“Hyungjun, Papa pergi dulu ya. Nanti sore Papa pulang kok. Hyungjun baik-baik ya di rumah sama Bibi.” Papa Sangyeon mengusak-usak rambut anak semata wayangnya.
Hyungjun hanya diam, tidak membalas, raut wajahnya bete. Hyungjun kesal dengan sang Papa yang selalu mementingkan urusan pekerjaan dibandingkan dirinya. Hyungjun hanya belum mengerti jika apa yang dilakukan Papanya, itu semua demi dirinya.
Papa Sangyeon sengaja membeli rumah di desa yang masih sejuk jauh dari polusi ibu kota, itu semua demi Hyungjun yang kesehatannya semakin memburuk dari hari ke hari. Jantung Hyungjun lemah, bawaan sejak lahir, dan sakitnya itu semakin diperparah karena stress pasca ibunya meninggal karena sakit jantung juga, bisa dibilang, penyakit jantung yang diderita Hyungjun merupakaan penyakit bawaan dari ibunya.
Sangyeon sebenarnya juga berat harus meninggalkan Hyungjun seorang diri di rumah di lingkungan baru -walaupun ia sudah menyewa seseorang untuk menemani Hyungjun, tapi nampaknya Hyungjun tidak suka dengan kehadiran si perawat- tapi itu harus karena Sangyeon belum bisa berhenti dari pekerjaannya yang sekarang.
Hyungjun hanya diam melihat papanya memasuki mobil dan meninggalkan rumah.
“Hyungjun, kita-“
Hyungjun tidak mendengarkan perkataan sang bibi lebih lanjut, ia langsung masuk ke dalam rumah, mengabaikan sang bibi yang berusaha mengajaknya bermain.
Hyungjun suka menari, tapi penyakitnya itu menghalangi. Itu salah sati dari banyak hal yang membuat mood Hyungjun cepat sekali berubahnya. Hyungjun akan senang begitu lagu kesukaannya terputar di televisi yang sedang ditontonnya, badannya akan ikut bergerak kecil mengikuti irama lagu, tapi begitu Papa Sangyeon melihatnya, papanya itu pasti menyuruhnya berhenti, Hyungjun tidak suka.
Saat ini bibi sedang memasak makan siang di dapur, Papa Sangyeon sedang bekerja, ini kesempatan bagus.
Hyungjun pergi ke halaman belakang rumahnya, memutar lagu favorit dari handphone miliknya dan menari kecil, Hyungjun masih tahu diri kalau ia tidak boleh bergerak dengan cepat dan enerjik, itu akan membebani kinerja jantungnya. Maka dari itu ia hanya berjinjit jinjit kecil dan mengikuti setiap pose dance dari salah idol group ternama.I want you...
I need you...
Di dalam benakku...
...
Heavy...rotation...
Saat sedang asik-asiknya mengikuti gerakan tari di layar ponselnya, suara semak-semak yang bergoyang menghentikannya.
Hyungjun waspada, beberapa hari belakangan ini memang Hyungjun merasa ada yang sedang memperhatikannya secara diam-diam, tapi di saat Hyungjun menoleh ke belakang, tidak ada siapapun di sana. Hyungjun mengira itu hanya perasaannya saja, tapi hari ini...
Hyungjun terus memperhatikan semak-semak yang bergoyang itu, halaman belakang rumahnya memang tidak ditutupi pagar dan langsung berhadapan langsung dengan jalanan entah ke mana Hyungjun tidak tahu. Hyungjun belum pernah menjelajah lingkungan di sekitar rumah barunya.
“WAAAA.”
“AAAAAAAAAA!” Hyungjun terkejut oleh seseorang yang melompat ke luar dari semak-semak itu, ia langsung memasang sikap waspada dan akan berteriak lagi sebelum seseorang itu mengulurkan kedua tangannya ke depan, tanda supaya Hyungjun tidak berteriak lagi.
“E...eh...jangan teriak lagi. Tenang tenang, aku bukan orang jahat kok.”
Hyungjun semakin curiga karena orang itu memasang senyum yang mencurigakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/208675606-288-k382152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART ❤️WonKyuJun❤️
Fiksi PenggemarMasih inget dengan Rahel, Farel dan Luna pada masanya kan? Bagaimana dengan Wonjin, Minkyu dan Hyungjun? Check it if you want to know.