"Ya, gua sayang sama lu, gua janji bakal bahagiain lu, dan gua janji gak bakal nyakitin hati lu. Dan gua juga bakal selalu jaga lu." kata Arka.
"emmm"
"mau kan?" Arka memegang tangan ku.
"iyaa mau" aku mengangguk. Mengiyakan. Lalu Arka mencium tangan ku.
Awalnya perasaan ku padanya hanyalah remang-ramang. Namun kini, Arka benar-benar menyinari segalanya.
Tentang Nanda, mungkin dia telah menemukan seseorang yang benar-benar pantas untuknya. Jika disuruh untuk memilih, jelas saja aku memilih Nanda. Dia adalah cintaku. Cinta pada pandangan pertama.
Nanda tidak pernah merasakan, apa yang aku rasakan.
Mungkin Nanda tidak pernah menaruh namaku pada hatinya.Dua minggu kemudian..
Sejauh ini hubungan ku dengan Arka baik-baik saja. Selama ini Arka selalu bersama ku selama disekolahan. Kecuali ke kamar mandi wanita.
Arka juga sering mengantar ku pulang. Bahkan sampai teman-temanku pernah bilang sekarang Si Ketua Osis jadi tukang ojek. Padahal aku sudah berusaha menolak tawarannya.
"hey Onyet" Suara Arka memanggilku.
"Apaan si Kudanil" jawabku tengil."Besok Ada acara?" tanya Arka.
"kenapa emangnya?" tanya ku balik sedikit penasaran.
"Ya tanya doang si heheh."
"ihhh nyebelin" aku cemberut.
"Niatnya si kalo kamu besok gak ada acara. Aku mau ngajakin kamu ke suatu tempat."
"gak ada acara si, kemana emannya?" aku semakin penasaran saja.
"Rahasia dong, ya udah besok aku jemput jam tujuh oke."Arka sambil mengacungkan jempolnya.
"oke sayang."
"Ke kelas sana, kamu udah di tungguin tuh sama Anggi."
"iyaiyaa"
Keesokan harinya...
Kring... Kring.. Kring..
Aku berusaha bangun tepat waktu. Bergegas mengambil handuk dan mandi.
Lalu mencari pakaian yang cocok bagi ku. Sembari mengecek hp ku, barangkali ada notif dari Arka.
"Kiya, kok buru-buru banget. Emangnya mau kemana?" tanya ibu ku, sambil menyiapkan sarapan untuk ku.
"Ada janji sama Arka bu." sambil mengambil sedikit nasi dan sedikit sayuran.
Ting..Tong
Bel rumah berbunyi, sepertinya Arka. Aku cepat-cepat membukakan pintu, namun aku kalah cepat dengan ibu.
"Eh nak Arka."
"assalamualaikum bu, Kiya ada bu." sambil salaman dengan ibu.
"wa'alaikumsalam, itu lagi sarapan. Masuk dulu nak." jawab ibu sambil menunjuk ruang makan.
Arka masuk kerumahku. Lalu ia duduk di ruang tamu.
"Heyy Kudanil" sapa ku ceria.
"Udah siap?" tanyanya.
"Ayokkk." lalu aku membuka pintu. "Kiya pergi dulu bu."
Arka sepertinya sudah sangat hafal tentang jalan ini. Semakin jauh udara semakin dingin. Sehingga memaksaku untuk memeluknya lebih erat lagi.
"kenapa? Dingin?" tanyanya.
"iyaa" jawab ku sambil menahan dingin.
Suhunya memang tidak terlalu dingin. Hanya saja aku tidak pernah kedaerah dingin seperti ini.
Setelah sekitar satu setengah jam. Arka memarkirkan sepeda motornya.
"Udah sampai?" tanya ku.
"belum sayangg." jawabnya membuat ku tersipu.
Ia mengajak ku berjalan kaki. Membawaku ke bawah ribunnya pepohonan. Udara yang sejuk dengan suara burung bersahutan.
Sampai di tempat yang belum pernah ku jamah. Ia menggenggam tanganku. Menatap mataku. Ia melempar senyum pada ku.
Ini bukan tentang dia. Tatapannya pun bukan milik dia. Bukan milik Nanda Aksara. Mengapa aku selalu teringat dengan manusia itu. Manusia yang tak pernah menaruh namaku pada hatinya. Mengapa hati ini masih tetap menginginkannya. Batin ku.
"Kiya, kok ngalamun?" suara Arka memecahkan suasana.
"Enggak kok sayang." jawabku "Oiya disini indah banget, baru pertama ini aku merasakan suasana seperti ini apalagi ditemani orang tersayang hehe" lanjutku, sambil senyum manja.
"Bisa aja dasar" Arka mencubit hidungku,Aku dan Arka telah menghabiskan waktu cukup lama ditempat ini. Kami memutuskan untuk pulang.
Dijalan Arka beberapa kali menawarkan makan pada ku. Dengan tubuh yang selelah ini, aku pun jelas menolaknya. Aku sudah ingin cepat-cepat pulang. Tidur dikasur kesayangan.
Hari ini sangat menyenangkan juga sangat melelahkan. Namun aku bersyukur bisa merasakan ini semua.
"yey udah sampai." kata Arka.
"huhh, capek juga." aku turun dari motornya, "ayok masuk dulu." tawar ku.
"iyaa tapi udah sore, besok-besok aja ya" jawab Arka.
"Yahh, nanti pasti ditanyain ibu." aku memasang wajah merajuk.
"Salam aja buat ibu ya, love you Kiya sayang." Arka lalu bergegas pulang.
"Love you to Arka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara 23:59
RandomEntah ini puisi atau cerita ringan yang tak kunjung terungkap dikepalsuan bulan.