02 ; a night with Tegar.

17 3 0
                                    

“Tegar, keluar yuk. Ke depan perum, aku mau makan nasi goreng.”

Saat ini pukul 7 malam, Badai masih belum pulang dari latihan futsal nya, dan ayah akan kembali pukul setengah 9 nanti. Alhasil, aku hanya bersama Tegar dirumah.

“Beli sendiri ya.” ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

“Iyaa. Aku bawa uang! Ayolah,” bujuk diriku.

“Ah, iya iya.”

“Yeay!”

Tegar lalu bangkit dari sofa, dan menuju kamarnya.

Lalu dia kembali dan berjalan melaluiku, dengan aku yang menguntit dirinya dari belakang.

“Ngapain bawa motor? Kan deket.” ucapku.

“Dingin, Ja. Pake jaketnya, nih.” dirinya lalu menyodorkan jaket jeans miliknya padaku.

Aku menerimanya, lalu memakai jaket yang menenggelamkan tubuhku ini.

“Biar cepet juga. Kasian ntar capek jalan kaki ampe depan.” ungkap Tegar.

“Hm.” balasku.

Kami lalu menuju keluar rumah, aku mengunci pintu gerbang, setelahnya kami menuju ke depan komplek perumahan yang kebetulan terdapat pasar yang hanya buka setiap malam menjelang.

🌼🕊️🌼

“Makan apa?” tanya Tegar.

Mampus saja. Sesaat setelah kami sampai, seluruh stan disini seakan memanggilku untuk menyambangi dan mencicipi makanan mereka satu persatu. It’s very difficult!!

“Ngga tau,” akhirnya hanya dua kata tersebut yang keluar dari mulutku.

“Loh, gimana? Tadi katanya laper.”

Aku menatap Tegar, lalu melakukan sedikit aegyo dihadapannya.

Tahukah kalian aegyo? Itu loh, orang yang senang berperilaku imut. Atau, aegyo itu seperti menunjukkan wajah dan gerakan imut.

“Ish, ngapain sih.” pada akhirnya, Tegar risih juga denganku. Hahaha.

“Makan sate gulai aja gimana? Sate ayam sama gulai kambing.” ajaknya.

“Hm.. boleh, yuk lah.” aku akhirnya menyetujui ajakannya.

Kami kemudian menyambangi salah satu stan Sate Madura dipasar ini.

“Sate ayam pake lontong dua, gulai kambing 1.” Tegar memesan makanan.

Kami berdua duduk manis didepan gerobak sate sambil menunggu pesanan kami datang.

“Tegar, minum apa?” tanyaku.

“Es jeruk,” katanya sambil menatapku. Tertumben sekali, hahaha.

“Bu!” aku memanggil istri si penjual sate.

“Iya?”

“Es jeruknya dua ya.” ucapku, si ibu kemudian mengiyakan.

🌼🕊️🌼

“Tegar, mampir ke nesiamart yuk. Aku mau beli stok bulanan,” ucapku.

“Ya ampun, Ja. Emang stok pejoy di kulkas udah abis?” tanya Tegar.

“Belum, tapi tinggal 3 bungkus.”

“Gausah banyak tanya, tadi juga aku yang bayarin. Ayo gas.” suruhku.

Tegar menghembuskan nafas pelan, lalu memasukkan gigi motor honda benly miliknya.

Aku tahu, pasti ia memiliki pikiran,

“untung kakak, kalau ga, udah gue bogem.”

Ya, sekiranya seperti itu mungkin.

Sampai di mini market, aku langsung membeli ini-itu, membayarnya, setelah itu, barulah kami pergi kembali ke rumah.

Dan ternyata Badai dan ayah sudah ada dirumah.

“Lho? Darimana? Kok tadi pintu belakang ga di kunci?” tanya ayah yang menginterogasi kami berdua dihalaman rumah.

Aku sedikit menganga terkejut mendengar pertanyaan ayah barusan, perasaan dag-dig-dug plus keringat dingin sudah pasti ku rasakan sekarang.

“A— eng.. itu, tadi Senja lupa Yah. Maafin Senja,” jawabku sambil menunduk.

“Ya sudah, gak apa. Yang penting ga ada kucing masuk ke rumah. Senja masuk nak. Dingin diluar,” kata beliau.

Aku mengangguk sekilas, lalu menciumi tangan ayah.

“Darimana?” tanya Badai yang berada di depan televisi ruang tamu.

“Makan, sama Tegar.” balasku.

“Loh? Kakak ga dibeliin?”

“Nih,” bukannya aku, malah Tegar yang menjawab pertanyaan Badai.

“Hm. Thanks,” ucap Badai yang mengambil bungkusan plastik loreng berisi Sate kambing kesukaan ayah dan Badai.

Aku berjalan memasuki kamar dan menghempaskan tubuhku diatas kasur.

Dan, jangan lupakan ponsel yang selalu setia bersamaku kemana saja.

Yup. Aku membuka ponselku, lalu melihat banyaknya pesan masuk di pop-up notifikasi.

+62 ******** :
Hai, saveback Ryan.

Aku mengerutkan kening ku bingung, lalu membuka room chat dengan nomor yang tak dikenal ini.

Senja~ :
Siapa ya?

Setelah membalas pesannya, aku kembali ke layar utama, dan beralih pada Mytube.

Belum beberapa menit aku meng-scroll layar beranda Mytube, sebuah pesan muncul dari Whutsapp.

+62 ******* :
Ryan, 12-II

Aku membalasnya dengan cara menggunakan layar belah, agar aku masih bisa melanjutkan aktivitas ku menonton Mytube.

Senja~ :
Ok.

Aku memang tidak suka bertele-tele orangnya. Lebih baik aku melihatnya esok hari daripada banyak bertanya di room chat.





—— • ——

Kim Jong Woon [Yesung] as Ayah •

Kim Jong Woon [Yesung] as Ayah •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

he’s doesn’t age. 🙄

Adhira Senja [Shin Ryujin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang