prompt by swanimagines.
--oOo--
Untuk kali ini, berdiam diri di dalam rumah bukan rencana Karma dan [Name] untuk menghabiskan waktu. Setelah beberapa hari tinggal bersama dan Karma hampir tertular virus kemalasan [Name], laki-laki itu memutuskan untuk mengajak sahabatnya berkeliling. Mencari udara segar katanya.
Namun, mengajak [Name] untuk beranjak dari ranjang apalagi di hari libur adalah hal yang nyaris mustahil. Bagai kucing hendak dimandikan, gadis itu berkali-kali menepis tangan Karma dari selimut kesayangan yang masih melingkupi tubuhnya pagi tadi.
"Beep beep, pesan suara dari [Name]. Pergilah tanpa aku. Pulang nanti bawa camilan yang banyak, ya. Jangan ganggu aku lagi. Beep beep."
Perempatan merah muncul di kepala Karma tatkala gadis itu mulai menirukan operator telepon. Mau tidak mau, laki-laki berambut crimson tersebut menarik paksa kerah belakang baju sahabatnya kemudian menyeretnya ke kamar mandi.
"Kar--"
Pagi hari diwarnai dengan teriakan sumpah serapah [Name] yang terkena siraman air dari shower, layaknya iblis yang baru saja disiram holy water. Sedangkan, sahabatnya menulikan telinga selama membuat sarapan untuk mereka berdua.
Tak ada percakapan berarti dari keduanya sejak sarapan tadi, bahkan sampai mereka berjalan di trotoar seperti sekarang ini. Wajah [Name] tampak tertekuk, dia terlihat jengkel dengan sahabatnya yang membangunkan dirinya dengan cara yang sangat tidak etis.
"Mau sampai kapan berdiam diri begitu, [Name]-chan? Ayo."
Netra [eyes color] milik sang gadis berserobok dengan netra mercury Karma. Laki-laki itu tampak mengulurkan tangannya yang dibalut sarung tangan, menawarkan diri untuk menuntun langkah gadis itu.
[Name] mendengkus, membuang mukanya. Dia masih marah karena kejadian tadi pagi. Salahkan Karma yang membuatnya harus meninggalkan kehangatan selimut kesayangan hanya karena keinginan laki-laki itu untuk ke luar rumah.
"Tidak. Aku bisa sendiri."
Sang gadis menepis tangan sahabatnya kemudian berjalan mendahului laki-laki itu dengan dagu terangkat. Namun, tingkahnya tersebut, membuat [Name] malah jatuh terjerembab berkat gundukan salju yang entah bagaimana caranya berada di depan sang gadis.
"Pft."
Berpasang-pasang mata tertuju ke arah [Name]. Akabane Karma sendiri menjadi laki-laki sadis seperti biasanya. Ia berjalan menjauhi sahabatnya beberapa langkah, kemudian berpura-pura tidak mengenal gadis itu. Nyaris saja tawanya meledak karena tingkah bodoh sahabatnya.
[Name] segera berdiri dari posisinya, mengusap wajah dan pakaian yang ditempeli salju. Rasa sakitnya tidak seberapa, rasa malunya yang luar biasa. Telinga gadis itu tampak dihiasi rona merah, dia menyembunyikan wajah di balik syal yang dipakainya.
Sekali lagi netra kedua sahabat itu berserobok. Tangan [Name] terkepal dalam sarung tangannya, gatal ingin meninju wajah sang laki-laki yang kini sedang mati-matian menahan tawa.
"Jangan menertawakanku!" tukas [Name] sembari melangkah lebar-lebar mendekati sahabatnya.
Karma membuang pandangannya ke sembarang arah, bibirnya dikulum agar suara kekehannya tidak dapat didengar oleh gadis itu. Namun, tentu saja perilaku tersebut, makin mengundang rasa jengkel si gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
10 days before christmas ◇ akabane karma ◇
FanficKetika [Fullname] terpaksa harus tinggal satu atap dengan Akabane Karma selama sepuluh hari setelah kalah taruhan. --- 【karma x reader】 --- Ansatsu Kyoushitsu by Matsui Yuusei. Story by Akabane Yu. Pict and Other by their artist.