...
Sekelebat kumpulan memori berputar acak-liar. Rangkaian kejadian bermula ketika Taehyung dipinang oleh keluarga Park, makan kue souffle berdua di acara pernikahan, juga bayang menyakitkan dimana jelas Taehyung menonton Jimin menyusu di dada perempuan itu tepat di atas ranjang tidurnya sepulang kerja.
Lembaran kilas balik masa lalu itu bak pisau tajam yang terhunus ke ulu hati.
Perih.
Begitu juga saat taxi pemerintah yang dikendarainya merosot jatuh keluar jalur perkara tajamnya belokan dan gelapnya jalan. Detik-detik ketika maut menjemput mencekok benak.
Saat Taehyung meringkuk dalam ketakutan berharap diselamatkan, terlanjur--- taxinya terjun dari jurang terjal dan berakhir mengenaskan sebagai bangkai.
"Sudah cukup? Ingatan bagaimana kamu meninggal sudah cukup terang, bukan?" ujar Jungkook datar.
Dua lelaki bertinggi badan sama itu berdiri bersebelahan. Pria yang diduga pemilik pondok aneh itu membawa Taehyung ke posisi dimana mayatnya berada.
Jungkook menatap Taehyung kilas dengan wajah hambar, "Mengembalikan ingatan akan kumasukkan di biaya akomodasi. Persiapkan dirimu untuk naik ke kereta alam baka."
Tangis Taehyung bercucuran makin lebat, meratapi tragedi yang baru saja menimpa dirinya bertubi.
Tidak sanggup, bibirnya terkelu ketika melihat raganya yang rusak parah. Baring terbengkalai di tanah bergenang darah merah.
Demi Tuhan.
Taehyung mengutuk suratan takdir yang seakan menyudutkannya dengan api. Segampang ini garis hidupnya? Yatim piatu, divonis mandul, diduakan, mati tanpa sebab, terlebih Taehyung yakin istri muda suaminya akan bersorak pora akan kepergian dirinya. Lee Yeri pasti akan memonopoli Park Jimin seutuhnya.
"Apapun taruhannya. Aku tidak akan---" Mata Taehyung berkilatan dendam, "Aku tidak akan mati semudah ini. Aku akan pertaruhkan apapun asal aku bisa kembali hidup."
Ada decihan remeh, Jungkook merasa geli akan tekad kuat dari roh gentayangan ini.
Jungkook tertawa sarkas, "Hahaha.. Apa yang akan kau pertaruhkan padaku heh? Toh, nyawamu sudah hilang."
"Kumohon, beri aku satu kesempatan! Aku akan menebusnya!"
Pria bertuxedo itu melirik sinis, "Kalau kau kubiarkan, maka akan banyak roh lain yang merasa tidak adil. Sudahlah, terima nasibmu dan pergilah ke akhirat."
Air mata Taehyung mengeras, dia meninju semak rumput sebagai pertanda frustasi.
"Aku berjanji tidak akan beritahu siapapun kalau kamu memberiku kesempatan hidup!"
Jungkook terlihat jengkel, "Kau pikir sedang bicara dengan siapa? Tidak pernah ada orang yang dibolehkan tawar-menawar soal umur."
Taehyung terpuruk, sia-sia. Segala ucapannya tidak lebih dari angin lalu.
Kehidupan itu singkat, mungkin ada benarnya.
Lelaki penjaga gerbang alam baka itu mendelik tajam ke Taehyung, "Jika tujuan kalian hanya untuk membalas dendam pada manusia berarti roh-roh seperti kalian memang pantas untuk mati."
Jungkook memgibas belakang blezernya, melangkah mantap menuju limosin hitam yang terpatri di dekatnya. Satu supir tua membukakan pintu untuk Jungkook.
Supir tua itu sedikit melirik kasian ke arah Taehyung. Dia menutup pintu sopan untuk Jungkook dan berlari pendek untuk merangkul Taehyung yang sesegukan melihat jasadnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Live | KookV / MinV / YoonV
Random{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} Kim Taehyung yang tertindas pada hubungan pernikahannya yang dinyatakan meninggal tentu membawa kabar baik bagi suami bejatnya. Kedatangan Jeon J...