelalakan kedua matanya dan berakhir pingsan.

An Amazing MallandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang