Hari minggu, hari yang paling ditunggu semua murid sekolah termasuk Salsa. Pagi ini Salsa sudah bersiap untuk pergi jogging, Salsa menuruni anak tangga sambil bersenandung kecil.
“Anak mama udah rapi, mau jogging?” tanya Santi, mama Salsa yang sedang menonton televisi.
“Engga ma, Salsa mau taekwondo” ucap Salsa asal.
“Loh bukannya kamu gak suka taekwondo ya Sal?” tanya mamanya dengan heran.
“Mama ih udah tau Salsa mau jogging masih aja ditanya” ucap Salsa kesal dengan mamanya ini.
Santi hanya tertawa kecil melihat tingkah anaknya yang sedang kesal. Menurutnya itu sangat lucu.
“Iya Sal mama bercanda hehe. Yaudah sana berangkat keburu siang nih” ujar Santi.
“Iya mah, Yaudah Salsa berangkat ma. Assalamualaikum” pamit Salsa sambil mencium tangan mamanya.
“Iya Waalaikumsalam”
Baru 2 putaran Salsa mengelilingi taman ini, tapi rasanya seperti sudah 10 putaran. Salsa akui Ia lemah dibidang olahraga apalagi lari. Tetapi, Ia sangat suka jogging dipagi hari seperti ini. Menurutnya, udara pagi yang dihirup masih segar belum terpolusi oleh banyak polutan.
Salsa memutuskan untuk istirahat sejenak di salah satu bangku taman untuk menetralkan nafasnya. Salsa duduk sambil mengamati seorang anak laki-laki yang sedang bermain bersama ayahnya. Melihat itu, Salsa jadi teringat tentang papanya. Dimana papanya sekarang? Apa papanya bahagia? Apa papanya merindukan Salsa? Salsa tertawa sumbang, mana mungkin papanya merindukan Salsa, itu sangat tidak mungkin. Tanpa Salsa sadari, setetes air mata jatuh di pipinya. Salsa amat sangat merindukan papanya, tetapi kenangan itu juga membuat Salsa menjadi benci kepada papanya.
“Nih, hapus air mata lo” ucap seorang lelaki sambil mengulurkan sapu tangan. Salsa mendongak. Mood Salsa semakin buruk setelah tau siapa cowok yang sudah memberikan sapu tangan kepadanya.
Salsa menepis sapu tangan itu.“Ngapain lo disini? Gausah sok peduli!” ucap Salsa ketus.
“Niat gue baik lho Sal” ujar cowok itu sambil duduk disamping Salsa.
Salsa menghapus air matanya dengan tangannya sendiri, Ia tidak menerima sapu tangan yang diberikan Rangga. Ya, cowok itu adalah Rangga.
Rangga yang tau sapu tangannya ditolak, hanya tersenyum lalu memasukkannya disaku hoodie nya.
“Lo kenapa deh Sal, masih pagi udah mewek” tanya Rangga peduli. Salsa tidak menanggapi. Ia tetap fokus ke depan tanpa menoleh ke arah Rangga sedikitpun.
“Sal kalo orang nanya tuh dijawab kali” ucap Rangga sambil mencolek pundak Salsa.
Bukannya menjawab Salsa malah makin nangis. Hal itu membuat Rangga bingung. Pasalnya Rangga tidak tau alasan Salsa menangis, Ia tidak mau orang-orang salah paham dikira ntar Rangga lagi yang buat Salsa nangis.
“Eh loh Sal kok malah nangis sih, duh jangan nangis dong Sal. Ntar dikira orang-orang gue yang bikin lo nangis” ucap Rangga panik. Rangga bingung harus berbuat apa. Karena Ia tidak pernah tau cara menenangkan cewek yang lagi nangis.
“Duh Sal gue harus gimana dong, cup cup cupp adek manis diem ya jangan nangis ntar kakak Rangga beliin es krim deh. Tapi adek manis diem ya jangan nangis” ucap Rangga yang seperti sedang menenangkan anak kecil.
Gagal. Usaha Rangga untuk menenangkan Salsa gagal. Yang ada Salsa malah makin nangis. Rangga mengacak rambutnya frustasi. Apa yang harus Ia lakukan kepada cewek yang sedang menangis? Siapapun tolong bantu Rangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I?
Teen Fiction"Gue gak tau harus bilang apa yang jelas gue bahagia ketemu cewek kayak lo"- Rangga Putra Dharma. "Lo yang bahagia, gue yang menderita!!"- Salsabilla Adijaya.