-Prolog-

16 3 0
                                    

"Hani, apakah kau sudah siap?"

"Sudah Mah"

Hani, tak asingkan mendengar nama Hani ditelinga kalian. Maafkan, nama gue terlalu pasaran. Gue pindahan dikota ini. Yahhhh mungkin karena baru pertama kali kesini, asing bagi gue. gue bakalan sekolah disekolah swasta. Entahlah seperti apa, gue gak peduli. Selagi hidup gue baik-baik aja, yah gue bodo amat. 

"Haniiiiiiii"

"iya Mahh"

"Bantuin Mama dong, antarin makanan ke tetangga"

Hani lantas menemui ibunya di dapur.

"Haruskah Mah?" ucap Hani dengan raut muka yang berkerut menandakan ia hanya ingin diam dikamarnya.

"Hani, tak ada penolakan" Hani lantas mengambil kotak jajan dan berlari keluar rumah.

"Selalu begini, selalu begitu, wajib kah memberi jajan ini ke tetangga" gerutu Hani sambil mengangkat kotak jajan yang disusun rapi oleh Ibunya.

"Permisi,,,,"

"Iyaa!"

Seseorang membukakan pintu untuk Hani

"Pagi Bi, ini mau nganter buah tangan dari mama"

-"Haruskah seperti iniii ahhhhh" gerutu Hani dalam hati.

"Tetangga baru yah nak?"

" Iya Bi, kalo gitu saya pamit dulu Bi"

"Makasih yah Nak"

-"tak berubah rupanya" ucap bibi dalam hati.

Hani hanya membalasnya dengan senyuman dan berlalu pergi. 

"Ahhh memalukan " ucap Hani sambil mengacak rambutnya. Mungkin apabila ada yang melihatnya sekarang akan merasa ada orang gila disini.

Hani memasuki rumahnya dengan langkah yang malas, seperti orang yang tak ingin hidup saja.

"Haniiii? apakah itu kau? jangan lupa membereskan barang-barang mu besok kau akan sekolah" teriak Ibu Hani.

Hani yang mendengar hanya memonyong-monyongkan bibirnya mengikuti ibunya.

Entah Hani mau kemana, Ia mengambil hoodie dan topi kesayangannya. Keluar rumah tanpa ibunya tahu. Hatinya tiba - tiba menyuruhnya untuk keliling sebentar di kota ini. Dengan ciri khasnya ia menggunakan topi putih beserta hoodie peachnya Berjalan dengan datar tanpa ada senyuman. Berjalan di taman kota dan tak tertarik dengan satupun yang berada disana.

"Kota ku jauh lebih indahhh" ucapnya sambil melihat sekeliling.

"kakak, kakak, kakak" 

Entah datang nya darimana, anak kecil ini terus memanggil Hani dan memegang tangan Hani, seperti meminta bantuan.

"Huftttt" 

Hani menyetarakan tingginya "Ada apa lelaki tampan?" Hani menanyakan dengan tatapan datar.

"Aku tadi bersama Abang ku, tiba - tiba ada gadis jelek yang merebut tangan abang ku dari genggaman ku, aku memarahimya, dan tiba - tiba ia memarahi ku juga. Aku pergi dan sekarang aku tak tahu harus mencari abang ku kemana" 

-"adakah yang tega meninggalkan adeknya ditengah keramaiannn di malam hariiiiii" gerutu Hani didalam hati

"Apakah kau ingat jalan pulang kerumah mu? tanya Hani

Anak kecil itu hanya mengangguk. "Ah oke, aku akan mengantar mu pulang, kau tunjukkan aku jalan" dan lagi anak kecil itu mengangguk.

"Ayo" ajak Hani dan menggenggam tangan anak itu.

Anak kecil itu terus mengajak jalan Hani dan sesekali bercerita tentang hidupnya, menyukai gadis yang sekelas dengannya, membenci teman - temannya yang menggangu gadis itu lah, segalanya tentang gadis itu.

"Akhirnya sampai, hmm tapi aku tak tahu cara masuk rumah, Abang belum pulang dan rumah terkunci." ucap anak kecil itu. 

Hani merasa kasihan dengan anak kecil ini.

"Duduklah disini, aku akan menemani mu"

Sudah berapa lama Hani menunggu, Abang dari anak kecil ini tak kunjung terlihat. Anak kecil ini sampai terlelap menunggu abangnya pulang. Hani melihat laki - laki berjalan ke arahnya ah mungkin ini Abangnya pikir Hani seperti itu.

"Jun, bangun Jun" ucapnya dan menggendong Jun-anak kecil itu- 

Hani bangkit dari duduknya dan berkata "Lain kali kalo ingin pacaran carilah pacar yang menyayangi adek lo seperti menyayangi lo, dia masih kecil butuh kasih sayang yang lebih bukan malah di tinggal dan dimarah" 

Setelah Hani berkata seperti itu Ia langsung pulang dan memakai topinya kembali. Sedangkan laki - laki yang Ia tinggal bersama Jun hanya menatap heran dari depan rumahnya.

***

Sekian dulu yah prolognya :) 

salam kenal :)


HaHaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang