Sampailah mereka berdua di tepi sebuah sungai dekat perkotaan.
Minami lebih dulu duduk di atas tanah berumput. Sedangkan, Kazuma sedang mengamati sekitar dan bertanya dalam hati. Kenapa Minami mengajaknya ke sini?
Kazuma pun ikut duduk di sebelah Minami. Sampai-sampai bahu mereka saling bersentuhan. Tapi, Minami tetap diam, tidak merasa terganggu.
Kazuma sedikit heran dengan perubahan sikap Minami. Biasanya Minami akan kesal kalau berdekatan dengan dirinya, sekarang...?
Kazuma hendak menyentuh pundak Minami, namun Minami menggerakkan tangannya untuk mengambil notes di saku celananya. Tapi... tidak ada. Astaga, kenapa sampai tertinggal. Aku juga tidak menyaku ponsel.
Seakan memiliki ilmu kebatinan, Kazuma menyodorkan ponselnya ke arah Minami.
Minami menatap Kazuma dengan alis bertaut.
"Ketiklah apa yang mau kau katakan."
Dengan sediki ragu, Minami menerima ponsel tersebut dan mulai mengetik.
Kazuma dengan sabar menunggu Minami selesai mengetik. Untuk mengusir kejenuhan, Kazuma melempar kerikil kecil ke arah sungai, menimbulkan bunyi khas percikan air.
"Hidupmu pasti sangat berat."
Minami mengalihkan pandang dari ponsel ke arah Kazuma. Ia menatap Kazuma dalam diam, mengisyaratkan tanda heran.
"Sangat berat kalau harus berhadapan dengan ayah seperti dia. Aku tau kalau bukan sekali ini saja kau menghadapi keadaan seperti ini. Tapi... tetaplah yakin kalau kau bisa menghadapi ini semua. Kau pasti pernah berpikiran untuk mengakhiri hidupmu? Benar, kan?" Kazuma mengangkat sebelah alisnya ke arah Minami.
Pasti kejadian pertama itu, batin Minami.
"Tapi apa itu akan memperbaiki semuanya? Kalau kau berpikiran seperti itu, pasti ada yang aneh dalam otakmu. Kau tidak perlu menyalahkan siapapun, termasuk dirimu sendiri. Kalau kau menyalahkan dirimu sendiri, siapa yang akan mengeluarkan kau dari permasalahan ini? Orang lain? Belum tentu. Mereka belum tentu peduli denganmu, karena kebanyakan mereka hanya penasaran. Don't underestimate yourself."
Minami terdiam mendengarkan kata-kata yang keluar dari bibir Kazuma. Memang benar apa yang dikatakan Kazuma. Minami juga tahu, tidak sepatutnya ia menyalahkan diri sendiri. Keputusan untuk bunuh diri memang tidak memberikan pengaruh yang baik, justru malah berakibat penyesalan dan penyesalan itu sudah tidak dapat ditolerir oleh siapapun.
Minami menyodorkan balik ponsel Kazuma. Kazuma menerimanya dan membacanya. Alisnya berkerut membacanya. Ia sudah menunggu lama dan Minami hanya mengetik satu kalimat. Kazuma tak habis pikir dengan gadis yang satu ini.
Terimakasih sudah memotivasiku dan membuka pikiranku dari pikiran sesat yang lalu.
Minami mengembangkan senyum ke arah Kazuma. Kazuma juga ikut mengembangkan senyum khasnya.
Tanpa sadar ada setitik air mata yang keluar dari sudut mata Minami dan Kazuma menyadarinya. Tangannya bergerak mendekati wajah Minami yang sendu. Dengan lembut, jemari Kazuma menghapus air mata itu dari wajah Minami.
"Menangislah, jika itu membuatmu lega. Tapi ingatlah, kalau aku akan selalu ada di sisimu. Aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu. Aku tidak sama dengan mereka yang menjauhimu karena kekurangan yang kau miliki. Aku justru menjadi tertarik untuk mengenalmu lebih jauh. Anggaplah aku seperti seseorang yang telah mengenalmu sejak lama."
Pelupuk mata Minami terasa panas. Aliran bening di matanya kembali turun semakin deras.
Melihat keadaan Minami ini, membuat Kazuma merasa sesak. Ia menarik tubuh gadis itu dalam pelukannya. Gadis itu terisak semakin dalam.
Mendengar tangisanmu saja sudah membuatku mengerti betapa beratnya cobaan yang harus kau tanggung.
◀~~body language~~▶
Mika keluar dari toko buku yang sering ia kunjungi. Komik seri terbaru sudah ada di tangannya.Ia menenteng papan skateboard-nya dan ketika jalanan dirasa sepi ia pun meluncur di atasnya. Semilir angin menerpa tubuhnya, memberikan ketenangan.
Ia bersenandung kecil selama perjalanan. Ia hampir saja kehilangan keseimbangannya ketika matanya menangkap pemandangan itu.Ia mengerem laju skateboard-nya dengan sebelah kakinya. Ia menatap kedua insan itu dari jauh. Kedua tangannya terkepal di samping tubuh. Ditambah lagi dengan rasa sesak yang menyusup di dadanya.
Apa itu benar mereka?
✓Kok aku baper sendiri sih gara-gara Kazuma. Pengen deh tuker posisi sama Minami😥
Tapi apalah dayaku yang hanya seorang penulis halu yang masih polos *polos, dikira kertas HVS kali ya😷
See you on the next part. We are going to part '⑩' . Stay wait, okey?
Vote komen, monggo...👍
Minami Hamabe / Kazuma Mitchell
2019.12.14.Sat
Betewe, kalian dapet salam nih dari Minami😎Minami : Hai kalian! Gimana kabarnya? Semoga baik-baik aja ya😊 (sambil tersenyum manis, semanis garam)
KAMU SEDANG MEMBACA
BODY LANGUAGE [TAMAT✓] | @penaka_
Fanfiction[Fiksi Penggemar] - [Tamat] Gadis dengan kekurangannya yang membuatnya dilema, apakah harus lanjut atau tidak. Lelaki dengan keingintahuannya yang membuatnya penasaran, apakah harus mencarinya atau tidak. Lelaki dengan kecuekannya yang membuatnya ra...