Bab 1 Perubahan?

1.9K 63 3
                                    

"HANNA!!!"

BRAK! BRAK! BRAK!

"BUKA PINTUNYA BODOH!"

"HANNA!!"

Suara nyaring di balik pintu memaksa Hanna menghentikan kegiatan belajarnya, dengan terburu-buru ia pun bangkit dan segera membukakan pintu yang masih diketuk dengan keras.

"Ada apa Key-"

PLAK!

Satu tamparan tiba-tiba saja melayang ke wajah Hanna.

"Apa kau sudah mulai membangkang? Berani sekali kau membuatku menunggu di sini!"

Alih-alih marah, Hanna hanya bisa menghela nafas dengan kelakuan adiknya itu. "Maaf Key tadi aku-"

"Maaf!? Kau kira dengan meminta maaf saja baju-bajuku ini akan rapih dengan sendirinya? Lihat! Bereskan semua pakaianku sekarang!"

Keyla melempar semua pakaian yang dibawanya pada Hanna.

"Maaf Key, tapi hari ini aku harus kuliah pagi. Jika aku membereskan semuanya sekarang aku akan terlambat." Jelas Hanna dengan nada selembut mungkin, berharap adiknya itu akan sedikit meredakan emosinya.

"Kau pikir aku peduli? Bereskan semua pakaian ku sekarang, kalau tidak hukumanmu akan lebih parah dari semalam!" Ancam Keyla.

"Tapi Key-"

"Kau mau aku melapor pada ayah? Aku yakin kau tidak ingin mendapatkan lagi cambukan darinya kan?"

Hanna terdiam. Hal itu membuat Keyla tersenyum puas.

"Kau tau apa yang harus dilakukan kan?"

Hanna menghela nafasnya pasrah. "Baiklah, aku akan membereskannya sekarang."

"Yasudah cepat!"

"Iyah."

Lagi-lagi seperti ini. Sudah terlalu biasa, bahkan hingga umurnya menginjak 22 tahun Hanna bahkan belum merasakan apa itu kebebasan.

Selama bertahun-tahun dia tinggal bersama keluarga yang tidak pernah peduli dengannya. Seakan kehadirannya bagaikan sebuah benalu besar, yang patut untuk disingkirkan.

Laki-laki yang selama ini ia anggap sebagai ayah pun, kenyatanya dia hanyalah seorang bajingan yang tidak memiliki moral. Begitu pun dengan wanita yang ia anggap sebagai ibu. Sosok nya yang cantik itu justru lebih membenci dirinya lebih dari yang lain. Ditambah lagi dengan kedua adiknya, Keyla dan Lisa mereka juga tidak ada bedanya selain terus menyiksa dan juga membullynya.

Hanna sendiri tidak tahu mengapa ibu bahkan semua keluarganya membenci dirinya, seakan dia bukanlah bagian dari keluarga ini.

Meskipun begitu, tidak ada yang bisa Hanna lakukan. Ia masih berusaha untuk sabar dengan perilaku kasar mereka, sampai mungkin ia lulus nanti. Karena rencananya setelah lulus, Hanna akan pindah dari tempat yang sudah menjadi rumah penyiksaannya itu.

BRAK!

"AW!!!" Hanna terpekik kaget saat Keyla tiba-tiba melempar keranjang baju ke arahnya.

PLAK!

"Ah!"

Keyla tiba-tiba kembali menampar Hanna, dan dari sana Hanna bisa melihat tatapan kebencian yang teramat dalam pada sorot mata Keyla padanya.

"Apa yang sedang kau lakukan hah? Bukannya segera membereskan pakaianku, tapi kau malah menangis di sini? Apa perintahku belum jelas sebelumnya?!" Teriak Keyla memenuhi ruangan itu.

Dan Hanna pun baru menyadari bahwa airmatanya telah luluh begitu saja saat memikirkan nasib dirinya sejak tadi. Ia pun cepat-cepat menyeka sisa airmata di pipinya dan berdiri.

The Black MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang