-chapter 0ne ; this is us !
; mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata, kalimat, atau ejaan. setiap author tidak akan pernah lepas dari sebuah 'typo' atau salah ketik ketika sedang mencurahkan ide nya pada kanvas putih dalam aplikasi berwarna orange dengan ikon W ini.
- • -
Author Point Of View
Gadis itu melangkah dengan riang memasuki gedung baru yang terasa asing pada dirinya, dengan ditemani oleh kedua saudara laki-lakinya yang sesama murid baru di sekolah menengah atas tersebut.
Senja -gadis ini- baru saja menjadi murid di SMA Harapan Nusantara.
"Kelas mana dek?" tanya sang kakak sulung, Badai.
"Kan udah aku bilang, 10B." jawab Senja.
"Tegar, kelas mana lo?" kini Badai beralih pada si bungsu yang sedari tadi sibuk dengan ponselnya.
"10D gua." balasnya singkat tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kakak kelas mana?" tanya Senja.
"Sama kaya kamu, 10B."
"Lah?! Kita sekelas?! Yeay!" Ungkap Senja dengan riang lalu memeluk kakaknya dengan bahagia.
Badai tersenyum, dirinya membalas pelukan Senja dan mengukir senyum manis nan tentram di wajahnya yang bisa membuat siapapun luluh melihatnya.
"Tegar, lo tau kelasnya kan?" tanya Badai kearah Tegar.
"Iya gua tau." balas Tegar sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku celana abu-abu miliknya.
"Yaudah, kita pamit ya." ucap Badai.
"Ja. Kelas mana lo?" tanya Tegar.
Walaupun Senja lebih tua 8 menit darinya, tetap saja Tegar memanggil Senja dengan namanya sendiri, bukan dengan embel-embel Kakak atau sebagainya.
"10B." Jawab Senja dengan jutek.
Memang, kedua kembar bersaudara ini memiliki ketidakcocokan satu sama lain, apalagi sikap Tegar yang kasar terhadap wanita, dibandingkan dengan Senja yang sangat lembut dan tidak suka dengan kekerasan.
"Jutek ama lo ya. Gua bogem ntar," Canda Tegar.
"Nih, bogem aja! Bogem sini!" Sialnya Senja malah menganggapnya serius.
Melihat hal itu, Tegar tersenyum remeh sambil terkekeh kecil melihat wajah cemberut Senja yang terlihat benar-benar serius.
Tenang saja, Tegar tidak pernah berani memukul Senja, walaupun sekecil apapun pukulan tersebut, Tegar tidak pernah melakukannya.
Karena Tegar sangat menghormati kakaknya, Senja. Apalagi kakaknya tersebut adalah satu-satunya perempuan di keluarganya.
"Senja anak ayah yang paling cantik dan paling ayah sayangi, jangan cemberut dong sayang," bujuk Tegar sambil meniru suara ayahnya tiap membujuk Senja.
Senja mendelik kearah Tegar, lalu dirinya memukul kuat-kuat lengan Tegar, walau sebenarnya sama sekali tidak terasa bagi Tegar.
Tegar terkekeh kecil meresponnya.
"Tegar bacot! Aku gamau ketemu kamu lagi!" Senja kini terpancing emosi.
"Eh eh. Aduh, maaf deh. Iya iya, Gua salah." ungkap Tegar.
"Oit. Udah, udah. Mending lo ke kelas deh, Gar. Ga usah debat disini." suruh Badai.
Tegar masih terfokus pada kakaknya, dirinya lalu mengusak halus rambut Senja yang kian cemberut dengan omongannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adhira Senja [Shin Ryujin]
Fanfiction[cuma cerita ecek-ecek yang didasari atas rasa gabut, lalu tercetuslah ide membuat fanfiction ini.] suka? tambahin aja ke library, sekalian vote nya ya wahai netizen. 🌹 ga suka? ga apa-apa kok, tinggalin aja lapak ini. 🌹 hope you enjoy it guys 🌹❤...