.
.
.
Klakson limosin berderit bising di jagat malam.
"Eoh?"
Hoseok yang tengah ada di suite room nomor 309 terkesiap. Radarnya kuat sekali. Tersenyum pamit, dia menyudahi acara pelayanan pada tamu arwah tabrak lari.
"Jeon sajangnim! Anda sudah kembali?"
Hoseok buru-buru menyambut bos besarnya. Lari terbirit-birit membuka lebar gerbang utama Hotel Blue Moon, si penjaga itu membuntuti kemana pergi Jungkook.
Seperti biasa.
Jeon Jungkook tetap pria dingin, apatis, nyaris tak tersentuh.
"Ah! Tamu ke 100 kita, Kim Taehyung-ssi. Bukannya dia mulai menyupir hari ini eoh?"
Celingukan mencari rekan kerja barunya itu, Hoseok bingung.
"Dia pergi." dengus Jeon cuek.
Ah, pantas saja. Oh!
Hoseok lekas membekap mulut tak percaya. Pergi?! Beraninya roh rendahan begitu menelantarkan bosnya?
"Apa dia melarikan diri, sajangnim? Omo! Bagaimana kalau dia akan berakhir jadi roh gentayangan di dunia? Bukannya itu berbahaya sekali?"
Cerocosan ribut merepet sana-sini.
Jeon Jungkook melempar kunci mobil bengis ke kotak segiempat depan ruang administrasi yang terbuat dari kaca.
"Jung Hoseok." ejanya teramat ngeri, "Apa kau mau kulenyapkan sekarang tanpa perlu ke alam baka dengan bus pengantar roh? Itu yang kau impikan setelah 98 tahun bekerja disini?"
Konsekuensi yang menyakitkan. Jung Hoseok menggeleng bergeridik.
Glek
Nada penuh intimidasi dan mencekam.
Punggung tegap itu berbalik sinis, memincing sengit ke anak buahnya.
"Sekali lagi, jangan ungkit soal tamu ke 100." Pelototan sadis yang menakutkan, "Cih.. Saat ini.. dia mungkin reuni bahagia dan sedang pelukan dengan suami tercintanya, mungkin?"
Perkataan sarkasme.
Bingung akan kekacauan dirinya sendiri, dialah yang awalnya mengizinkan pergi tapi kenapa sekarang dia malah kesal?
Jungkook menyibak poni lebatnya yang jatuh menghalau kening, berkacak pinggang tepat di celana toblero ketatnya.
"Hoseok."
Lelaki bersetel rapi itu menyahut lurus, "Nne! Jeon Sajangnim!"
"Bawa sampanye dengan kadar alkohol tertinggi ke ruanganku." perintahnya mengancam, "Sekarang."
Ah, lagi-lagi.
Hoseok tau benar temperamen bosnya itu. Saat perasaan lelaki itu down, dia tahan menghabiskan purnama merah dengan mabuk.
.
.
.
"Yeri-ah?"
Jimin mengerutkan alis samar, hampir saja terkelabui dan bahkan mengira konyol bahwa gadis yang ada di depan merupakan Kim Taehyung. Mendiang istri pertamanya.
Air mata tak mau pergi dari pipi, gadis pirang itu,--ah maksudku Kim Taehyung menangis lirih.
"Bisa aku memelukmu?" derainya berkaca-kaca, "Sebentar saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Live | KookV / MinV / YoonV
Random{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} Kim Taehyung yang tertindas pada hubungan pernikahannya yang dinyatakan meninggal tentu membawa kabar baik bagi suami bejatnya. Kedatangan Jeon J...