"M-Maafkan aku"
Hinata meminta maaf untuk kesekian kalinya. dia makin menundukkan kepalanya karena malu. Setelah dia mendengar penjelasan tentang kejadian malam itu, ketika dia terombang-ambing di lautan dan di selematkan oleh salah satu anggota bajak laut topi jerami. Chopper - sang dokter kapal - merawatnya semalaman penuh, karena dia hampir terkena hipotermia. sedangkan Brook - tengkorak itu - menemaninya selama dia pingsan. Hinata merasa sangat malu, karena setelah kebaikan mereka. Dia justru kabur dan menganggap meraka makhluk aneh yang ingin menangkapnya.
Melihat gadis itu yang langsung membungkuk dan meminta maaf setelah mengetahui kebenarannya, membuat seluruh kru yakin kalau dia bukanlah prajurit angkatan laut. karena seorang prajurit angkatan laut tidak mungkin membungkuk pada sekelompok bajak laut.
Harga diri mereka tidak akan membiarkannya.
"Sekali lagi aku minta maaf, aku hanya terkejut karena.....ka-karena...." Hinata berpikir sejenak untuk memilih kata yang tepat.
"Nah...Nah...Hinata! sudah cukup minta maafnya. kami mengerti, kau pasti merasa ketakutan karena saat kau terbangun hal pertama yang kau lihat adalah tengkorak yang bisa berbicara. Dulu juga aku ketakutan ketika pertama kali bertemu dengan Brook." wanita berambut orange, yang sekarang Hinata kenal bernama Nami berusaha menenangkannya.
"Melihat tengkorak saja sudah merupakan mimpi buruk." sambung Usopp.
"Itu sangat kasar. Nami! Usopp!" protes Brook.
"Ta-Tapi...., tetap saja, aku merasa sangat buruk. kalian telah menyelamatkan-ku tapi aku malah mengacau di kapal ini."
Sanji mendekatinya, lalu menyodorkan sepiring sandwich untuk gadis itu. "Sudahlah Hinata-chan tidak usah dipikirkan. lebih baik makanlah dulu untuk memulihkan tenagamu." sambil mengedipkan sebelah matanya ke Hinata.
"Yup Sanji benar, ayo kita makan! makan yang banyak Hinata. Masakan Sanji yang paling enak di dunia ini" mendengar perintah sang kapten, seluruh kru mulai menyantap sarapan mereka. Hinata mengambil sandwich-nya dan meletakannya di mulutnya. Sandwich itu terasa sangat gurih dan lembut. Luffy benar, masakan Sanji sangat enak.
Hinata lalu menyantap sup yang sengaja Sanji buatkan untuknya. katanya sup itu bisa membantu menghangatkan tubuhnya dan memulihkan stamina-nya. sekali lagi, perkataan koki kapal itu benar, karena Hinata merasa chakra-nya mulai mengalir dengan stabil setelah memakannya.
"Ini sangat enak Sanji-san" Hinata tersenyum lembut ke arah sang koki.
"Benarkan." ucap luffy bangga.
"Terima kasih Hinata-chan. Demi senyum indahmu, aku akan memasakan apapun yang kau inginkan." Hinata sempat terkekeh mendengarnya sebelum dia melanjutkan makannya.
Dalam diam Hinata mengamati kegiatan sarapan mereka. Luffy yang terlihat makan paling lahap diantara yang lainnya, Choper dan Usopp yang terus berbicara meskipun mulut mereka penuh dengan makanan. Franky yang duduk di hadapan mereka, terkadang menanggapi candaan teman-temannya. Robbin yang dengan tenang menyantap sandwich-nya sambil sesekali meminum kopi. Brook yang meskipun hanya tulang belulang masih bisa makan layaknya manusia normal. Nami yang memarahi teman-teman nya saat mereka sudah terlalu ribut. Sanji hanya duduk di dekat dapur sambil merokok dan Zoro - pria yang ternyata menyelamatkannya malam itu - memakan sarapannya dengan muka mengantuk dan malas.
Melihat pemandangan semacam ini, mengingatkan Hinata pada teman-temannya di Konoha. Di sebuah kedai yakiniku, dimana mereka berkumpul dan makan malam bersama setelah menyelesaikan misi.
Hinata mulai merindukan konoha.
"Oi koki mesum, berikan aku sake!"
"Ambil saja sendiri! kau pikir aku pelayan mu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Short Journey
FanfictionPerjalanan singkat yang dilalui Hinata Hyuga dengan kelompok Bajak laut topi jerami memberikan kenangan yang tak terlupakan bagi gadis itu. Pria itu mungkin tidak menyadarinya. tapi hati Hinata telah tertinggal di kapal yang berlayar untuk mencari...