Part 4 : Kita bertemu lagi

284 7 0
                                    

Jumlah kata di part ini adalah 3431 kata. Wah! Ini adalah part terpanjang yang pernah saya buat dan saya publikasikan, karena saya termasuk orang yang gak betah ngetik cerita lama-lama kalau gak bener-bener dapet ide. Sebenarnya saya ingin memperpanjang lagi, sebagai bentuk permintaan maaf saya karena terlambat mempublikasikan part baru. Tapi, karena takut nanti jadi ngebosenin akhirnya saya batalkan, hihi. Bagi para pembaca yang sudah membaca cerita ini sebelum diperbaiki, ending cerita ini kemungkinan tidak sama, yaitu sad ending. Sedikit bocoran, saya akan mengusahakan cerita ini akan berakhir dengan bahagia. Jadi, terus ikuti cerita ini sampai tuntas kalau kalian penasaran dengan ending cerita ini yaa.. hohoho.

Sekali lagi saya peringatkan jika keseluruhan cerita yang saya buat adalah murni dari imajinasi otak saya. Jadi, jangan sekali-kali mencoba ataupun berniat mencopy-paste cerita saya! Atau saya doa-in bisulan di hidung, wkwk. Tenang aja, selama kalian baik, saya juga baik kok, wahahaha *ketawa puas*

Kalau begitu...

Selamat membaca!

.

.

Hari ini Elsa memutuskan untuk pergi ke tempat favoritnya. Tempat dimana ia bisa menyendiri dan menenangkan dirinya. Setelah sehari yang lalu dirinya bermimpi buruk, gadis itu mengurung dirinya di kamar hingga waktu makan malam tiba. Sang kakek mendapat laporan dari mbok Sarti setelah ia pulang kerja, mengatakan bahwa Elsa belum keluar dari kamarnya sejak pagi hingga jam makan malam menjelang. Setelah mbok Sarti membereskan pekerjaannya dan pamit pulang, sang kakek memanggil Elsa di kamarnya. Meminta gadis itu untuk memakan makanan malamnya. Elsa keluar dari kamar dengan tampang yang berantakan. Mata gadis itu sembab dan memerah. Sang kakek hanya bisa tersenyum sendu lalu memeluk cucunya. Mengatakan jika hal itu tidak apa-apa, semuanya akan berlalu, dan yang dibutuhkan gadis itu hanyalah waktu. Sedangkan Elsa hanya bisa kembali menangis dipelukan sang kakek.

Elsa menghela napas pelan, seperti kata kakeknya, ini hanya masalah waktu. Seiring waktu berjalan, rasa sedih dihatinya akan segera hilang dan ia akan mengikhlaskan kepergian orang tuanya. Elsa memutar beberapa lagu favoritnya lalu memfokuskan kembali pandangannya ke jalan. Setelah sedikit beradu argumen dengan sang kakek, akhirnya gadis itu diberi izin pergi sendiri menggunakan mobil. Walaupun tak bisa dipungkiri jika dirinya masih sedikit trauma naik mobil, akibat kecelakaan itu. Dalam hati Elsa terus menyuruh pikirannya agar mengingat kenangan-kenangan yang membahagiakan. Gadis itu tersenyum kecil saat satu ingatan terputar dalam benaknya, mengingat betapa paniknya orang tuanya saat dirinya pergi bersama sang kakek tanpa memberi kabar seharian. Sore itu Elsa pulang bersama kakeknya dengan membawa segelas ice cream besar dalam genggamannya. Orang tua Elsa yang tengah dalam keadaan panik langsung memeluk Elsa dan langsung menyerbu sang kakek dengan berbagai pertanyaan. Melihat sang kakek yang kelimpungan dengan banyaknya pertanyaan, Elsa kemudian menjelaskan semuanya secara perlahan. Orang tua Elsa menghela napas lega, mereka pikir Elsa beserta sang kakek telah diculik. Elsa dan sang kakek hanya bisa tertawa lepas mendengar hal itu, sedangkan orang tua Elsa yang merasa dijahili kemudian merebut ice cream yang Elsa pegang dan memakannya berdua. Tak memperdulikan wajah cemberut Elsa dan tawa sang kakek yang masih menggema.

Elsa memparkirkan mobilnya di bawah pohon yang cukup besar, karena jalan setapak yang dilewati mobilnya mulai menyempit. Gadis itu harus berjalan untuk sampai ke tempat tujuannya. Elsa menatap datar mobilnya. Sepertinya sepulang dari sini ia harus pergi ke tempat cuci mobil, karena mobilnya kini berhiaskan lumpur disetiap sisi bagian bawahnya.

Elsa melipat celana jeansnya hingga mencapai setengah betisnya agar tidak terkena cipratan dari kubangan air yang terbentuk akibat hujan tadi pagi. Sementara kaos berlengan panjang berwarna abu yang sengaja ia lipat di bagian tangan hingga ke siku, ia uraikan lipatan kaos di bagian lengannya itu, membiarkan lengan kaos itu menutupi tangannya hingga ke ujung jari. Walau hari ini tidak terlalu mendung, namun tetap saja udara disini cukup dingin. Tidak ada terik sinar matahari, karena tertutup oleh awan. Elsa berjalan tak lebih dari 5 menit, dan akhirnya ia sampai di tempat tujuannya.

Rain : Because of You [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang