Enam

9 1 0
                                    

Meja makan Christopher Perkin hari ini tampak meriah dengan sajian berbagai jenis kudapan. Tamunya hanya Lana Denver seperti biasa, tapi orang bijak mengatakan, berpikir keras membuatmu cepat lapar.
"Jadi, siapa yang bisa dicoret dari daftar tersangka, Mr. Perkin?".
"Sementara ini baru pengacara senior Jonathan Lambert, yang sama sekali tidak memiliki motif. Lagipula alibinya kuat. Dia tidak pernah meninggalkan tempatnya saat kejadian malam itu. Tidak ada kesempatan bagi dia mendekati korban. Yang lainnya bergantian ke kamar kecil dan dapur, serta mungkin juga ke ruang perpustakaan bersama Miss Lucille Ray."
"Bagaimana dengan para pelayan, Sir?"
"Berdasarkan interogasi, mereka tampak aman. Oh ya, teriakan yang terdengar sesaat sebelum penemuan korban ternyata berasal dari pelayan yang menemukan jasadnya. Jadi, bukan teriakan korban." Mr. Perkin menarik nafas sejenak.
"Jika korban dicekik, pelakunya berarti sedang berada cukup dekat dengan korban. Orang ini harus bergegas kembali ke ruang tamu sebelum pelayan memergokinya. Perlu diingat, Mrs. Austin baru kembali dari dapur beberapa menit sebelum insiden itu diketahui."
"Jadi, tersangka utamanya kemungkinan Mrs. Austin dan Finn Hanley? Keduanya sempat meninggalkan ruang tamu." Lana Denver mengernyitkan dahi sambil berbicara.
"Roger Austin juga."
"Betul, Mr. Perkin. Tapi kira-kira apa motifnya? Mrs. Austin mungkin pelakunya karena menggunakan racun biasanya dilakukan pembunuh wanita. Dia juga lama meninggalkan ruangan untuk ke dapur yang berdekatan letaknya dengan ruang perpustakaan. Oh ya, dia juga duduk di sebelah Ms. Lucille Ray saat makan malam. Dia bisa memasukkan arsenik ke minuman korban saat semua tidak melihat. Residu arsenik itu ditemukan dalam teh yang disajikan saat makan malam bukan? Finn Hanley, nah, siapa yang bisa menebak pikiran seorang mantan kekasih yang mungkin mendendam?".
"Jangan lupa Roger Austin."
"Kenapa? Apa dugaannya?"
"Salah memesan bunga. Roger Austin memesan bunga dari Spring Florist hari itu. Salahnya, dia memesan mawar merah muda. Mrs. Austin menyukai mawar putih."
"Ohh. Miss Lucille Ray menyukai mawar merah muda." Lana Denver terkesiap. "Mungkinkah ini perselingkuhan?"
"Bisa jadi. Itu motif yang perlu digali, antara lain dengan mengejar pengakuan tersangka jika belum mendapatkan bukti. Sekarang tinggal meminta polisi menyelidiki asal-usul arsenik itu. Ini kota kecil, toko kimia dan farmasi di kota ini tidak mungkin sumbernya. Terlalu mudah ketahuan siapa yang membelinya. Pasti didapatkan dari luar kota."
"Sekarang juga bisa dipesan online, Mr. Perkin."
"Nah, biarkan polisi yang menyelidiki. Kita tunggu hasilnya."
"Bagaimana dengan memo itu?"
"Itu benar tulisan tangan Ms. Lucille Ray. Polisi sudah memverifikasi. Kemungkinan saat di ruang perpustakaan, Ms. Lucille Ray sempat akan menuliskan sebuah jadwal atau appointment, tapi dia tidak bisa menyelesaikan catatannya."
"Siapa yang menaruh memo itu di meja rias Mrs. Austin?"
"Pelayan. Seorang pelayan yang menemukannya terselip di bawah coffe table, mengira memo itu milik Mrs. Austin. Kita tahu kan bagaimana seorang pelayan biasa diperintah untuk tidak membuang kertas apa pun yang ditemukan pada saat bersih-bersih?"

Mawar TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang