prolog

50 4 0
                                    

⚠️setiap foto dari cast yang ada hanya sebagai penggambaran karakter⚠️

[Badai, Senja, dan Tegar.]

[Badai Arya Samudera]

[Badai Arya Samudera]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Adhira Putri Senja]

[Ksatria Tegar Laksamana]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Ksatria Tegar Laksamana]

[Ksatria Tegar Laksamana]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

eps. prolog.

Halo, ini aku, Senja.

Aku akan menceritakan bagian prolog ini dari sudut pandangku sendiri.

Ini adalah kisah tentang diriku yang penuh dengan lika-liku kehidupan.

Aku bersaudara kembar tiga, yaitu Badai, Senja, dan Tegar.

Kami dilahirkan pada saat Badai menyerang di desa kami. Kala itu Senja, sekira akan maghrib pada tahun 2003.

Sesaat setelah anak kedua lahir, —yang artinya itu adalah aku—, Ayah kami mendapat kabar bahwa rumah kami yang berada di desa roboh diterpa pohon Cendana disebelah rumah kami saat itu.

Namun, belum selesai pikiran ayah tentang rumah kami saat itu, tak lama setelah adikku lahir —Tegar—, mirisnya ibu kami meninggalkan kami selamanya ke rumah bapa lebih dulu.

Sungguh, saat itu adalah masa-masa sulit bagi keluarga kami.

Untuk mencari sepeser uang pun, ayah perlu kerja kesana-kemari agar kami bisa makan dengan enak.

Tetapi ayah kami masih berusaha untuk tetap Tegar dan ikhlas menghadapi seluruh cobaan yang menerpa keluarga kami saat itu.

Dan dari sanalah cikal bakal nama kami dibuat.

Badai yang berperan sebagai anak pertama, yang juga berarti Badai hujan yang mengawali kelahirannya.

Dan juga berarti dirinya harus sekuat Badai dalam menjadi pelindung untuk adik-adiknya.

Lalu dilanjutkan dengan diriku, Senja, yang berperan sebagai anak kedua, yang mengibaratkan sore hari pada saat itu.

Dan juga berarti aku yang menggambarkan watak diriku yang tenang dan halus, sama seperti sore hari yang menenangkan dan indah.

Dan Tegar sebagai si bungsu, yang mengabadikan perasaan ayah saat itu.

Watak Tegar sedikit keras, terkadang jika dirinya benar-benar marah, tak segan ia akan bermain fisik dengan lawannya.

Sifat-sifat tersebut yang membuat kami unik di mata ayah.

Tahun demi tahun pun kami lewati tanpa kasih sayang seorang ibu, akan tetapi hal itu tak membuat kami menjadi remaja yang liar.

Kami tumbuh sebagai remaja yang aktif di sekolah.

Badai, aku dan Tegar bersekolah di sekolah yang sama, kami pun satu kelas bersama sejak taman kanak-kanak.

Terkadang, banyak murid wanita yang iri padaku, karena aku bisa sangat dekat dengan mereka berdua yang bernotabene sebagai salah satu dari kumpulan 'Most Handsome&Smart Boy' di sekolah.

Jika ditanya diriku? Tidak ada yang istimewa pada diriku.

Tapi banyak orang bilang aku ini terlahir beruntung karena memiliki dua saudara laki-laki yang bukan hanya gentle dan pintar bela diri, tapi juga tampan.

Tapi menurutku, itu semua sudah biasa bagiku. Malah tidak mendatangkan hasil baik apa-apa, yang ada malah aku menjadi bahan gunjingan para fans Badai dan Tegar.

Ha, sungguh mirisnya diriku.

Meskipun begitu, tidak pernah ada satupun dari mereka yang datang untuk melabrakku, apalagi sampai membully diriku. It will never happen.

Mungkin kebanyakan dari mereka hanya menyindirku lewat status di whatsapp, path, dan paling mentok di instagram sih.

Namun setelahnya, mereka akan meminta maaf pada diriku setelah mendapat teguran dari Badai. I'm so proud of my bro!

Tapi yang namanya saudara, —terlebih lagi anak kembar,— pasti saja tidak pernah lepas dari yang namanya pertengkaran karena barang.

Ya, itu aku dan Tegar, tiap mendapat sebuah barang dari ayah, pasti saja kami selalu berebut untuk mendapatkan barang yang lebih bagus.

Tidak begitu sih dengan Badai, dari kecil Badai selalu belajar mengalah dengan adik-adiknya. Badai itu sudah bersikap dewasa sejak kecil. Aku sangat bangga memiliki kakak sepertinya.

Tetapi tetap saja, yang namanya pertengkaran pasti tidak pernah lepas diantara kami bertiga. Tak terkecuali aku dengan Badai.

Jika kami berdua sih, paling mentok hanya karena aku yang iri dengan nilai-nilai ujian Badai semasa sekolah dasar dulu. Iya, akulah yang memulai perkara, namun Badai hanya tersenyum menanggapiku.

Aku akhirnya kesal dan menangis dengan sendirinya.

it's a very embarrassing.

Meskipun begitu, aku sangat menyayangi kedua saudara kembarku, begitupun sebaliknya. Badai dan Tegar sangatlah menyayangiku selayaknya aku adalah adik paling kecil mereka, padahal aku adalah anak kedua sebelum Tegar. Hahaha, it's okay. Banyak manfaatnya pula. Pfft.

Episode prolog kali ini cukup sampai disini dulu, untuk kisah kami selengkapnya, mari lanjutkan pada Chapter berikutnya.

Selamat bertemu di chapter 01 ! :)

—utaripcy27, 2020.

Adhira Senja [Shin Ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang