"Goblok si ahh, lu kalo jalan tu pake mata dong." teriakan dari seorang laki-laki
"lu yang goblok, yang ada kalo jalan tu pake kaki." balas kencang suara perempuan. Sambil memungut sejumplah buku.
Sekolah ini memang luas, bahkan siswanya berjumplah ribuan. Tak menutup kemungkinan jika mereka tak saling kenal. Wajar saja tak kenal, karena si perempuan adalah pelajar pindahan dari sekolah lain.
"eh nda, pagi-pagi begini kok wajah lu udah asem hahah."
"apaan si, gua tu lagi benci sama hari ini. Tadi ya gua tu lagi jalan, tiba-tiba ada cewe yang nabrak gua dari depan. Malah dia gk minta maaf ke gua. Gua benci banget ketika dia neriakin gua."
"yaelah Nda cuma masalah begitu doang. Udah lah lupain aja."
"iya rud, udah gua lupain kok."
-
"eh lu kan murid baru disekolah ini, giman kalo gua ajak lu muterin sekolah ini, ya seenggaknya ngenalin lingkungan ke lu."
"ayo Nggi" jawab Kiya dengan cepat.
Setelah beberapa waktu, Akiya pun telihat bahagia. Ia terlihat nyaman dengan sekolah barunya. Apalagi dengan teman barunya itu Anggi namanya. Ia adalah pengurus osis disekolahnya, sebagai sekretaris pertama.
"Kiya, ini adalah ruang osia gua. Para pengurua osis biasanya rapat disini setiap ada acara. Disana juga ada mading sekolah, jadi kalo lu mau lihat karya anak-anak sastra lu bisa liat dimading itu." jelas Anggi sambil menunjuk mading sekolah.
"wah keren juga, gua salut sama pengurua osisi disini." jawab Kiya sambil tersenyum
"oh iya, dan sepertinya minggu depan ada acara basket antar kelas, disekolahan kita."
"wah kayanya asik tuh." jawab Kiya
-
Nanda adalah salah satu anak basket, ia juga gemar membuat kalimat-kalimat indah dengan rangkaian kata-kata. Sampai-sampai bu Indah memaksa Nanda agar masuk sastra. Namun Nanda tetap menolak dari beberapa tawaran bu Indah. Dengan alasan akan lebih aktif dibasket.
"Nda, Nanda. Tadi ya gua liat ada murid baru disekolah kita. Sumpah cantik banget." kata Rud
"yaelah rud, kaya belum pernah aja liat cewe cantik." jawab Nanda biasa saja.
"Bener kata Rud Nda, Senyumnya tu manis banget" sahut Bagas dari samping Rud.
"yayaya terserah lu berdua." jawab Nanda masih dengan wajah biasa saja.
Nanda memang begitu orangnya tak pernah tertarik dengan omongan temannya apalagi jika mengenai perempuan. Seketika sifat cueknya merajalela dibenak Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara 23:59
RandomEntah ini puisi atau cerita ringan yang tak kunjung terungkap dikepalsuan bulan.